Lemhannas RI Selenggarakan Talkshow Gebyar Kebangsaan sebagai Upaya Penguatan #PancasilaJatiDiriBangsa

Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) mengadakan kegiatan Talkshow Gebyar Wawasan Kebangsaan dengan mengangkat tema “Penguatan Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa di Era Digital dalam Rangka Mendukung dan Meningkatkan Ketahanan Nasional” dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni 2023 #PancasilaJatiDiriBangsa bertempat di Aryanusa Ballroom Menara Danareksa, Jakarta Pusat, pada Rabu (24/5).

Talkshow Gebyar Wawasan Kebangsaan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Jadi Lemhannas RI Ke-58.

Dalam perkembangannya, Pancasila harus menghadapi berbagai tantangan yang mengancam eksistensinya. Tantangan yang dihadapi adalah memudarnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat Indonesia.

Salah satu penyebabnya adalah dampak dari pesatnya perkembangan teknologi informasi dalam arus globalisasi yang memungkinkan masyarakat mengakses setiap informasi secara mudah, cepat, dan tanpa batas termasuk berbagai informasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Melihat pesatnya persebaran informasi melalui media sosial, perlu adanya filterisasi informasi penggunaan secara bijak. Tanpa filterisasi informasi dan kebijaksanaan pengguna, tentulah dapat mengancam lunturnya nilai-nilai luhur bangsa. Hal ini juga akan mengakibatkan munculnya pemahaman yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan mengikis jati diri sebagai bangsa yang besar akan kekayaan sumber daya alam, jumlah penduduk, adat istiadat, budaya, suku, agama, dan bahasa.

Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Bidang Kebangsaan Lemhannas RI memandang perlu melakukan kegiatan Gebyar Wawasan Kebangsaan sebagai upaya penguatan tentang lahirnya Pancasila dan penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa di era digital dapat terwujud, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan nasional.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto bertindak sebagai pembicara kunci dan membahas tentang Geopolitik X Pancasila.

Gubernur Lemhannas RI memaparkan tentang komparasi implementasi nilai-nilai Pancasila. Agregat indeks global yang mengukur isu-isu prioritas Pancasila menunjukkan posisi Indonesia belum optimal. Pemetaan global menunjukkan posisi Indonesia masih berada di posisi sedang. Masih terdapat penerapan isu di tingkat nasional yang berada di bawah rata-rata standar global.

Secara khusus, pelaksanaan isu-isu prioritas di sila ke-1 dan ke-5 memiliki jarak yang paling signifikan dengan rata-rata global. Di sisi lain, Indonesia dinilai telah melaksanakan sila ke-4 relatif baik ketika dibandingkan dengan rata-rata standar global.

“Paling kuat sila 4, karena kita berhasil menjalankan 5 kali pemilu demokratik sampai 2019, 2024 pemilu demokratis kita ke 6, 2029 pemilu demokratis kita ke-7, katanya setelah 7 kali, Indonesia menjadi negara demokrasi matang, yang terkuatnya sila ke-4,” kata Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto.

Meski menjadi sila terkuat, Gubernur Lemhannas menyebutkan ada bentuk dari sila ke-4 yang sulit untuk dicari bentuknya, yakni kombinasi hikmat dan kebijaksanaan. “Dua kata yang hampir tidak pernah kita pakai. Kapan kita ingin membuat keputusan, setop, cari dulu hikmat kebijaksanaannya,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan bahwa sila terlemah dari Pancasila adalah sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila tersebut mengatur tentang hubungan antara agama dan negara, menjamin kebebasan beribadah, serta menjaga toleransi.

Menurut Gubernur Lemhannas RI, Indonesia merupakan negara antara sekuler dan teokrasi karena menjamin kebebasan beribadah, tetapi juga mengatur agama. Nilai Indonesia dalam hubungan antara agama dan negara berada di spektrum tujuh, jika dilihat dari spektrum satu sampai sembilan. Hal ini disebabkan ada yurisdiksi yang diatur oleh negara.

“Sekali lagi, ini cara kami di Lemhannas untuk berusaha memikirkan Pancasila yang dibenturkan tantangan geopolitik,” tutur Gubernur Lemhannas RI.

Mengakhiri sambutannya, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa nilai implementasi Pancasila saat ini berada pada angka tiga, dari skala satu sampai lima. Dari situlah dapat mulai dibayangkan arah berjalannya Indonesia menuju tahun 2030 sampai 2045.

Adapun narasumber yang hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Wakil Ketua MPR RI periode 2019 – 2024 Dr. Ahmad Basarah, S.H, M.H., Founder Yayasan Harapan Pemuda Indonesia Laila Nihayati, dan Influencer Sherly Annavita Rahmi, S.Sos., M.SIPh.

Turut hadir pejabat internal Lemhannas RI, di antaranya, Wakil Gubernur Lemhannas RI Letnan Jenderal TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komisaris Jenderal Polisi Drs. Purwadi Arianto, M.Si., para deputi Lemhannas RI, para tenaga ahli pengajar, tenaga ahli pengkaji, dan tenaga profesional, serta para pejabat struktural Lemhannas RI. (SP/CHP)

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749