Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menerima audiensi Executive Director of Policy at Asia Society Australia and a Senior Fellow at the Asia Society Policy Institute Richard Maude bertempat di Gedung Trigatra, pada Rabu (31/5).

Pada kunjungan tersebut, Richard Maude didampingi oleh Counsellor Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Jakarta Sarah Willis dan Australian Defence Attache Brigadier Matt Campbell. Kunjungan tersebut merupakan rangkaian agenda kunjungan Richard Maude beserta pendamping selama di Jakarta

Gubernur Lemhannas RI menyambut baik kunjungan tersebut. Dalam kunjungan tersebut, Richard Maude menyampaikan akan menghadiri Shangri-La Dialogue di Singapura yang juga akan dihadiri oleh Gubernur Andi Widjajanto. 

Gubernur menyampaikan bahwa dirinya akan berada di tim panel bersama Menteri Pertahanan Ukraina, Tiongkok, Belanda, dan Austria pada Shangri-La Dialogue. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Andi membahas tentang ketegangan persaingan teknologi dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok 

Lebih lanjut, disampaikan pula bahwa Presiden Joko Widodo membuat tim untuk mencoba menghubungkan kembali AS, Tiongkok, dan Eropa menggunakan terminologi yang sama, yaitu collaboration, cooperation, engagement, not rivalry, dan not competition

“Kita tidak mau menggunakan istilah decoupling (dan) de-risking. Kita sadar bahwa hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi kita akan berasal dari AS, Australia, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan juga Tiongkok,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Infrastruktur teknologi juga tidak terpisahkan dari paradigma utama. Namun, dalam hal ini tiba-tiba dunia menjadi terpisah. Teknologi memisahkan beberapa wilayah. Menurut Gubernur Lemhannas RI, itu masalah yang sedang dunia hadapi saat ini.

“Dan di Lemhannas kita mencoba untuk mengkajinya sehingga kita bisa memiliki pemahaman yang lebih mendalam lagi,” tutur Gubernur Andi Widjajanto. Richard Maude juga menyetujui bahwa isu tersebut merupakan isu yang menarik bagi setiap orang saat ini.

Diskusi tersebut dilanjutkan dengan membahas pergeseran signifikan pada keamanan internasional setelah perang dingin. Kemudian, Gubernur Andi Widjajanto juga menyampaikan topik-topik pengkajian utama Lemhannas RI yang diminta Presiden Joko Widodo.

Turut hadir mendampingi Gubernur Lemhannas RI, Tenaga  Profesional Bidang Geografi Lemhannas RI Drs. Sukendra Martha, M.Sc., M.App.Sc.; Kepala Biro Hubungan Masyarakat Brigjen TNI Suratno, S.I.P.; serta Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Deny Septiana, S.A.P., M.A.P. (SP/CL)


Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menerima audiensi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Akbar Himawan Buchari bersama sejumlah pengurus HIPMI bertempat di Ruang Nusantara I pada Selasa (30/5). Pada kesempatan tersebut, dibahas rencana kegiatan pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi para anggota HIPMI yang akan dilaksanakan pada Juni 2023 dan pada tahun 2024 mendatang.

Ketua Umum HIPMI menyampaikan bahwa antusiasme para anggota HIPMI untuk mengikuti pemantapan nilai-nilai kebangsaan di Lemhannas RI sangat tinggi. Keikutsertaan para anggota HIPMI dalam kegiatan tersebut merupakan salah satu syarat untuk menjadi pengurus baik di tingkat provinsi, maupun tingkat nasional.

HIPMI juga siap untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan Lemhannas RI pada bidang-bidang lainnya, tidak hanya bidang pemantapan nilai-nilai kebangsaan. Terlebih mengingat jejaring HIPMI yang semakin luas, bahkan mencakup level kabupaten/kota dan ratusan perguruan tinggi. “Kalau ada program-program khusus yang bisa dikolaborasikan dan disinergikan, networking kami siap bersinergi,” kata Ketua Umum HIPMI.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Lemhannas RI juga memiliki keterbatasan daya jangkau. Namun, hal tersebut dapat disiasati dengan keikutsertaan anggota HIPMI dalam program Pelatihan untuk Pelatih di Lemhannas RI sehingga tercipta pelatih dalam HIPMI sendiri. Untuk menjangkau ke daerah-daerah, HIPMI juga dapat bekerja sama dengan Ikatan Alumni Lemhannas RI pada tingkat daerah.

