Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, menerima audiensi dari Himpunan Masyarakat Karo Indonesia (HMKI) pada Jumat (24/9). Rombongan HMKI dipimpin oleh Penasihat HMKI, Letjen TNI (Purn) Amir Sembiring, dan didampingi Sekretaris Jenderal HMKI Arnis Ginting, Juru Bicara HMKI, Dr. Ernalem Bangun, dan Anggota HMKI Mohammad Dalwan Ginting.

Mewakili Ketua Umum HMKI, Penasihat HMKI, Letjen TNI (Purn) Amir Sembiring, menyampaikan terima kasih atas waktu audiensi yang diberikan. Lebih lanjut Amir menyampaikan bahwa tujuan audiensi tersebut untuk meminta arahan terkait kerja sama dalam program-program kerja yang dapat dijalin dan peluang anggota HMKI bisa menerima pendidikan dan pembekalan tentang wawasan kebangsaan dari Lemhannas RI. “Mohon petunjuk ada waktunya tokoh-tokoh Lemhannas RI bisa memberikan ceramah kepada HMKI mengenai wawasan kebangsaan, kami siap,” kata Amir.

Juru Bicara HMKI, Dr. Ernalem Bangun, menyampaikan bahwa dengan adanya erupsi Gunung Sinabung, banyak masyarakat yang harus tinggal di pengungsian. Sementara itu, pengungsian biasanya diutamakan bagi pengungsi perempuan serta anak-anak dan hal tersebut membuat pengungsi laki-laki biasanya berkumpul-kumpul. Guna mencegah kegiatan berkumpul tersebut ke arah negatif, dirasa dibutuhkan pembekalan mengenai kebangsaan.

Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, menyetujui dan merasa tujuan audiensi tersebut bukan hal yang sulit. Agus mengarahkan agar HMKI dapat mengajukan dengan bersurat ke Lemhannas RI. “Seperti diketahui di sini bukan sekolah untuk perseorangan, jadi ajukan saja oleh organisasi untuk menjadi calon peserta. Nanti kalau kami adakan seleksi,” kata Agus. Terkait dengan pemberian pembekalan, Agus menyampaikan bahwa dapat diajukan dengan surat dan menyertakan materi yang diharapkan diberikan dan jika memang dalam jumlah besar, anggota HMKI dapat direncanakan untuk mendapatkan pembekalan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan.

Turut hadir dalam audiensi tersebut Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI, Laksda TNI Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc., serta Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Sri Widodo, S.T., CHRMP.


Untuk pertama kalinya, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) dengan Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) menandatangani Nota Kesepahaman pada Kamis (23/9). Ruang lingkup Nota Kesepahaman tersebut meliputi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan pelatihan, pertukaran tenaga ahli dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan, tukar menukar informasi, serta pelaksanaan pengkajian dan bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan yang disepakati. Nota Kesepahaman tersebut berlaku selama 5 tahun sejak ditandatangani.

Ketua Umum Japnas Bayu Priawan Djokosoetono menyampaikan bahwa kerja sama antara Japnas dengan Lemhannas RI adalah kerja sama yang sangat penting mengingat Japnas adalah bagian kecil dari kontributor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Bayu, Japnas yang berisikan para pengusaha yang tersebar di seluruh Indonesia sangat memerlukan nilai-nilai dan wawasan kebangsaan yang harus diterapkan dalam keseharian masing-masing.

Bayu berpendapat bahwa pada zaman seperti sekarang ini padat sekali dinamika yang terjadi dan tidak terbendungnya infomasi-informasi yang masuk pada masyarakat maupun anggota Japnas sebagai pelaku usaha. “Tentu perlu kami sendiri memiliki pembekalan diri sehingga bisa menyaring mana yang benar, mana yang salah, mana yang memang penting untuk menjaga keutuhan NKRI, dan mana yang harus kita hindari. Semua karena filternya ada di kita sendiri,” kata Bayu.

Lebih lanjut Bayu menyampaikan bahwa anggota Japnas dalam kapasitas masing-masing sebagai pengusaha adalah pemimpin kecil pada industrinya, pada bisnisnyaa, dan pada perusahaannya. Oleh karena itu, jangan sampai nilai-nilai luhur kebangsaan yang harusnya bisa disebarkan dan dijalankan oleh para pelaku usaha jadi tidak dijalan hanya karena anggota Japnas tidak memiliki nilai-nilai dan wawasan kebangsaan. “Kita semua butuh sekali anggota Jaringan Pengusaha Nasional menjadi pengusaha yang handal dan juga berperan aktif menjaga keutuhan NKRI,” ujar Bayu.

