Kepala Staf Angkatan Udara periode tahun 2002-2005 Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim menyumbangkan sebanyak 30 eksemplar buku kepada Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Jumat (05/03). Buku-buku yang akan menjadi koleksi Perpustakaan Lemhannas RI tersebut sebagian besar merupakan buku Administrasi Negara dan Ilmu Kemiliteran, tetapi terdapat pula buku biografi dan psikologi. Penyerahan buku tersebut diterima langsung oleh Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.

“Saya menyumbangkan buku-buku di Perpustakaan Lemhannas karena saya lulusan Lemhannas,” kata Chappy. Lebih lanjut Chappy menyampaikan keinginan untuk adanya momen dan kesempatan mengembangkan Pusat Studi Air Power Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai adalah adanya produk-produk pemikiran yang dapat disampaikan ke Lemhannas RI dan dapat juga dipelajari melalui Lemhannas RI.

Pada kesempatan tersebut, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim juga saling berukar pendapat dengan Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang didampingi oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Kepala Biro Humas Lemhannas RI Brigjen TNI Agus Arif Fadila, dan Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Sri Widodo.

“Kita mengikuti derap perkembangan lingkungan strategi,” kata Agus. Kemudian Agus menyampaikan bahwa saat ini Lemhannas RI sedang dalam proses mencoba untuk menggeser metodologi, yakni mentransformasikan dari konvensional top down menjadi lebih banyak melibatkan peserta dengan berpikir kritis. Dengan adanya transformasi tersebut, para peserta diharapkan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dan memiliki perbandingan pengetahuan, bukan hanya dari tenaga pengajar saja tapi dari sesama peserta.

Dalam bidang pengkajian strategik, Agus menyampaikan bahwa pengkajian di Lemhannas RI belakangan ini semakin dipertajam dari segi kualitas dan dalam segi kuantitas halaman agar tidak terlalu banyak. “Belakangan ini lebih dipertajam,” ujar Agus. Dalam proses penyusunan kajian, Lemhannas RI juga selalu melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik praktisi, akademisi, maupun birokrasi. Hal tersebut bertujuan untuk memperkaya masukan yang diterima Lemhannas RI.

Mengakhiri pertemuan tersebut, Agus menyampaikan terima kasih serta memberikan Buku Kiprah Lemhannas RI kepada Chappy.


Direktorat Pengkajian Ideologi dan Politik Kedeputian Pengkajian Strategik Lemhannas RI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) kajian strategik jangka panjang dengan judul “Pengaruh Politik Identitas terhadap Demokrasi di Indonesia”, pada Rabu (03/03).

“Kehidupan bangsa Indonesia menghadapi tantangan, salah satunya adalah merebaknya politik identitas,” kata Deputi Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. Politik identitas yang merebak adalah adanya sikap yang mengedepankan golongan atau simbol tertentu guna mendapatkan pengaruh politik.

Reni menyampaikan bahwa pada dasarnya politik identitas merupakan suatu dinamika di dalam demokrasi karena aspirasi politik terlembaga ke dalam kelompok-kelompok baik partai politik maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terafiliasi terhadap identitas tertentu. Namun, hendaknya identitas yang dibawa ke dalam politik tersebut diperankan secara beretika dan bermoral serta tidak melampaui batas yang dapat merenggangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

“Fenomena ini merupakan tantangan yang dihadapi dan perlu dicari solusinya, agar keran demokrasi yang ada dapat dipergunakan dengan sesuai koridor hukum di Indonesia,” kata Reni.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kajian strategik jangka panjang tentang Pengaruh Politik Identitas terhadap Demokrasi di Indonesia. Diharapkan kegiatan tersebut dapat menjawab alasan politik identitas masih terjadi di era demokrasi, faktor yang mempengaruhi terjadinya politik identitas dalam demokrasi di Indonesia, peranan aktor dan sistem politik Indonesia dalam mengelola fenomena politik identitas, dan solusi mengatasi politik identitas dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip demokrasi di Indonesia.

Guna menghasilkan kajian yang masukan, konsep, dan pemikiran yang tepat, dihadirkan dalam kegiatan tersebut beberapa narasumber, yakni Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri RI Dr. Drs. Bahtiar, M.Si., Ketua Komisi II DPR RI Dr. H. Ahmad Doli Kurnia, S.Si., M.T., Peneliti Senior Pusat Penelitian Politik LIPI Prof. Dr. Lili Romli, M.Si., Managing Director of Paramadina Public Policy Institute (PPPI) Ahmad Khoirul Umam, Ph.D.


Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo menerima kunjungan Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) Muhammad Fahmi Idris yang didampingi oleh Bendahara Umum PP KAMMI Mangaraja Harahap pada Kamis (04/03). Pada audiensi tersebut, Gubernur didampingi oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., Kepala Biro Humas Lemhannas RI Brigjen TNI Agus Arif Fadila, S.I.P., dan Kepala Biro Kerja Sama dan Hukum Laksma TNI Sri Widodo, S.T., CHRMP.

Mangaraja menjelaskan bahwa KAMMI melakukan transformasi ideologi dan transformasi gerakan. Pada awalnya, KAMMI hanya melakukan banyak diskusi terkait masalah keagamaan, tidak dengan masalah sosial. Tetapi, pada tahun 1998 KAMMI mencoba membawa mahasiswa muslimin untuk bicara masalah kebangsaan. Hingga pada tahun 2019 tercipta semboyan “Bangun Daulat” yang merupakan bagian dari transformasi ideologi KAMMI.

