Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Resmi Ditutup

Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 22 Lemhannas RI secara resmi ditutup oleh Gubernur Lemhannas RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo bertempat di Ruang Dwi Warna Gedung Panca Gatra, Rabu (18/9). Acara penutupan PPSA 22 diawali dengan orasi ilmiah oleh Garin Nugroho mengenai “Bagaimana Membaca Keindonesiaan dengan Strategi Budaya”.

 “Orang-orang selalu bicara bahwa budaya hanya seni saja, sehingga sudahlah tak cukup itu untuk memecahkan masalah bangsa ini. Tetapi sebetulnya strategi budaya adalah budaya dalam arti luas yaitu cara berpikir, bertindak, dan bereaksi di setiap periode jaman menghadapi berbagai masalah,” ujar Garin membuka orasinya. Menurut Garin strategi budaya menekuni berbagai disiplin serta institusi negara dan strategi budaya yang mampu hidup harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Garin juga mengungkapkan bahwa strategi budaya selalu mengandung pengamatan, pengetahuan, dan keterampilan. Menurutnya strategi kebudayaan tidak hanya terdiri dari satu unsur, strategi kebudayaan selalu menggabungkan dari berbagai disiplin. Lebih lanjut, Garin menyatakan bahwa pada dasarnya kebudayaan Indonesia yang beragam lahir sejak awal dibangun keberagaman itu sendiri. “Oleh karena itu, membaca Indonesia adalah membaca keberagaman dengan cara narasi dan imajinasi yang berbeda,” kata Garin.

Kemudian Garin memberikan contoh dengan mengangkat kisah H.O.S Cokroaminoto. Disebut sebagai ‘Raja Jawa Tanpa Mahkota’, Cokroaminoto menggunakan cara berpakaian sebagai strategi budaya. Dulu batik-batik tertentu hanya boleh digunakan oleh bangsawan saja, kemudian Cokroaminoto membuat peraturan bahwa rakyat kecil boleh memakai batik tersebut. Akibatnya tumbuh rasa sama rata sama rasa dalam hati rakyat, kemudian rakyat memakai batik bangsawa tersebut, berjalan, dan menyembah Cokroaminoto. Strategi lainnya adalah budaya bahasa. Cokroaminoto mengatakan bahwa rakyat boleh bicara dengan bahasa kasar, hal tersebut kembali membuat masyarakat merasa sama rata sama rasa.

“Para Alumni PPSA 22 telah menjalani proses belajar yang intens, mendalam, dan juga melelahkan,” kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam sambutannya. Kemudian Agus menegaskan bahwa proses belajar tersebut adalah untuk memantapkan wawasan pengetahuan para alumni melalui pemahanan Empat Konsensus Dasar Bangsa yaitu Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika serta Paradigma Nasional Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan bidang studi lainnya. “Hal ini diberikan dengan tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan agar dalam menjalankan tugasnya yang bermuara pada pembuatan dan implementasi kebijakan publik dalam rangka implementasi konsensus dasar bangsa, para alumni sebagai pemimpin tingkat strategis dapat berjalan dengan baik,” lanjut Agus.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada Alumni PPSA 22 yang telah menunjukkan dedikasi dan komitmen selama pendidikan berlangsung hingga berakhirnya rangkaian pendidikan pada pagi hari ini,” kata Agus. Kemudian dalam kesempatan tersebut, Agus juga memberikan penghargaan capaian prestasi akademik terbaik kepada Marsekal Pertama TNI Age Wicaksono, S. IP., M.A serta penghargaan capaian kertas karya ilmiah perseorangan terbaik kepada Brigjen Pol Krishna Murti, S.IK., M.Si.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749