Sebanyak 120 peserta yang terdiri dari tenaga ahli pengajar, tenaga ahli pengkaji, tenaga profesional serta pejabat yang terkait dengan pendidikan Lemhannas RI mengikuti Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik (Kependidikan) Lemhannas RI. Kegiatan tersebut bertujuan agar diperolehnya kesamaan persepsi dan untuk memperdalam pemahaman tulisan ilmiah perseorangan bagi para tenaga pendidik dan pejabat struktural Lemhannas RI.

“Kita harus berbenah diri, menggali dan mengerahkan segenap potensi diri, memacu dan memicu kreativitas dan aktivitas yang mencerminkan adanya perubahan-perubahan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangan dunia saat ini,” ujar Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada sambutan pembukaan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik (Kependidikan) Lemhannas RI bertempat di Ruang NKRI, Senin (28/10).

Menurut Agus, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan memegang peranan strategis dalam upaya pembentukan karakter seorang pemimpin yang akan mewarnai peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan perlu menyamakan persepsi dalam membimbing, memandu, dan mengarahkan peserta. Agus juga menilai bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, karena tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dibutuhkan suatu mekanisme pengelolaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan kompetensi di bidang pendidikan demi peningkatan kualitas mutu pendidikan.

Selain hal tersebut, Agus juga menegaskan bahwa tenaga pendidik juga diharapkan memiliki kompetensi literasi sesuai dengan RPJMN IV Tahun 2020-2024 yaitu meningkatkan budaya literasi, inovasi dan kreativitas. Kemampuan literasi menjadi modal bagi para tenaga pendidik masa kini untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif dan tidak monoton yang hanya bertumpu pada satu metode pembelajaran yang mungkin membosankan bahkan terkesan tidak berbeda jauh dengan pendidikan-pendidikan lainnya yang pernah dijalani peserta.

“Perlu diingat pula bahwa kualitas para tenaga ahli pengajar, tenaga ahli pengkaji, dan tenaga profesional dapat menjadi cerminan dari kualitas pendidikan yang akan dihasilkan Lemhannas RI,” ujar Agus mengingatkan. Lebih lanjut Agus menegaskan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tidak hanya dituntut untuk memahami mekanisme dan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan, namun juga dituntut untuk senantiasa meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan wawasan profesionalnya sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing.

Pada kesempatan yang berbeda yakni dalam penutupan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendidik (Kependidikan) Lemhannas RI, Rabu (30/10), Agus menyampaikan tiga harapan besarnya kepada peserta. “Pertama, Berpikir, bersikap, dan bertindak secara profesional, simpatik dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing. Kedua, berikan contoh dan keteladanan bagi para peserta didik, sehingga transformasi dalam pembentukan watak dan karakter sebagai pemimpin tingkat nasional yang andal dapat diwujudkan. Ketiga. meningkatkan kemampuan diri dan budaya literasi, inovasi dan kreativitas untuk mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter sehingga menjadi manusia unggul, maju dan berkebudayaan.” ujar Agus.


Peneliti Senior The National Institute for Defense Studies (NIDS) Jepang Hideo Tomikawa bersama beberapa delegasi The National Institute for Defense Studies (NIDS) Jepang melakukan kunjungan ke Lemhannas RI, Rabu (23/10). Kunjungan tersebut diterima oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan yang didampingi oleh Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Budi Setiawan dan Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik Berlian Helmy dan diawali dengan courtesy call bertempat di Ruang Tamu Gubernur Lemhannas RI.

Mewakili Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wieko mengucapkan selamat datang dan memberikan sedikit pengenalan mengenai Lemhannas RI. “Lemhannas RI adalah lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab pada Presiden,” ujar Wieko menjelaskan. Wieko juga menyampaikan harapannya agar di masa depan hubungan antara NIDS Jepang dan Lemhannas RI bisa semakin erat.

Setelah selesai melakukan courtessy call, kunjungan dilanjutkan dengan paparan dan diskusi di Ruang Gatot Kaca Gedung Asta Gatra Lemhannas RI didampingi oleh Tenaga Profesional Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional Marsda TNI (Purn) Surya Dharma, S.I.P. “Pandangan Indonesia mengenai Belt and Road Initiative (BRI) tidak hanya berdasarkan filosofi,” ujar Direktur Bidang Pengkajian Berlian Helmy membuka paparannya. Dalam paparan tersebut Berlian menjelaskan bahwa Indonesia memandang Belt and Road Initiative (BRI) tidak hanya berdasarkan filosofi BRI itu sendiri, namun lebih kepada strategi untuk bertahan dalam persaingan global yang semakin ketat. Menurut Berlian, wilayah Indonesia berada ditengah-tengah antara jalur strategis Belt and Road Initiative (BRI), Free and Open Indo-Pacific (FOIP), dan ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP). Hal tersebut akan sangat menguntungkan Indonesia jika bisa dimanfaatkan dengan baik.

Selain hal tersebut, Berlian juga menjelaskan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN ingin berkontribusi membangun ASEAN menjadi organisasi yang memiliki kekuatan tidak hanya di dalam lingkup regional namun juga di wilayah dunia. Setelah paparan Berlian selesai, kunjungan dilanjutkan dengan tanya jawab.

