Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menerima kunjungan Ketua Ikatan Alumni ITB Ridwan Djamaluddin beserta beberapa pengurus Ikatan Alumni ITB untuk melakukan audiensi bertempat di Ruang Tamu Gubernur, Rabu (8/1).

Dalam audiensi tersebut, Ridwan menyampaikan bahwa Ikatan Alumni ITB ingin lebih banyak berkontribusi bagi bangsa dan negara. Ridwan menyatakan bahwa ada niat untuk belajar, yakni belajar yang bersifat penyegaran dan pemantapan hal-hal baru. “Dengan pertimbangan tersebut maka menghubungi Lemhannas RI dengan asumsi kader-kader pemimpin banyak disiapkan dari sini,” jelas Ridwan. Lebih lanjut Ridwan menjelaskan keinginan untuk bekerja sama dengan Lemhannas RI yakni menjadi peserta dan mendapatkan kurikulum dan pengajaran oleh Tenaga Pengajar Lemhannas RI mengenai nilai-nilai kepemimpinan dan kebangsaan.

Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyambut baik niat tersebut dan meminta rekan-rekan Alumni ITB untuk menjelaskan penajaman substansi apa yang dikehendaki teman-teman Ikatan Alumni ITB sehingga dapat dibantu oleh Lemhannas RI. Audiensi dilanjutkan dengan penjelasan Agus Widjojo mengenai Bela Negara. Agus menegaskan kepada rekan-rekan Alumni ITB agar jangan hanya mengaitkan bela negara dengan pertahanan. “Bela negara adalah cinta tanah air, bukan berarti latihan menembak atau baris berbaris, namun membela Pancasila dan pemerintahan yang baik,” kata Agus. Lebih lanjut Agus menegaskan bahwa wajar jika tiap warga negara membela negara dengan cara yang berbeda dalam bidangnya masing-masing.

Agus mengajak Ikatan Alumni ITB untuk menyebarkan semangat yang positif agar bisa memberikan yang terbaik dalam konteks membangun masa depan Indonesia yang harus semakin sempurna. Agus juga mengingatkan untuk tidak menjadikan tantangan-tantangan yang ada di masa lalu sebagai hambatan ke depan. Hal tersebut dikemukakan Agus dalam kaitan proses demokrasi yang masih terus berkembang di Indonesia.

“Fenomena keadaan yang dihadapi kini belum merupakan kondisi final, demokrasi masih harus terus disempurnakan” ujar Agus. Banyak infrastruktur demokrasi di Indonesia yang masih belum didasarkan pada kaidah demokrasi. Diperlukan warga negara yang cerdik dan pandai untuk menyempurnakan hal tersebut. Saat ini Indonesia berada pada masa transisi, salah satunya yakni transisi demokrasi. Transisi demokrasi yang dihadapi saat ini adalah tidak semua masyarakat memiliki pemahaman terhadap demokrasi yakni demokrasi tidak pernah menjanjikan pemimpin yang kuat. Kekuatan demokrasi sebenarnya terletak pada diri masyarakat, jika masyarakat kuat maka akan tetap memiliki kedaulatan kekuatan demokrasi. “Bangsa Indonesia harus kita jaga untuk kita kawal terus,” pesan Agus menutup audiensi dengan Ikatan Alumni ITB tersebut.

Ikatan Alumni ITB adalah lembaga yang menjembatani kegiatan para alumni dengan almamater. Sebagai lembaga yang menangani kealumnian ITB, lembaga ini menjadi sangat penting sebagai wadah Alumni ITB sebagai pendukung tercapainya ITB sebagai universitas riset berkelas dunia.


Sejumlah pejabat struktural Lemhannas RI, para tenaga ahli pengajar, pengkaji, dan profesional, serta personel Lemhannas RI mengikuti upacara peringatan Hari Bela Negara bertempat di Lapangan Tengah Lemhannas RI, Kamis (19/12). Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan membacakan amanat Gubernur Lemhannas RI.

Membacakan amanat Gubernur Lemhannas RI, Wieko menjelaskan bahwa sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, disebutkan bahwa bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Peringatan Hari Bela Negara Tahun 2019 mengangkat tema “Bela Negara Untuk Kemakmuran Rakyat”. Memiliki kondisi geografis yang strategis, sumber kekayaan alam yang melimpah, modal manusia, juga kekayaan sosial budaya, dapat membuat Indonesia menghadapi ancaman yang beragam dan mencakup berbagai lini kehidupan.

