Dalam rangka memastikan kualitas makanan yang akan dikonsumsi peserta pendidikan Lemhannas RI, Pokja Pengadaan Pelaksanaan Dukungan dan Pelayanan Peserta Lemhannas RI mengadakan food test pada calon penyedia konsumsi bertempat di Ruang Dwi Warna Gedung Panca Gatra, Selasa (17/12). Food Test merupakan salah satu dari 12 tahapan dalam pemilihan penyedia konsumsi bagi para peserta pendidikan di Lemhannas RI tahun 2020.

Food test tersebut diikuti oleh 3 penyedia makanan yakni PT. Agustina Sakti, PT. Cipta Sari Navidi, CV. Nurmaya Sari. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Karsiyanto, Deputi Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dan Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Mayjen TNI (Mar) Guntur ICL turut mencicipi hidangan yang disediakan.

Jenis penilaian terdiri dari 4 kategori yakni menu, cita rasa, kelengkapan peralatan, serta cara penyajian. Diharapkan seluruh pejabat dan tamu undangan dapat memberikan penilaian terhadap kombinasi menu, cita rasa, dan peralatan serta saran dan masukan bagi penyedia jasa konsumsi tersebut.

Diketuai Ita Endah Pertiwi, M.A., proses pengadaan pelaksanaan dukungan dan pelayanan peserta Lemhannas RI berlangsung mulai 4 Desember 2019 sampai 9 Januari 2020.



Lemhannas RI menyelenggarakan Pertemuan Para Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Kabinet Indonesia Maju bertempat di Ruang Konstitusi Lemhannas RI, Rabu (11/12). Pertemuan Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian Kabinet Indonesia Maju merupakan kegiatan yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada pimpinan kementerian/lembaga pemerintah guna meningkatkan kesadaran kepemimpinan pribadi dan kolektif, serta memperkuat koordinasi dan kerja sama dalam rangka menyukseskan visi dan misi Presiden lima tahun ke depan. Kegiatan pertemuan ini diselenggarakan dengan metode yang mencerahkan dan menginspirasi, menghubungkan satu sama lain, kreatif dan menyenangkan, serta apresiatif dan menguatkan.

Tujuan kegiatan ini, yaitu untuk menyelaraskan niat, tujuan, dan aksi menuju Indonesia Maju guna memahami siapa saya, siapa kita, apa peran dan kerja saya, serta kita bersama untuk berkontribusi secara optimal dalam rangka mewujudkan visi bersama. Selain itu, pertemuan ini juga diharapkan dapat mengakselerasi kerja hebat untuk Indonesia Maju di Tahun 2020 guna memahami kompleksitas, dinamika yang terjadi, visi bersama, dan membangun kemampuan untuk musyawarah dan bergotong royong dalam rangka mewujudkan Indonesia Maju.

Dalam kesempatan tersebut hadir Otto Scharmer, penulis buku Teori U, sebagai narasumber sesi “Menyelaraskan Pikiran-Hati-Tindakan dalam Kerja Kolektif dan Kerja Hebat untuk Indonesia Maju”. Otto merasa Indonesia merupakan negara yang sangat luar biasa, ada 4 alasan yang mendasari pendapat Otto tersebut. Alasan pertama adalah kesuksesan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dekade terakhir. Selanjutnya adalah Otto melihat Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar yang sistem pemerintahan demokrasinya berjalan dengan baik. Kemudian keanekaragaman hayati dan lingkungan di Indonesia memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem dunia yakni segitiga koral di Indonesia Timur dan terestrial darat. Terakhir adalah keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Otto melihat Bhinneka Tunggal Ika sangat terwujud di Indonesia dan patut dijadikan contoh negara-negara lain.

Otto juga sangat terkesan dengan strategi penambahan nilai dalam sistem ekonomi, menurut Otto hal tersebut harus terus dipertahankan. Jika komoditi mineral langka dipasangkan dengan kemampuan penambahan nilai, hal tersebut dapat menjadi kekuatan luar biasa bagi Indonesia.

Membuka sesi “Menyelaraskan Pikiran-Hati-Tindakan dalam Kerja Kolektif dan Kerja Hebat untuk Indonesia Maju”, Otto menjelaskan mengenai pembelajaran dan kepemimpinan sistem yang memperluas dan memperdalam. “Dimensi memperdalam yang paling penting menggabungkan kepala, tangan, dan hati. Hatinya penting,” kata Otto. Dimensi memperdalam yang dimaksud adalah memperdalam manusia seutuhnya yang terdiri dari teknis (kepala) yakni belajar dengan mendengarkan, reflektif (kepala dan tangan) yaitu belajar dengan melakukan, dan transformasional (kepala, hati, dan tangan) yakni belajar melalui gotong royong. Kemudian dimensi memperluas adalah memperluas keseluruhan sistem baik tingkat individu, tim, organisasi, dan ekosistem.