“Kami sedang menyiapkan proses sertifikasinya untuk pelatihan kebangsaan,” pungkas Gubernur Lemhannas RI.

Turut hadir mendampingi Gubernur Lemhannas RI, yakni Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Laksda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M., M.Tr.Opsla, Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Deny Septiana, S.A.P., M.A.P., dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Brigjen TNI Suratno, S.I.P. (NA/CL)


Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menjadi narasumber dalam seminar “Mengamankan Keberlanjutan Usaha Di Tengah Dinamika Perubahan Global dan Menyongsong Tahun Politik 2024”. Diselenggarakan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Sekuriti Indonesia (Apjasi), seminar tersebut dilaksanakan bertempat di Hotel Mercure Jakarta, Rabu (31/5) dan diikuti oleh para pengurus, anggota Apjasi, dan asosiasi yang bergerak di bidang pengamanan dan akademisi, serta masyarakat pemerhati sekuriti.

Mengawali paparannya, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan tentang kompetisi hegemoni. Kompetisi hegemoni pada dasarnya terjadi antara AS dan Tiongkok, tetapi hal ini juga berdampak sampai ke lingkup tata kelola keuangan, energi, prakarsa konektivitas, bahkan mengarah ke ancaman perang 2030.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menjelaskan posisi Indonesia yang berada di tengah dua lanskap besar geopolitik, yakni Amerika Serikat dan Tiongkok. Menurut Gubernur Lemhannas RI, hal tersebut dapat berpotensi menjadi peluang strategis jika dapat diramu dengan baik. Namun, dapat menjadi ambigu juga karena Indonesia tidak memilih pihak manapun.

“Ini bisa memberi peluang bahwa kita bisa mengombinasikan apa yang menjadi kepentingan hegemoni bagi ekonomi AS dan Tiongkok, kalau kita bisa meramunya secara tepat. Tetapi bisa juga menjadi ambigu karena tidak mau memilih ke kiri atau kanan,” kata Gubernur Lemhannas RI. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa meramunya dengan baik. Isu tersebut menjadi salah satu hal yang dikaji oleh Lemhannas RI.

Saat ini Lemhannas RI ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk membuat proyeksi risiko global. Dalam menyusun proyeksi tersebut, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah ketidakpastian global, risiko 2023, intervensi yang menjadi katalis ketidakpastian ekonomi, kerawanan terhadap kepentingan ekonomi Indonesia, rivalitas pertahanan, rivalitas ekonomi dan teknologi, ancaman inflasi, pelemahan kinerja sektor properti dan konstruksi dunia, serta disrupsi rantai pasok.

“Dalam menghadapi ketidakpastian global, Indonesia harus bersiap-siap melakukan terobosan-terobosan ke depan,” ucap Gubernur Lemhannas RI. Oleh karena itu, Gubernur Lemhannas RI mengingatkan seluruh peserta seminar untuk tidak bekerja secara biasa-biasa saja. Menurut Gubernur Lemhannas RI, baik pekerja, perancang kebijakan, maupun penyiapan tim krisis tidak boleh biasa-biasa saja.

”Indonesia sendiri memiliki beberapa peluang. Peluang yang benar-benar harus dibaca adalah Indonesia merupakan satu-satunya negara G-20 yang bonus demografinya terjadi dalam 10 tahun ke depan. Sebagian besar negara G-20 bonus demografinya sudah lewat,” kata Gubernur Lemhannas RI. Namun, harus dapat dipastikan bahwa bonus demografi yang akan datang memiliki kualitas yang baik.

