Luhut Binsar Pandjaitan Bahas Kepemimpinan di Depan Alumni Institut Teknologi Bandung

“Pemimpin berwawasan kebangsaan harus memiliki kemampuan yang komprehensif dan integral,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marves RI) Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan ceramah di hadapan peserta program Pemantapan Nilai (Taplai) Angkatan I Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung pada Kamis (18/02).

Pada ceramah yang berjudul “Pemimpin Berwawasan Kebangsaan untuk Indonesia Maju” tersebut, Menko Marves RI menyampaikan bahwa perkembangan Indonesia sangat bergantung kepada kualitas sumber daya manusia, yang bukan hanya memiliki kemampuan tetapi juga wawasan kebangsaan.

Luhut menekankan bahwa seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh baik secara fisik, intelektual, maupun karakter. Ini yang tidak mudah, karena menurut Luhut, saat ini dirasa banyak pemimpin yang tidak sesuai antara perkataan dengan perbuatan. Luhut memberi pesan kepada para peserta Taplai Angkatan I Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung, bagi mereka yang sedang atau akan menjadi pemimpin haruslah bekerja sebaik-baiknya, sehingga memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat.

“Yang kita mau sebenarnya seorang pemimpin,” ujar Luhut saat memberikan gambaran antara seorang leader dan seorang bos. Menurutnya, seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki wawasan dan intelektualitas yang baik sehingga dihormati oleh anak buahnya. Pemimpin yang ideal, masih menurut Luhut, harus mampu menyelesaikan tugas-tugasnya secara komprehensif dan integral, serta tetap mengedepankan wawasan kebangsaan sebagai tolok ukurnya. Dengan begitu, akan tercipta konsep kerja yang baik serta terbangun kerja sama tim yang kuat.

Menurut Luhut, kita bisa mencontoh dan menerapkan apa yang pernah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara, “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Dengan kata lain seorang pemimpin adalah mereka yang mampu memberi contoh di depan anak buahnya, bisa membangkitkan semangat di tengah-tengah anak buahnya, dan selalu memberikan dorongan dari belakang anak buahnya. Meski demikian, Luhut memberikan kebebasan terkait gaya kepemimpinan apa yang akan diterapkan oleh para peserta ke depannya. Luhut menutup ceramahnya dengan mengingatkan bahwa negara ini berangkat dari cita-cita para founding father yang percaya bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, jadi jangan pernah berpikir untuk berkuasa dan memaksa untuk jadi bangsa yang seragam.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749