“Pada waktu belakangan ini, Bangsa Indonesia dihadapkan dengan fenomena disrupsi di mana berbagai hal tercabut dari akarnya serta terjadi pergeseran aktor-aktor baik dalam aspek politik, ekonomi, pendidikan dan pada aspek lain,” kata Wieko. Kesadaran bela negara, lanjut Wieko, perlu dilakukan dengan mengakar pada nilai-nilai luhur bangsa dan harus tertanam dalam jiwa dan raga segenap Bangsa Indonesia sejak dini melalui penanaman pendidikan serta tindakan bela negara di berbagai bidang.

“Saya percaya, hingga saat ini, berbagai wujud bela negara telah diwujudkan oleh pemimpin dan penerus bangsa untuk menunjukkan kepada dunia bahwa NKRI tetap ada dan akan terus eksis untuk selama-lamanya,” ujar Wieko. Tugas bela negara bukanlah tugas yang mudah seiring dengan semakin kompleksnya tantangan, ancaman, gangguan, dan hambatan yang dihadapi. Namun, sinergi segenap Bangsa Indonesia pasti mampu membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, adil, makmur, dan sejahtera.

Hari Bela Negara diperingati setiap tanggal 19 Desember berdasarkan pada penerbitan Keppres Nomor 28 Tahun 2006. Tanggal 19 Desember 1948 merupakan waktu saat Sjafruddin Prawiranegara mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi untuk membela kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pada saat itu, selain terjadi kekosongan pemerintahan, terjadi juga Agresi Militer Belanda II dan penangkapan Soekarno, Hatta, Sjahrir, serta beberapa tokoh lainnya.


Sejumlah pejabat eselon I, II, III, dan IV Lemhannas RI bertolak ke Bogor untuk melaksanakan Musyawarah Perencanaan Lemhannas RI Tahun Anggaran 2019, Rabu (4/12) sampai Jumat (6/12). Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan tersebut berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPN) yang mengatur mengenai proses penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, menengah, dan pendek (tahunan) harus melalui penyelenggaraan Musrenbangnas (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional).

Musyawarah Perencanaan Lemhannas RI adalah sebuah forum musyawarah antar pemangku kepentingan yaitu pimpinan Lemhannas RI, dengan para pimpinan unit kerja dan para perencana dengan melibatkan kementerian mitra yaitu Kemenkeu dan Bappenas sebagai supervisor dalam rangka menyusun rencana kerja dan anggaran masing-masing unit kerja Lemhannas RI sehingga dokumen RKA-K/L (Rencana Kerja Anggaran-Kementerian/Lembaga) yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah dan arah kebijakan Gubernur Lemhannas RI.

Penyusunan RKA-K/L Lemhannas RI T.A. 2021 menggunakan pendekatan paradigma “HITS” yakni holistik, integratif, tematik, dan spasial sehingga RKA-K/L yang tersusun dapat berkualitas dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan. Selain menggunakan paradigma “HITS”, penyusunan RKA-K/L yang berkualitas harus memperhatikan beberapa hal, yakni arah kebijakan pemerintah, arah kebijakan pimpinan Lemhannas, Standar Biaya Masukan, Standar Biaya Masukan Lainnya, Standar Biaya Keluaran Khusus, Bagan Akun Standar, Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L, Hasil Reviu Kerangka Pembangunan Jangka Menengah (KPJM) dan Angka Dasar (Baseline), termasuk realisasi pelaksanaan anggaran Tahun 2019 serta kebijakan pemerintah lainnya yang terkait.

Musyawarah Perencanaan Lemhannas RI kali ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber dari luar Lemhannas RI. Narasumber pertama adalah Kepala Seksi Anggaran bidang Politik, Hukum, Hankam dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara DJA Kemenkeu RI Nur Endah Subandari, S.TP., M.M. yang menyampaikan strategi peningkatan anggaran program/kegiatan dan inisiatif baru T.A. 2021. Kemudian hadir pula Kasubdit Pengembangan Ketahanan Negara Bappenas RI Bapak Ir. Gunarta, M.E yang menjelaskan mengenai strategi peningkatan program prioritas Lemhannas RI dalam rangka mendukung RPJMN 2020-2024. Narasumber ketiga yaitu Dr. Nugroho Ananto itu dari Direktur PT. Sinergi Pakarya yang menyampaikan rencana aksi transformasi Lemhannas RI menjadi pusat layanan unggulan bidang ketahanan nasional.