Untuk menciptakan bonus demografi yang berkualitas, diperlukan lompatan pada beberapa bidang. Di antaranya adalah transformasi digital, ekonomi biru, ekonomi hijau, konsolidasi demokrasi, dan pembangunan IKN. “Lima sektor utama yang Lemhannas kaji, kami meyakini Indonesia bisa melompat kalau kita bisa menemukan terobosan di sektor-sektor ini,” pungkas Gubernur Lemhannas RI. (NA/CL)


Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan focus group discussion (FGD) kajian urgent dan cepat (jurpat) “Mengintensifkan Kerja Sama Nasional Menuju Arsitektur Kesehatan Indonesia yang Paripurna” bertempat di Ruang Kresna, pada Senin (29/5).

FGD tersebut merupakan kajian jurpat berdasarkan proyek prioritas nasional, guna mendapat masukan yang komprehensif dan menyempurnakan naskah kajian Lemhannas RI. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. saat menyampaikan laporannya.

Dalam sambutannya, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyampaikan bahwa kajian tentang sektor arsitektur kesehatan baik secara global maupun nasional perlu dilakukan. “Kami berusaha menawarkan kajian kepada presiden apa yang perlu dilakukan, sehingga kita memiliki arsitektur kesehatan Indonesia yang siap dengan tantangan ke depan,” ujar Gubernur Lemhannas RI.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menjelaskan ketidakpastian global terjadi sejak pandemi Covid-19. Jika ditarik mundur ke belakang, ada beberapa penyakit seperti HIV Aids dan flu Spanyol yang juga turut menyebabkan ketidakpastian global. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa risiko geopolitik yang menjadi fokus Lemhannas RI bisa naik signifikan ketika ketidakpastian globalnya dipengaruhi masalah kesehatan. Pandemi global membuat banyak hal menjadi tidak menentu, salah satunya kolapsnya perekonomian. Untuk itu, mitigasi tentang hal tersebut perlu disiapkan.

Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Lemhannas RI akan berusaha untuk masuk ke kajian arsitektur kesehatan dengan melihat perbandingan-perbandingan global sehingga bisa memberi usulan kepada presiden atas masukan dari para narasumber yang merupakan pakar di bidang tersebut untuk mentransformasi arsitektur kesehatan Indonesia.

Acara dilanjutkan dengan pengantar oleh Tenaga Profesional Bidang Geostrategi dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si. selaku fasilitator diskusi. Dalam pengantarnya, Dr. Margaretha Hanita menyampaikan bahwa pandemi memberi pelajaran berharga karena seluruh dunia menghadapi ancaman yang sama. 

Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama lebih dari dua tahun menyebabkan perubahan besar di Indonesia. Sektor utama yang terdampak adalah industri jasa dan sistem perawatan kesehatan. Dalam lingkup global, sebuah upaya untuk mengatasi pandemi disusun bersama dalam skema kerja sama arsitektur kesehatan global. 

Dalam presidensi G-20 tahun lalu, Indonesia memberi prioritas tinggi pada arsitektur kesehatan global tersebut. Salah satunya adalah pembentukan pandemic fund, yang akan mendukung pembiayaan kesiapsiagaan negara berpendapatan rendah dalam menghadapi pandemi di masa depan.

Hal yang tidak kalah penting adalah meningkatkan kolaborasi pemerintah dan organisasi profesi untuk memperoleh hasil pembangunan kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan kajian strategis sehingga diperoleh input berbasis data fakta ilmiah dari berbagai sumber yang dapat menghasilkan rekomendasi akan kebijakan lanjutan.

FGD ini menghadirkan beberapa narasumber, yakni Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., M.M.B., Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof. Dr. Apt. Arry Yanuar, M.Si., Ketua Ikatan Dokter Indonesia Dr. dr. Moh. Moh. Adib Khumaidi, Sp.OT., Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Apt. Noffendri Roestam, S.Si, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia drg. Usman Sumantri, M.Sc, dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Dr. dr. Brian Sriprahastuti, M.P.H. (SP/CL)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749