“Transformasi artinya kita memang menyadari dari posisi KAMMI ini berada di Indonesia,” ujar Mangaraja. Lebih lanjut Mangaraja menyampaikan adanya kesadaran untuk mensyukuri keberadaan Indonesia dengan anugerah yang berlimpah. Mangaraja juga berpendapat bahwa sangat disayangkan jika anak muda di Indonesia tidak mempunyai kontribusi. Oleh karena itu, agenda-agenda KAMMI sudah hampir 10 tahun ke belakang merupakan bicara tentang masalah Kedaulatan Bangsa dan Persatuan Negara Republik Indonesia.

Mangaraja juga menyampaikan bahwa pada 10-13 Maret KAMMI akan melakukan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) guna menguatkan agenda internal, yakni penguatan kaderisasi. KAMMI juga pada 15-17 Maret merencanakan agenda terkait masalah Sekolah Kepemimpinan Strategik dengan tema “Bahaya Radikalisme dan Menjaga Kedaulatan Bangsa”. Terkait kegiatan tersebut, KAMMI mengharapkan kesediaan Gubernur Lemhannas RI untuk memberikan materi agar rasa kecintaan anak muda terhadap tanah air terus bertumbuh.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo menyampaikan apresiasi atas niat KAMMI sebagai organisasi generasi muda. Terkait transformasi KAMMI, Agus menyampaikan bahwa kesadaran untuk bertransformasi tersebut sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan yang sangat besar. “Saya apresiasi bahwa ini adalah atas dasar aspirasi yang ada di dalam KAMMI,” kata Agus.

Selanjutnya Agus menyampaikan bahwa saat ini bangsa Indonesia berada pada masa transisi, menghadapi krisis yang terutama disebabkan oleh pandemi Covid-19, dan menghadapi masa-masa krisis yang belum terlihat pada hari ini yang akan dihadapi pada hari-hari mendatang. Agus berpendapat bahwa dalam mengatasi hal tersebut diperlukan upaya dari anak bangsa untuk bersatu memfokuskan perhatiannya pada hal-hal tersebut yang sifatnya lebih banyak pada pembangunan yang menyejahterakan masyarakat. “Mari kita pusatkan perhatian kita untuk membangun bangsa, mempersiapkan bangsa menghadapi tantangan-tantangan dan ancaman-ancaman yang memang betul-betul secara konkret akan dihadapi oleh bangsa ini,” kata Agus.

 


Kekayaan mineral strategis, mineral ikutan, dan Unsur Tanah Jarang (UTJ) atau disebut Rare Earth Elements (REE) di Indonesia merupakan mineral strategis yang berpotensi ekonomis guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Mineral strategis ini merupakan sumber daya cadangan yang cukup signifikan dibandingkan total sumberdaya cadangan di dunia, yang juga dinilai strategis dalam aplikasi energi terbarukan.

Nilai tambah (additional value) dapat bertambah tinggi apabila hasil produksi penambangan mineral dan UTJ atau yang biasa juga disebut Logam Tanah Jarang (LTJ) mampu diolah dan dimurnikan lebih lanjut di dalam negeri. Oleh karena itu, penguatan industri hilirisasi berbasis mineral strategis, mineral ikutan dan UTJ diperlukan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dan ketahanan industri nasional. Namun, pemanfaatan hasil produk hasil pengolahan dan pemurnian mineral strategis dan mineral ikutan, sayangnya masih belum terpenuhi seluruhnya di Indonesia.

“Sebagian besar hasil tersebut telah di ekspor ke luar negeri dalam bentuk intermediate product,” kata Deputi Pengkajian Strategik Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. dalam sambutannya pada Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion (FGD) Kajian Jangka Panjang Hilirisasi Mineral Dan Unsur Tanah Jarang Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional.

Hal tersebut dikarenakan ketergantungan Indonesia terhadap keandalan teknologi pada negara lain dan masih kurangnya Sumber Daya Manusia yang andal, menyebabkan hilangnya peluang dalam meningkatkan hasil yang bernilai tambah tinggi. Selain itu, regulasi, kebijakan fiskal dan non fiskal yang belum sepenuhnya mendukung pengidentifikasian teknologi hilirisasi semakin melemahkan industri mineral dan UTJ di Indonesia.

Oleh karena itu, melalui kegiatan tersebut diharapkan para narasumber dan pembahas, serta peserta yang hadir, dapat mempertajam pengidentifikasian dan penginventarisasian apa permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam mengoptimalkan hilirisasi mineral dan UTJ dan bagaimana mewujudkan pengelolaan hilirisasi mineral dan UTJ, guna pemenuhan kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang berbasis kebutuhan pasar domestik dan luar negeri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai narasumber Dirjen Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian RI Dr. Ir. Taufik Bawazier, M.Si., dengan materi “Road Map dan Kesiapan Hilirisasi Mineral dan Rare Earth Elements (REE)”, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM RI Dr. Ir. Eko Budi Lelono dengan materi “Eksplorasi dan Inventarisasi Sumberdaya dan Cadangan Mineral Strategis, Mineral Ikutan dan Logam Tanah Jarang di Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia”, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang TekMIRA) Kementerian ESDM RI Drs. Hermansyah, M.Si., dengan materi “Telaah Mineral Krisis, Mineral Ikutan, dan Rare Earth Elements (REE) dari Perspektif Teknologi Pengolahan dan Pemurnian Industri Hilir” dan Direktur Utama PT. Len Industri Bobby Rasyidin dengan materi “Len Industri sebagai Katalisator Pemanfaatan dan Pengembangan Industri Menggunakan Hasil Hilirisasi Mineral Strategis”.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749