Bayu juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Lemhannas RI yang sudah berkenan menjalin Nota Kesepahaman dan berharap Nota Kesepahaman tersebut menjadi suatu yang konkret dan bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara.

“Kerja sama yang baru terbangun ini merupakan suatu komitmen bersama Japnas dan Lemhannas RI dalam bersinergi dengan membuat program–program kegiatan bersama sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing yang dapat mendukung kemajuan bangsa,” kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.

Agus menegaskan penting untuk diketahui bahwa penandatanganan Nota Kesepahaman bukan merupakan tujuan pada diri sendiri dan bukan merupakan titik akhir, tapi justru merupakan titik awal. Oleh karena itu, penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut diharapkan tidak sekedar menjadi seremonial semata, namun perlu diimplementasikan dalam kegiatan yang lebih nyata secara konsisten terkait dengan bidang-bidang yang ada dalam ruang lingkup yang dikerjasamakan. 

“Sinergitas antara kedua institusi ini, diharapkan dapat menjadi salah satu upaya kita bersama dalam memperkuat wawasan kebangsaan sebagai prasyarat mutlak dalam membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan memiliki karakter kebangsaan demi terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh,” kata Agus. Dengan potensi yang dimiliki oleh Lemhannas RI dan Japnas, Agus yakin kedua lembaga dapat saling bersinergi untuk dapat menghasilkan capaian dan sasaran yang lebih optimal.

Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan hanya dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI, Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI, Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI, dan Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Lemhannas RI, Ketua Harian Japnas, dan jajaran Wakil Ketua Umum Japnas.


Setelah dibuka pada Selasa (21/9), Olah Sismennas ke-1 PPSA 23 Lemhannas RI resmi ditutup pada Jumat (24/9). Direktur Operasional Pendidikan Lemhannas RI Marsma TNI Maman Suherman, M.A.P. menyampaikan bahwa pelaksanaan Olah Sismennas PPSA 23 telah berjalan dengan baik dan lancar, secara substansi pelaksanaan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan. Namun, harus diakui bahwa masih diperlukan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan bersama-sama.

Lebih lanjut Maman menyampaikan pelaksanaan Olah Sismennas tersebut telah memberi pengalaman dan pelatihan kepada peserta dalam kapasitasnya sebagai aparatur negara dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya untuk merumuskan kebijakan secara terpadu yang berskala nasional dan bersifat strategis guna menyikapi berbagai dinamika dari berbagai aspek kehidupan bangsa sebagai tantangan ketahanan nasional.

“Saya meyakini bahwa para Peserta PPSA 23 telah mendapatkan gambaran dan pemahaman yang semakin jelas tentang dinamika, maupun mekanisme perumusan kebijakan pembangunan nasional dan proses pengambilan keputusan terkait kebijakan publik pada tataran tingkat nasional,” kata Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P.

Lebih lanjut Sugeng menyampaikan bahwa dengan asumsi keadaan dan substansi materi yang mencerminkan situasi yang sedang berkembang, maka ukuran keberhasilan Olah Sismennas tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek. Pertama, yaitu kemampuan peserta menganalisis dan mengadaptasi perkembangan situasi. Kedua, penyesuaian terhadap cara berpikir dan cara bertindak yang tepat. Ketiga, yakni tingkat keterpaduan pada analisis, perumusan kebijakan, dan implementasi tiap-tiap kementerian yang diperankan dalam menghasilkan produk-produk yang strategis dan berkualitas serta implementatif. Keempat, koordinasi dan kerja sama yang terpadu antarkementerian yang diperankan merupakan gambaran logis dalam upaya menggerakkan partisipasi segenap komponen bangsa dalam rangka menyikapi dinamika sosial, budaya, dan ekonomi sebagai tantangan ketahanan nasional.

Sugeng menilai para peserta telah menunjukkan upaya terbaik dalam menyelesaikan tugas dan peran yang diberikan selama pelaksanaan kegiatan Olah Sismennas. Hal tersebut dapat dilihat dari reaksi peserta menyikapi dinamika dalam berbagai aspek, yaitu ekonomi, kesehatan, sosial budaya, pertahanan keamanan, serta utamanya tentang permasalahan hambatan dalam melanjutkan pembangunan nasional ditengah penyelesaian Covid-19 yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya. “Saya yakin para peserta telah dapat memahami dinamika koordinasi lintas sektoral yang melibatkan berbagai pihak, termasuk mengakomodasikan berbagai kepentingan,” kata Sugeng.