“Ada hal yang kita lupakan, yaitu belajar menggunakan 3 instrumen ini dalam skala ekosistem,” lanjut Otto. Kemudian Otto memberikan contoh dalam kasus edukasi. Edukasi memiliki 3 disrupsi yakni digitalisasi, memindahkan fisik pembelajaran bukan hanya di ruang kelas namun juga di luar kelas, serta internal proses belajar bukan hanya di kepala namun juga di tangan dan di hati. Otto mengakui pasti setiap institusi menghadapi masalah yang lebih besar dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri. Maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana membuka diri supaya lebih efektif berkreasi dan bersama-sama bergotong royong menciptakan inovasi-inovasi baru. Menurut Otto, diperlukan sebuah proses untuk membantu pihak-pihak yang berseberangan sehingga tidak hanya melihat perspektif sendiri namun melihat keseluruhan sistem. “Dari egosistem yang berpusat pada diri sendiri, berubah menjadi ekosistem,” ungkap Otto.

Otto juga mengingatkan agar jangan berlama-lama menganalisa suatu gagasan karena hal tersebut hanya akan membunuh gagasan tersebut. Justru harus segera dilakukan walaupun dalam skala kecil, tetapi lakukanlah secara terus menerus hingga mendapatkan umpan balik. Hal tersebut akan berhasil jika pemimpin mau mengenal internal organisasi yang dipimpinnya.

Kapasitas kepemimpinan internal harus menggaungkan 3 hal yakni pikiran yang terbuka, hati yang terbuka, dan keinginan yang terbuka. Pikiran terbuka artinya memahami sudut pandang yang berbeda, sedangkan hati yang terbuka yaitu hati yang merasakan realita, kemudian keinginan yang terbuka adalah tekad dan kemampuan melepaskan hal-hal yang sudah tidak esensial.

“Mungkin kelihatannya mudah, tetapi sulit saat dipraktekkan karena sebenarnya manusia memiliki musuh dalam diri yakni suara-suara yang penuh penghakiman, pesimis, dan rasa takut,” lanjut Otto. Namun, Otto juga menjelaskan bahwa jika sudah ada kesadaran dalam diri mengenai suara-suara tersebut maka akan mempermudah penyelesaian suara tersebut dan membuat diri terus berproses.


“Kegiatan ekspedisi bangsa Indonesia sebenarnya sudah berlangsung lama sekali,“ ujar Tajar Bidang Geografi Mayjen TNI Asrobudi, S.I.P., M.Si. selaku Ketua Umum Ekspedisi Merah Putih, Jakarta (12/12). Pada bulan Juli-Agustus 2020, para pendaki yang terdiri dari Sofyan Arif, Nurhuda, Fandi Achmad, Putri Handayani, dan Fransisca Dimitri akan melakukan pendakian ke Gunung Hkakabo Razi 5881 MDPL di Myanmar yang diakui sebagai puncak tertinggi di Asia Tenggara. Target pendakian tersebut adalah mengibarkan Bendera Merah Putih di puncak Hkakabo Razi sebagai persembahan HUT Indonesia ke-75.

Gunung Hkakabo Razi dikenal dengan medan yang sangat lengkap dan berbahaya yakni mulai dari hutan hujan di kaki gunung sampai lapisan salju dan gletser pada ketinggian 4600 MDPL sampai ke puncak. Oleh sebab itu, para pendaki sudah mengikuti serangkaian pelatihan sejak bulan Juni 2019 dan ekspedisi akan dimulai pada Juli 2020. Persiapan disusun dengan matang yakni mulai survei, perizinan, pelatihan fisik dan penyesuaian iklim. Para pendaki juga mengikuti pelatihan di berbagai medan seperti latihan teknik pendakian gunung es dan salju di Mount Cook, New Zealand dan latihan menjelajah hutan tropis di Gunung Raung, Gunung Halimun, dan Gunung Gede.

“Sekarang ekspedisi adalah upaya pencapaian prestasi, baik atas nama perorangan, grup, bahkan atas nama bangsa dan negara,” lanjut Asrobudi. Lebih lanjut Asrobudi menjelaskan bahwa beberapa kegagalan oleh berbagai tim dari berbagai negara sudah pernah terjadi saat percobaan pendakian puncak Hkakabo Razi. Namun ada juga tim yang berhasil menginjakkan kaki di puncak Hkakabo Razi. Tim Ekspedisi Merah Putih berharap dapat menambah deretan tim yang berhasil mendaki sampai puncak Hkakabo Razi. “Hkakaborazi itu misteri yang harus dipecahkan, harus dibuktikan ketinggian pastinya, harus ditelusuri kesulitan jalur pendakiannya,” ujar Asrobudi.

