Lemhannas RI mengadakan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertempat di Lapangan Tengah Lemhannas RI, Selasa (1/10). Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini diikuti oleh seluruh anggota Lemhannas RI dan dipimpin oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsekal Madya Wieko Syofyan yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Dalam upacara tersebut dibacakan Teks Pancasila, Naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan Naskah Ikrar. Dalam Ikrar tertulis bahwa peserta upacara membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila diselenggarakan sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 tahun 1967 tentang Penetapan Tanggal 1 Oktober Sebagai Peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Upacara tersebut menjadi momen untuk mengajak para peserta agar melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila, semua pihak diharapkan dapat melakukan refleksi nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Pemahaman terhadap nilai-nilai luhur pancasila berguna untuk memperkokoh jati diri dan karakter bangsa dalam rangka mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam suasana damai, toleran, dan saling menghargai, dengan dijiwai semangat kepahlawanan khususnya pahlawan-pahlawan revolusi.


Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menjadi pembicara dalam Kuliah Umum Kebangsaan yang diselenggarakan oleh ILUNI UI Sekolah Pascasarjana, Sekolah Ilmu Lingkungan dan Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia dengan tema “Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional dalam Menghadapi Serangan Proxy War”. Kuliah umum tersebut diadakan di Gedung IASTH Lantai 3, Kampus Universitas Indonesia, Salemba pada hari Jumat (27/09).

“Serangan Proxy War ini sudah terjadi dimana-mana dan bukanlah hal yang baru, sudah ada sejak dahulu kala,” ujar Agus. Serangan Proxy War prinsipnya adalah jika seseorang ingin menguasai negara lain atau kepentingan kelompok lain tentu ia ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan kerugian sekecil-kecilnya, maka ia memakai orang lain yang dapat bekerja untuk kepentingannya. Pemilihan orang lain itu bisa berdasarkan kontrak, persamaan ideologi, atau persamaan tujuan. 

Perang cyber juga menjadi roda penyelenggaraan perang proxy, karena perang cyber dapat menyembunyikan identitas pelaku. CSIS Amerika memperkirakan telah terjadi setidaknya 78 insiden cyber yang signifikan dan menyelesaikan serangan yang berhasil terhadap lembaga pemerintah, perusahaan teknologi canggih pertahanan atau tindakan kriminal ekonomi yang mengakibatkan kerugian dalam jutaan dolar Amerika. Negara-negara di dunia sekarang tengah melakukan penyesuaian terhadap front baru peperangan yang telah dibuka dalam ruang angkasa Cyber.


Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menjadi pembicara dalam Kuliah Umum Kebangsaan yang diselenggarakan oleh ILUNI UI Sekolah Pascasarjana, Sekolah Ilmu Lingkungan dan Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia dengan tema “Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional dalam Menghadapi Serangan Proxy War”. Kuliah umum tersebut diadakan di Gedung IASTH Lantai 3, Kampus Universitas Indonesia, Salemba pada hari Jumat (27/09).

“Serangan Proxy War ini sudah terjadi dimana-mana dan bukanlah hal yang baru, sudah ada sejak dahulu kala,” ujar Agus. Serangan Proxy War prinsipnya adalah jika seseorang ingin menguasai negara lain atau kepentingan kelompok lain tentu ia ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan kerugian sekecil-kecilnya, maka ia memakai orang lain yang dapat bekerja untuk kepentingannya. Pemilihan orang lain itu bisa berdasarkan kontrak, persamaan ideologi, atau persamaan tujuan. 

Perang cyber juga menjadi roda penyelenggaraan perang proxy, karena perang cyber dapat menyembunyikan identitas pelaku. CSIS Amerika memperkirakan telah terjadi setidaknya 78 insiden cyber yang signifikan dan menyelesaikan serangan yang berhasil terhadap lembaga pemerintah, perusahaan teknologi canggih pertahanan atau tindakan kriminal ekonomi yang mengakibatkan kerugian dalam jutaan dolar Amerika. Negara-negara di dunia sekarang tengah melakukan penyesuaian terhadap front baru peperangan yang telah dibuka dalam ruang angkasa Cyber.


Lemhannas RI kembali menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) yang ke-3 kalinya di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (26/9). JGF 2019 yang mengundang delapan narasumber dengan tiga topik berbeda dibuka oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu.

“Forum ini bertujuan untuk menyediakan tempat bagi para praktisioner, preofesional dan akademisi untuk bertukar pandangan dan pemikiran mengenai masa depan geopolitik dan tatanan dunia,” ujar Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo di awal sambutannya.

Agus menjelaskan bahwa berakhirnya perang dingin menyebabkan munculnya kekacauan dunia. Kekacauan itu menyebabkan perubahan besar dalam tatanan internasional. Perubahan besar tersebut ini tidak dapat dihindari dan juga menjalar ke berbagai sisi kehidupan. Agus menyebut bahwa perubahan tersebut, harus diikuti dengan ide-ide, pemimpin, dan institusi yang lebih baik dan sesuai dengan keadaan dunia saat ini. Agus menyebutkan bahwa di satu sisi, perubahan ini menyebabkan gangguan yang tidak pernah ada sebelumnya namun di satu sisi juga menghasilkan kekuatan baru, harapan baru, dan tatanan dunia baru.

“Saya berterimakasih kepada perwakilan pemerintah, sektor swasta, dan akademisi yang hadir pada hari ini  dan membuat saya yakin bahwa dalam momentum yang sangat berharga ini, para undangan yang telah hadir dapat enganalisa kerangka geopolitik dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di kekacauan dunia saat ini serta apa yang kemungkinan terjadi dalam tatanan dunia normal melalui diskusi mendalam di forum ini,” tutur Agus.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal (Purn) Ryamzard Ryacudu dalam sambutannya menyambut positif atas digelarnya JGF 2019 ini. “Saya sangat senang bahwa kita memiliki acara Jakarta Geopolitical Forum ini. Ryamizard menyebutkan bahwa kawasan Indo-Pasifik adalah pusat dari gravitasi keamanan global yang saat ini berkembang dan telah membentuk suatu tatanan dunia baru. Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN yang juga termasuk dalam Kawasan Indo-pasifik, lanjut Ryamizard, haruslah menjalin kerjasama yang baik dengan negara-negara di Kawasan Indo-Pasifik dalam menghadapi tantangan bersama dan menjadikan tantangan tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk membangun dunia yang lebih damai. 

Adanya ancaman besar yang mengancam kestabilan Kawasan Indo-Pasifik seperti perang antar negara, terorisme, separatism, bencana alam, narkotika, ancaman siber hingga ancaman terhadap ideology hendaknya dihadapi dengan kerjasama dan persatuan seluruh negara di Kawasan Asia-Pasifik yang agar dapat tercipta kesejahteraan bagi Kawasan Indo-Pasifik. 

Di akhir sambutannya, Ryamizard berharap Lemhannas RI dapat berfungsi sebagai Lembaga yang dapat mengevaluasi dan menilai rencana aksi yang dikembangkan berdasarkan pada hal-hal yang telah terjadi di masa lalu, sehingga di masa depan kita dapat menjadi lebih Tangguh.“Saya juga berharap Lemhanas juga dapat mengembangkan indikator pertahanan dan keamanan untuk memantau situasi geopolitik di wilayah Indo-pasifik”, Pungkas Ryamizard.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749