Mengakhiri sambutannya, Sugeng menyampaikan bahwa dengan keberhasilan penyelenggaraan kegiatan Olah Sismennas tersebut, bukan berarti tidak luput dari berbagai kekurangan dan ketidaksempurnaan. Sugeng juga menegaskan bahwa dari hasil kaji ulang yang telah dilakukan, telah disepakati berbagai temuan dan kekurangan dalam penyelenggaraan Olah Sismennas PPSA 23 yang menjadi catatan Kedeputian Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional untuk disempurnakan sehingga pola dan mekanisme Olah Sismennas dapat menjadi lebih baik pada masa mendatang.


Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas RI kembali mengadakan Parallel Session Call for Paper Jurnal Kajian Lemhannas RI pada Kamis (23/9). Sebanyak 21 artikel oleh penulis dari berbagai perguruan tinggi dan institusi tercatat mengikuti kegiatan tersebut. Sebagian besar artikel yang dikirimkan mengusung tema terkait dengan ketahanan nasional.

Direktur Program Pengembangan Pengkajian Lemhannas RI, Hentoro Cahyono, S.H., M.H., dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam kegiatan tersebut seluruh peserta dibagi dalam empat ruang virtual, yakni ruang sosial budaya, ruang pertahanan keamanan dan geografi, ruang ideologi dan politik, serta ruang ekonomi dan sumber kekayaan alam.

Masing-masing ruang virtual diawaki oleh moderator, operator, serta dihadiri seorang pendamping sehingga para peserta mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan bimbingan atas artikel yang dibuat. Para pendamping tersebut adalah Peneliti Madya Pertahanan Balitbang Kemhan RI Kolonel Caj Dr. Kusuma, M.Sc., Peneliti School of Strategic and Global Studies Universitas Indonesia Dr. Margaretha Hanita, S.H., M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dr. Telisa Aulia Falianty, S.E, M.E., dan Pranata Komputer Ahli Madya Pusdatin Kementerian Pertanian RI Dr. Drs. Paulus Basuki Kuwat Santoso, M.Si.

Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI, Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini publikasi hasil penelitian Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah, terutama publikasi di media yang terindeks di pengindeks internasional bereputasi. Menurut Reni, salah satu faktor penyebabnya adalah budaya menulis yang belum berkembang di masyarakat dan rendahnya kemauan serta kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat dalam terbitan berkala ilmiah bermutu. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah internasional masih rendah. “Pengembangan budaya dan kemampuan, terutama motivasi menulis, menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi,” kata Reni.

Lebih lanjut Reni menyampaikan bahwa jumlah naskah bermutu juga masih sangat terbatas karena pada umumnya para peneliti belum mempunyai komitmen yang cukup untuk memublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah. Motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral sebagai peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat berguna bagi masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun pengembangan teoretis. Padahal dengan dipublikasikannya hasil penelitian pada jurnal ilmiah, peneliti akan mendapatkan banyak masukan dan sekaligus kesempatan untuk lebih mengembangkan penelitian pada masa-masa mendatang.

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing bangsa adalah melalui perguruan tinggi, termasuk dalam hal ini Lemhannas RI, dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi. “Peranan Lemhannas RI dan perguruan tinggi dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya berasal dari kontribusi lulusannya atau aluminya yang bermutu, akan tetapi juga dari hasil penelitiannya yang relevan terhadap pengembangan keilmuan dan kebutuhan pembangunan,” kata Reni. Sampai saat ini, Lemhannas RI telah menerbitkan jurnal cetak yang telah berjalan sampai edisi 44 pada Desember 2020. Namun, dalam bentuk jurnal daring masih berada pada tahap perintisan menuju akreditasi.

Berdasarkan kondisi yang ada selama ini, untuk memacu peneliti atau penulis dalam memublikasikan hasil karyanya di tingkat nasional, Lemhannas RI mengadakan Parallel Session Call for Paper Jurnal Kajian Lemhannas RI dengan mengundang para penulis. “Semoga kegiatan ini menghasilkan output maupun outcome yang bermanfaat, sebagai salah satu kontribusi nyata kita semua, kepada bangsa dan negara,” kata Reni.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749