Awalnya Ekspedisi Merah Putih direncanakan akan sampai di puncak gunung tepat pada 17 Agustus 2020, namun pada bulan Agustus Gunung Hkakabo Razi akan mengalami hujan lebat dan tanpa jeda. Oleh karena hal tersebut, maka rencana pendakian mengalami perubahan dan akan dimulai pada 17 Agustus 2020.

Tim Ekspedisi Merah Putih berharap bahwa tekad menggapai puncak Hkakabo Razi dan mengibarkan Bendera Merah Putih menjadi kebanggaan seluruh Bangsa Indonesia dalam menyejajarkan diri di dunia petualangan internasional. Selain hal tersebut, diharapkan Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi juga dapat menjadi inspirasi dan pemicu semangat para generasi muda Indonesia dalam dharma bhakti sebagai pandu pertiwi, generasi muda Indonesia yang mencintai bangsa dan negaranya.

Ekspedisi Merah Putih juga bertujuan untuk menanamkan jiwa patriotisme, cinta alam, dan profesionalisme dalam bidang petualangan dan pendakian puncak gunung. Selanjutnya juga bertujuan untuk menggalakkan kegiatan ekspedisi petualangan dan pendakian puncak gunung di dalam negeri mengingat kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Serta membangun dan mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam kegiatan petualangan di alam terbuka.


Lemhannas RI menyelenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H di Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI pada (10/12). Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini bertemakan “Meneladani kepahlawanan Rasulullah SAW”.

Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan bahwa Peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan setiap tahunnya merupakan upaya untuk merenungkan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW. “Melalui Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kita harus menanamkan akhlak yang mulia dan menyiramkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah SAW,”.

Agus juga menyampaikan, ketika Nabi Muhammad SAW berjuang menegakkan Islam, yang ditegakkan oleh Nabi adalah nilai-nilai kemanusiaan universal, yaitu keadilan, kesamaan hak, dan toleransi atas hak-hak orang lain.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia, K.H. Muhammad Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D. hadir sebagai narasumber. K.H. Muhammad Cholil Nafis mengatakan kita harus mempelajari sifat keteladanan dan perjuangan kepahlawanan Rasulullah SAW. Kepahlawanan yang dimaksud adalah hidupnya yang mengabdi untuk orang lain, jasa-jasanya bermanfaat untuk orang lain, dan rela membela kebenaran apapun yang terjadi pada dirinya. “Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW juga untuk meneladani Rasulullah SAW, dan bagaimana kita bisa menjadi sebuah solusi,” tambah K.H. Muhammad Cholil Nafis.

K.H. Muhammad Cholil Nafis juga menyampaikan, jangan sampai jihad dimaknai sebagai perang, atau membunuh yang lain. “Jihad yang paling besar adalah jihad terhadap diri kita sendiri, melawan hawa nafsu, melawan kebodohan, nafsu kita yang ingin menang sendiri, atau melawan ego kita yang tidak mau peduli terhadap yang lain,” jelas K.H. Muhammad Cholil Nafis.

Bila bicara kepahlawanan, kepahlawanan merupakan mempertahankan atau mengisi kemerdekaan, “Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini mengembalikan pada kita, kira-kira hidup yang ideal itu seperti apa? Di tengah arus globalisasi dan kemajuan informasi dan teknologi kadang-kadang kita kehilangan kiblat, sebenarnya kita mau meniru siapa?” tambah K.H. Muhammad Cholil Nafis.

K.H. Muhammad Cholil Nafis mengatakan kita harus meneladani semangat berkorban dari Rasulullah SAW. Walaupun Rasulullah sudah dipastikan masuk surga, tapi Rasulullah tetap berjuang untuk menyebarkan kebaikan agar Rasulullah dapat memberikan perubahan pada masyarakat. “Saat itu anak perempuan dibunuh, perampokan, Rasulullah SAW mengubah seluruh tradisi-tradisi Arab dengan kebaikan. Rasulullah SAW rela diasingkan, rela dianiaya. Maka di situlah kepahlawanan, di mana Ia melakukan sesuatu untuk kebaikan orang banyak dan untuk kebenaran yang Ia tegakkan,” tutup K.H. Muhammad Cholil Nafis.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749