Lemhannas RI Jadikan Ngopi Bareng Influencer Sebagai Jembatan Kesinambungan Antargenerasi

Setelah mengadakan Ngopi Bareng Influencer pada Rabu (4/9), Lemhannas RI kembali mengadakan Ngopi Bareng Influencer bertempat di Ruang Konstitusi, Kamis (21/11). Mengangkat tema “Aku Pahlawan Masa Kini”, pertemuan ini dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi sekaligus merangkul para tokoh influencer untuk berdiskusi bersama dalam menyamakan persepsi dan sinergi antara Lemhannas RI dan influencer. Acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan semangat kepahlawanan masyarakat khususnya generasi milenial agar dapat bersama turut andil menjaga keutuhan NKRI. Ngopi Bareng kali ini dimoderatori oleh Iman Brotoseno dan Netty Rusiningsih.

“Saat ini masyarakat Indonesia tengah berada di beberapa masa transisi sekaligus,” jelas Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Beberapa di antaranya adalah transisi politik, transisi budaya, dan transisi generasi. Transisi politik saat ini bertransisi dari politik otoritarian menjadi demokrasi. Hal tersebut kemudian menuntut adanya transisi budaya dari tradisional yang bersifat paternalistik menuju budaya yang lebih demokratis, egaliter, yang merupakan persyaratan bagi demokrasi. Terakhir adalah transisi generasi. “Sadar atau tidak dan mau atau tidak mau, Indonesia sedang berada pada masa transisi generasi,” lanjut Agus.

Kemudian Agus menjelaskan mengenai Generasi Baby Boomers. Generasi baby boomers, lanjut Agus,adalah generasi yang mengalami zaman baru karena dunia baru saja keluar dari konflik. Generasi tersebut juga baru mengalami era modernisasi sehingga biasanya berpikir terstruktur dan idealis. Generasi yang lahir pada jangka waktu tahun 1946 sampai tahun 1964 ini pada umumnya dapat mencapai posisi sesuai dengan harapannya. Selanjutnya Agus menjelaskan mengenai Generasi X yakni yang lahir pada tahun 1965 sampai tahun 1979. Menurut Agus generasi X jumlahnya terbatas dan terjepit di antara Baby Boomers dan Milenial. Generasi X juga saling berpengaruh langsung dengan Baby Boomers. Sedangkan generasi Millenial adalah generasi yang memiliki sifat serba terbuka dan tidak fokus. Lahir pada tahun 1980 sampai tahun 1995, generasi milenial terobsesi pada media sosial dan bekerja berdasarkan organisasi datar disbanding organisasi yang sifatnya struktural.

Selanjutnya Agus menjabarkan tantangan yang akan dihadapi di masa depan, antara lain sistem politik dan model ekonomi masa lampau yang bukan merupakan jawaban masa depan, fenomena populisme dan nasionalisme, peran dan bentuk negara semakin kecil, serta keadaan dan kepentingan akan menentukan kebijakan yang diambil.

Agus juga menjelaskan bahwa Lemhannas RI pada tahun 2019 mengadakan beberapa pendidikan yakni PPRA, PPSA, dan P3DA serta Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024. Berdasarkan penyelenggaraan kegiatan tersebut, Agus melihat adanya peserta-peserta pada usia muda yang cerdas dan mengawali profesinya dengan benar dan baik. “Saya menangkap bahwa sebetulnya regenerasi dalam bidang politik sudah dilaksanakan. Kemudian dari kualitas perseorangan peserta, saya punya optimisme bahwa masa depan akan menjadi lebih baik dan keluhan di masa kini bisa diperbaiki,” ungkap Agus. “Forum seperti inilah yang bermanfaat untuk membangun jembatan kesinambungan antargenerasi dan menyamakan persepsi di antara generasi,” ujar Agus.

Pada kesempatan tersebut hadir beberapa influencer  seperti Yosie Project Pop, Christine Hakim, dan Addie MS. Yosie Project Pop menyampaikan bahwa saat ini sedang aktif dalam Literasi Digital di Cyber Kreasi serta Nasionalisme dan Radikal (Nakal). Literasi Digital di Cyber Kreasi merupakan suatu gerakan yang akan bereaksi terhadap konten-konten negatif dan disinformasi yang beredar saat ini. Sedangkan Nasionalisme dan Radikal (Nakal) merupakan gerakan melalui diskusi sejarah yang masuk ke kampus dan sekolah.

Lebih lanjut Yosie menjelaskan bahwa dengan keadaan saat ini, di mana radikalisme diam-diam berkembang dan politik identitas yang mempengaruhi persatuan dan kesatuan, Nakal merumuskan 4 nilai yang dianggap sangat penting yaitu kepedulian, positif, pengorbanan, dan kebersamaan. Menurut Yosie, dengan mempersiapkan diri yang peduli dan positif akan menciptakan diri yang berkontribusi untuk negara tanpa mengutamakan kepentingan pribadi. Kemudian pengorbanan harus dilakukan karena jika hanya dibicarakan tanpa dilakukan akan menjadi percuma. Terakhir adalah kebersamaan yakni menanamkan bahwa kebersamaan lebih penting daripada kemenangan dan bukan sebaliknya. “Saya percaya di bangsa ini banyak orang yang peduli dengan Indonesia dan dengan generasi,” tutup Yosie.

Christine Hakim juga menyampaikan pendapatnya. Menurut Christine ada 2 hal yang menjadi pelindung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni kebudayaan dan generasi penerus. “Dua hal itu rusak, hancur bangsa ini,” tegas Christine. Bicara tentang budaya tentunya bukan hanya mengenai produk, namun bicara tentang peradaban manusia. Sayangnya, selama ini ada kelemahan dalam menilai perjalanan sejarah peradaban Indonesia yang disebabkan referensi sejarah hanya ditulis oleh sejarawan dan penulis dari penjajah yang memiliki sudut pandang penjajah. Christine juga menegaskan bahwa sangat penting untuk melihat budaya bukan hanya tentang produk.

“Saya sependapat dengan Mbak Christine yakni seni budaya lebih diaktifkan,” kata Addie MS. Menurut Addie,dalam agama dan kepercayaan jika berbeda sedikit bisa dibuat sedemikian rupa untuk menghancurkan. Sedangkan dalam seni budaya, perbedaan menjadi suatu yang menarik, eksotis, dan menjadi aset tambahan. Addie juga memberikan gambaran seperti pada pagelaran seni musik. Alat musik yang dimainkan dengan ditiup, dipetik, digesek, dan dipukul dan dengan nada yang berbeda namun menghasilkan paduan suara yang harmonis karena setiap pemain mengikuti instruksi yang diberikan konduktor. “Perlu dipertimbangkan bagaimana masalah seperti radikalisme dicoba atasi dengan komunikasi berbagai pihak,” pungkas Addie.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749