“Bagaimana sikap Indonesia melalui ASEAN dalam melaksanakan sistem pertahanan dan bagaiman respon dari negara sahabat?” tanya Peneliti NIDS Yuko Manabe saat sesi tanya jawab. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Berlian yang menyatakan bahwa peran Indonesia dalam mempererat hubungan persahabatan ASEAN adalah dengan tetap menjaga solidaritas ASEAN. “Indonesia berusaha menyeimbangkan antara tanggung jawab komando dan ketertarikan komando dalam bersikap,” ungkap Berlian. Melalui ASEAN, Indonesia memilih untuk meningkatkan konektivitasnya antara Indo-Pasifik dan Asia-Pasifik. Menurut Berlian hal tersebut tentunya akan menjadi pekerjaan rumah dan tantangan bagi Indonesia kedepannya, karena adanya beberapa pihak yang tidak mau berkontribusi maupun memilih berada di tengah-tengah.

Kemudian Tenaga Profesional Bidang Diplomasi dan Hubungan Internasional Marsda TNI (Purn) Surya Dharma, S.I.P. juga menambahkan bahwa saat ini di ASEAN ada fenomena ketidakselarasan antara kepentingan masing-masing negara ASEAN. Kesulitan yang sedang dihadapi Indonesia yaitu membujuk negara-negara sahabat untuk ambil andil dalam regional baik Asia-Pasifik maupun Indo-Pasifik.


Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91, Lembaga Ketahanan Nasional RI melaksanakan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Tengah Lemhannas RI, Senin (28/10). Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bertindak langsung sebagai Inspektur Upacara.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 mengangkat tema “Bersatu Kita Maju”. Tema tersebut bertujuan untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. Pemuda untuk mencapai Indonesia Maju adalah pemuda yang memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Dalam sambutan disampaikan bahwa pada saat ini di belahan dunia telah lahir generasi muda yang memiliki pola pikir yang serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan gramatik. Sejalan dengan hal tersebut perkembangan teknologi informasi juga semakin pesat, namun dapat diibaratkan bagai dua mata pisau. Pada satu sisi perkembangan tersebut memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. Sedangkan pada sisi yang lain perkembangan tersebut menimbulkan dampak negatif seperti mudahnya penyebaran informasi yang bersifat destruktif seperti pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme, dan terorisme.

Pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras, dan kultur yang kemudian menuju pada persatuan dan kesatuan bangsa. Sedangkan pemuda saat ini harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik. “Pemuda adalah masa depan bangsa dan negara, pemuda juga harapan bagi dunia. Pemuda Indonesia harus maju dan berani menaklukkan dunia, saya berharap ke depan akan banyak muncul tokoh-tokoh muda yang mendunia,” ujar Agus.

Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini diikuti oleh para pejabat struktural Lemhannas RI, para tenaga ahli pengajar, tenaga ahli pengkaji, tenaga profesional, para peserta Program Pemantapan Pemimpin Daerah Angkatan (P3DA) X, serta segenap personil Lemhannas RI.


“Tema Etika Berbusana dan Pergaulan sengaja diangkat dalam kesempatan ini. Karena dalam pergaulan tidak bisa hanya mengandalkan kecantikan, gelar akademis, atau silsilah keluarga,” ujar Wakil Ketua Perista Lisa Wieko Syofyan membuka pertemuan rutin Persatuan Istri Anggota (Perista) Lemhannas RI beserta dengan karyawati Lemhannas RI bertempat di Ruang Dwi Warna Purwa Gedung Pancagatra Lemhannas RI. Pertemuan yang dilakukan setiap tiga bulan sekali tersebut kali ini mengangkat tema Etika Berbusana dan Pergaulan.

Menurut Lisa, cara berbusana dan bergaul sangat penting untuk diketahui karena secara tidak langsung mencerminkan kepribadian seseorang. Lisa juga menjelaskan bahwa melalui penampilan dan pembawaan diri yang tepat, setiap wanita akan mempunyai rasa percaya diri yang bisa menjadi kebanggaan bagi suami dan keluarga.

Pada kesempatan tersebut, hadir Pengurus Pusat PIA Ardhya Garini Urusan Usaha Seksi Ekonomi Devi Hari Mursanto sebagai narasumber. Selain menjadi Pengurus Pusat PIA Ardhya Garini, Devi juga berprofesi sebagai pengajar penataran istri dan suami di Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara dan pengajar penataran istri suami di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara. Devi Hari Mursanto menjelaskan bahwa dalam etika pergaulan banyak yang harus dijaga seperti senyum saat bertemu orang, melakukan kontak mata saat berbicara, memberikan respek baik kepada orang yang lebih tua maupun yang lebih muda, memberikan salam saat mengangkat dan mengakhir telepon serta saat memasuki atau meninggalkan suatu tempat.

Lebih lanjut Devi juga menjelaskan bahwa harus bijaksana dalam menggunakan sosial media. “Bersosialmedialah dengan bijaksana, tidak dengan kata-kata yang bisa menimbulkan suatu masalah,” kata Devi. Selanjutnya Devi menjelaskan mengenai etika berpakaian yang baik, “Gunakan pakaian sesuai dengan acara,” imbau Devi. Menurut Devi, syarat utama dalam berpakaian adalah bersih, rapi, sopan, dan serasi. Dalam berpakaian juga harus menyesuaikan dengan waktu dan tampilan acara serta memperhatikan kelebihan dan kekurangan tubuh.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749