Dalam sambutan Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Drs. Mochamad Iriawan, S.H., M.M., M.H. yang dibacakan oleh Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Karsiyanto, dituliskan bahwa tema kerja sama sangat cocok dengan kondisi Lemhannas RI saat ini. “Kita semua menginginkan Lembaga ini mampu meraih prestasi baik ditingkat nasional maupun global,” kata Karsiyanto. Lebih lanjut Karsiyanto menjelaskan bahwa pada tingkat nasional diharapkan Lemhannas RI mampu berprestasi di antara Kementerian dan Lembaga lainnya dengan tetap meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK dan penilaian kinerja pelaksanaan anggaran dari kementerian keuangan berada dalam peringkat tiga besar di antara lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan pada tingkat global, Lemhannas RI diharapkan dapat menjadi pusat layanan unggulan yang berkualitas dan kredibel dalam bidang ketahanan nasional.

“Hal penting yang perlu saya sampaikan dalam kegiatan ini adalah perlu meninggalkan cara-cara lama dalam perencanaan,” lanjut Karsiyanto. Kemudian Karsiyanto menegaskan bahwa di Era 4.0 yang semakin kompetitif, Lemhannas RI harus mewujudkan perencanaan yang lebih komprehensif melalui ide-ide baru, inovasi dan kreativitas. Namun dalam pelaksanaannya tidak boleh menyampingkan semangat efektivitas dan efisiensi sehingga diharapkan perencanaan Lemhannas RI ke depannya akan lebih berkualitas dan berhasil guna.

Berlangsung selama 3 hari, Musyawarah Perencanaan Lemhannas RI mengangkat tema “Kerja Bersama Mewujudkan Usulan RKA-K/L dan Kegiatan Inisiatif Baru Lemhannas RI T.A. 2021 yang Berkualitas”, Musren Lemhannas RI Tahun 2019 dimaksudkan dalam rangka koordinasi antar unit kerja untuk penyusunan RKA-K/L Lemhannas RI T.A. 2021 dengan tujuan terwujudnya dokumen Usulan RKA-K/L dan Kegiatan Insiatif Baru Lemhannas RI T.A. 2021 yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Materi yang diangkat dalam Musyawarah Perencanaan Lemhannas RI antara lain adalah Strategi Peningkatan Anggaran Program/Kegiatan dan Insiatif Baru Lemhannas RI TA. 2021, Strategi Peningkatan Program Prioritas Lemhannas RI dalam Rangka Mendukung RPJMN 2020-2024, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kinerja dan Anggaran Lemhannas RI, Transformasi SDM Perencana dalam Manajemen Perubahan 4.0, serta Roadmap Pengembangan SDM Lemhannas RI menuju SDM Unggul.

 


Dalam rangka memastikan kualitas makanan yang akan dikonsumsi peserta pendidikan Lemhannas RI, Pokja Pengadaan Pelaksanaan Dukungan dan Pelayanan Peserta Lemhannas RI mengadakan food test pada calon penyedia konsumsi bertempat di Ruang Dwi Warna Gedung Panca Gatra, Selasa (17/12). Food Test merupakan salah satu dari 12 tahapan dalam pemilihan penyedia konsumsi bagi para peserta pendidikan di Lemhannas RI tahun 2020.

Food test tersebut diikuti oleh 3 penyedia makanan yakni PT. Agustina Sakti, PT. Cipta Sari Navidi, CV. Nurmaya Sari. Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Karsiyanto, Deputi Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dan Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Mayjen TNI (Mar) Guntur ICL turut mencicipi hidangan yang disediakan.

Jenis penilaian terdiri dari 4 kategori yakni menu, cita rasa, kelengkapan peralatan, serta cara penyajian. Diharapkan seluruh pejabat dan tamu undangan dapat memberikan penilaian terhadap kombinasi menu, cita rasa, dan peralatan serta saran dan masukan bagi penyedia jasa konsumsi tersebut.

Diketuai Ita Endah Pertiwi, M.A., proses pengadaan pelaksanaan dukungan dan pelayanan peserta Lemhannas RI berlangsung mulai 4 Desember 2019 sampai 9 Januari 2020.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749