Lemhannas RI Selenggarakan Seminar Ketahanan Nasional “Pertahanan Cerdas 5.0 Ibu Kota Nusantara”

Guna mendukung program pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mengusung konsep smart defence dan dapat beradaptasi dengan teknologi, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) melalui Direktorat Pengkajian Pertahanan, Keamanan (Hankam) dan Geografi Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas RI menyelenggarakan Seminar Ketahanan Nasional Bidang Hankam yang mengangkat tema “Pertahanan Cerdas 5.0 Ibukota Nusantara” bertempat di Ruang Flores, Hotel Borobudur pada Kamis (25/5). Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka hari Jadi Lemhannas RI Ke-58.

Penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia pada tanggal 14 Maret 2022 menjadi tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita besar, yakni pembangunan Ibu Kota Negara dengan nama Nusantara. Simbolisasi penyatuan tanah dan air dari seluruh provinsi di Indonesia tersebut merupakan perwujudan sebuah “Kebhinekaan” yang dimiliki bangsa Indonesia, seiring dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.

Membangun Ibu Kota Negara yang baru tidaklah sama dengan membangun kota biasa. Di samping perlunya perencanaan dan desain yang akan memenuhi seluruh kebutuhan minimal suatu Ibu Kota Negara, juga perlu diiringi dengan perencanaan dan pembangunan sarana-sarana pendukung tambahan dari sisi pertahanan. Sisi pertahanan menjadi penting di dalam membangun suatu kota yang benar-benar baru. Perpindahan Ibu Kota Negara merupakan perpindahan Center of Gravity, sehingga kebutuhan dari sisi pertahanan dan keamanan menjadi sangat krusial.

Pada sambutannya, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto menyampaikan bahwa dalam seminar ketahanan nasional bidang hankam yang sedang diselenggarakan, merupakan bentuk upaya mencari terobosan-terobosan kebijakan untuk memastikan pertahanan yang digelar di Ibu Kota Nusantara bisa sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan bahwa seminar ini diselenggarakan karena menyadari Undang-Undang Pertahanan sudah berusia 20 tahun dan Undang-Undang TNI juga akan memasuki usia 20 tahun pada tahun depan. Dalam kurun waktu 20 tahun tersebut, banyak hal terjadi dan perkembangan signifikan dari sisi geopolitik. “Kita melihat ada perkembangan-perkembangan teknologi baru. Kalau dalam tiga tahun terakhir ini kombinasi antara cyber, kombinasi digital dengan space yang akhirnya menghasilkan tema pagi ini smart defence yang betul-betul mengandalkan lompatan teknologi,” tutur Gubernur Lemhannas RI.

Gubernur Lemhannas RI juga menegaskan pada saat akan digelarnya pertahanan di Ibu Kota Nusantara, pastikan gelar itu sudah mengantisipasi perubahan karakter perang. Hal tersebut karena adanya pergeseran geopolitik, pergeseran ancaman dan juga ada pergeseran teknologi.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa seminar ini merupakan case study untuk memastikan gelar pertahanan IKN itu akan bisa mengantisipasi perubahan dalam sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan.

“Kami di Lemhannas akan bergerak paralel dengan apa yang dibutuhkan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan terkini,” tutur Gubernur Lemhannas RI.

Acara seminar ketahanan nasional bidang hankam tersebut dibagi dalam tiga sesi. Sesi pertama seminar menghadirkan tiga narasumber, yakni Mantan Kasau/Kepala Pusat Study Air Power Indonesia Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, IBM Global Senior Expert Chris Hockings, dan Vice President Sales Asia Rheinmetall Colonel Stefan Schader.

Untuk sesi kedua narasumber yang hadir adalah Analis Pertahanan Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si., Director of ICT Strategy and Business Huawei Indonesia Mohamad Rosidi, CETC Vice Marketing Director Indonesia Stephen Shi, dan CETC Representative Saleh Sanjoto.

Sedangkan pada sesi ketiga narasumber yang hadir adalah Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto dan Kepala BSSN Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian.

Acara seminar tersebut dimoderatori oleh Kepala Pusat Kolaborasi Internasional LPPN Universitas Pertahanan RI Kolonel Lek Ir. Rujito D. Asmoro, G.DIPL in DS., M.A., RCDS., CPHCM., CIPA., CIT., IPM.

Mengawali paparannya pada sesi ketiga, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Lemhannas RI mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk mengkaji Ibu Kota Nusantara dan salah satu hal yang dikaji adalah bagaimana merumuskan pertahanan IKN dan dikaitkan dengan perkembangan teknologi. “Karena salah satu kajian kami yang diminta presiden adalah tentang transformasi digital,” kata Gubernur Lemhannas RI.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan tentang dinamika global mengindikasikan perang masa depan akan makin kompleks. Gelar persenjataan mutakhir diproyeksikan akan menjadi fitur utama di ketika konflik mengeskalasi di berbagai titik ketegangan.

Beberapa titik ketegangan global berlokasi relatif dekat dengan Indonesia dan IKN secara khusus. Eskalasi konflik di kawasan tersebut akan membawa dampak langsung bagi Indonesia dan Ibu Kota Negara secara khusus. Oleh karena itu, penerapan sistem pertahanan cerdas perlu menjadi prioritas bagi pembangunan pertahanan nasional.

Pada konsep pertahanan cerdas (smart defence), perkembangan teknologi, kompleksnya medan pertempuran, serta kerawanan IKN meniscayakan kebutuhan pengadopsian konsep tersebut. Penerapan sistem pertahanan cerdas diimplementasikan melalui pengadopsian teknologi mutakhir serta sinergi dan sinkronisasi lintas domain. Teknologi kunci bagi penerapan konsep smart defense meliputi kapasitas di sektor informasi, pengindraan, serangan, dan komando.

Mengakhiri paparannya, Gubernur Lemhannas RI berharap agar kajian yang disajikan Lemhannas RI bisa memperkuat para pemangku kepentingan di Kementerian Pertahanan RI dan TNI untuk mendapatkan  pertahanan yang tangguh di Ibu Kota Nusantara. (SP/CHP)

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749