Walikota Surabaya Tri Rismaharini, berkesempatan menjadi penceramah di hadapan pesera PPRA59 Lemhannas RI, Senin (26/03), di Ruang NKRI Gedung Pancagatra Lt.3. Risma dengan gayanya yang serius tetapi santai memaparkan kinerja pemerintahan kota (pemkot) Surabaya selama di bawah kepemimpinannya, terutama masalah penutupan lokalisasi Gang Dolly yang sempat menjadi isu nasional dan Kota Surabaya yang sukses dengan pelaksanaan smart city.

Menurut Risma, penutupan lokalisasi Gang Dolly bukanlah perkara yang mudah. Seperti yang diketahui bersama, banyak sekali penentangan dan bahkan ancaman bom yang ditujukan kepada walikota Surabaya. “Kerusakan anak-anak (di dolly) jauh lebih bahaya daripada apapun. Resiko harus saya ambil, meski saya mati,” ungkap Risma kepada peserta PPRA LIX.

Untuk menangani anak-anak eks lokalisasi, Risma juga telah membuat sebuah program komprehensif. Anak-anak tersebut disekolahkan gratis di SD negeri manapun. Mereka juga mendapatkan bimbingan konseling yang dibantu psikolog dan psikiater secara rutin. “Agar konseling ini tepat sasaran, dilakukan screening, yang kondisi parah, dipisahkan dan diminta ke shelter. Yang lainnya yang tidak parah dipantau, dibangunkan lapangan, taman bermain. Ada relawan yang memantau,” jelas Risma.

Terkait dengan smart city yang dilakukan oleh pemkot Surabaya, Risma membagikan tips bahwa semua software yang digunakan bukanlah buatan pihak luar, melainkan buatan ASN sehingga menekan biaya yang lumayan banyak.

 “Semua software buatan dari ASN, tidak ada satupun kami beli. Kalau membeli, pertama tidak punya duit. Kalau beli, source program-nya biasanya tidak bisa dikembangkan. Harus manggil orang atau bayar lagi kalau beli. Anggaran darimana? Itulah alasannya menjadi murah, semua dikerjakan sendiri,” tambahnya.

Risma juga mengungkapkan karena strateginya ini, kini Surabaya mempunyai sistem CCTV (Closed Circuit Television) di sejumlah tempat yang dilengkapi dengan e-tilang, face recognition, hingga voice atau pengeras suara yang langsung terhubung dengan ruang kendali Surabaya Intellegent Transport System (SITS).


Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 23 melakukan kunjungan ke Lemhannas RI dalam rangka melaksanakan kuliah kerja lapangan, Selasa (26/3). Kunjungan tersebut disambut oleh Kepala Bagian Protokoler dan Peliputan Rohumas Settama Lemhannas RI Kolonel (P) Eddy Tarjono dan dilanjutkan dengan Pembekalan materi oleh Tenaga Profesional Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Drs. Edijan Tanjung, M.Si. di Ruang Syailendra, Gedung Astagatra, Lantai III, Lemhannas RI.

Dalam sambutannya, Eddy Tarjono mengatakan bahwa dalam kunjungan ini, para mahasiswa diharapkan dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat mengenai kebangsaan yang akan disampaikan nanti. “Perhatikan paparan yang akan diberikan pada hari ini sehingga dapat dijadikan sebagai bekal setelah pulang dari Lemhannas,” ujar Eddy Tarjono.

Sementara itu, Efy Miftah, S.Pd, M.Pd, menyampaikan terimakasihnya atas sambutan yang diberikan kepada para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk melakukan kunjungan Kuliah Kerja Lapangan ke Lemhannas RI. Efy Miftah mengatakan bahwa kunjungan ke Lemhannas RI telah dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto telah dilakukan sejak 2015 lalu.

Kegiatan ini, jelas Efy Miftah, diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dan pencerahan bagi para mahasiswa dan juga memberikan informasi kekinian untuk menjadi bekal para mahasiswa saat nantinya menjadi pengajar.

Edijan Tanjung di awal paparannya mengatakan bahwa Pancasila merupakan identitas dasar negara yang berisikan prinsip-prinsip moral kebangsaan. Pancasila juga merupakan penuntun hidup bansga Indonesia. Edijan juga menambahkan bahwa Pancasila merupakan alat perekat persatuan bangsa Indonesia dan menjadi sumber hukum dari segala sumber hukum di Indonesia.

Edijan juga menyampaikan bahwa esensi dari Pancasila menyatakan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius namun bukanlah bangsa yang menganut agama tertentu. Negara, jelas Edijan, tidak menyediakan tempat untuk orang yang tidak beragama.

Selain itu, bangsa Indonesia memiliki sistem gotong-royong atau kebersamaan. Namun, dengan kemajuan teknologi, semangat gotong-royong dirasakan mulai menurun. “Dengan kemajuan teknologi, gotong royong kita rasakan sudah semakin tergerus,” jelas Edijan Tanjung.

Sesi penyampaian materi tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai proses penentuan Pancasila sebagai dasar negara dan dilanjutkan dengan diskusi. Acara tersebut kemudian ditutup dengan tukar menukar cenderamata dan sesi foto bersama.


Lemhannas RI melakukan pelantikan dan pengangkatan sumpah janji bagi sejumlah eselonnya, Kamis (21/3), di Ruang Nusantara, Gedung Trigatra. Pelantikan dan rotasi yang dilakukan ini merupakan bagian dari upaya perbaikan kinerja organisasi untuk memaksimalkan kinerja lembaga. Proses pemilihan sejumlah pejabat eselon ini melalui proses mekanisme dan pertimbangan berdasarkan kebutuhan orgnaisasi dengan memperhatikan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.

Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyatakan, pelantikan dan pengangkatan pejabat dalam suatu organisasi bukan sekedar kepercayaan dan kehormatan semata, tetapi juga amanah, tantangan, serta ujian.

 “Saya berpesan agar melaksanakan amanah ini secara sungguh-sungguh, ikhlas, dan memberikan yang terbaik bagi Lemhannas RI. Harus ada semangat untuk mengidentifikasi kekurangan dan berusaha meningkatkan kinerja di bidang tugas masing-masing”, pesan Agus Widjojo.

Agus Widjojo melanjutkan, “Setiap tugas yang diemban hendaknya dihayati, apa peran tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan pada jabatan masing-masing. Sepenuhnya berupaya ntuk memenuhi kompetensi jabatan.”

Pelaksanaan kegiatan pelantikan dan pengangkatan sumpah janji ini berdasarkan Keputusan Gubernur Lemhannas RI No. 38, 39, 41 dan 44 Tahun 2019 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan jabatan di lingkungan Lemhannas RI.

Sejumlah eselon yang dilepas diantaranya perwira tinggi bintang 2 dalam rangka pensiun dan perwira tinggi bintang 1 yang menempati jabatan di kesatuannya yang semuanya berjumlah 4 orang. Sementara itu, sejumlah 39 orang pejabat yang dilantik menjadi eselon 2, 3, dan 4, serta dirotasi menjadi tenaga ahli pengajar dan tenaga ahli pengkaji.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749