Press Release

Nomor  : PR/50/X/2021

Tanggal:  28 Oktober 2021

Jakarta – Pemuda Indonesia diminta untuk tidak percaya informasi dan mengambil kesimpulan hanya dari satu sumber saja. Di tengah derasnya arus informasi, masyarakat perlu melakukan klarifikasi. “Coba cek dengan sumber lain tentang isu yang sama. Apabila ada perbedaan, maka perlu kita klarifikasi.  Cek sumbernya siapa, kredibel atau tidak,” kata Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan (28/10).

Agus juga menekankan pentingnya literasi digital dan teknologi. Menghadapi perang informasi di dunia maya, pemuda diminta untuk memahami nilai-nilai dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Menurut Agus, ada  nilai  utama yang melatarbelakangi acara ini, yaitu Sumpah Pemuda. "Nilai bahwa negara dan bangsa kita adalah negara dan bangsa berdasarkan kesepakatan,” lanjut Agus.

Nilai berdasarkan kesepakatan ini dapat dilihat dari bahasa Indonesia, bahasa persatuan yang berasal rumpun melayu, bukan dari bahasa suku terbesar. “Indonesia yang berasal dari rumpun melayu bukan berasal dari bahasa suku terbesar. Jika diambil dari suku terbesar maka jawa adalah bahasa yang disepakati,” lanjut Agus.

Contoh lainnya di dalam sejarah perkembangan bangsa tentang jiwa besar kesepakatan, termasuk ketika sidang BPUPK menjelang kemerdekaan Indonesia. Semua itu berawal dari menjaga nilai yang bisa dikatakan sebagai kearifan lokal terbesar bangsa ini. "Kadang kita lupa tentang nilai kesepakatan bahwa bangsa ini dibangun berdasarkan kesepakatan," kata Agus. "Bukan hanya para pemuda yang lupa bahwa bangsa ini dibangun berdasarkan kesepakatan, generasi tua juga lupa. Jadi kita perlu sadarkan kembali."

Menghadapi era globisasi, Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI berpesan pemuda dan pemudi Indonesia wajib mengembangkan diri dengan meningkatkan   literasi digital dan literasi teknologi.  Sayangnya, dia melihat, literasi digital untuk kelompok rentan masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena banyak penyandang disabilitas yang tinggal di daerah-daerah dengan akses komunikasi dan informasi yang masih sangat terbatas. Untuk meningkatkan literasi digital dan teknologi khususnya bagi kelompok rentan penyandang disabilitas, diperlukan sinergi dan kolaborasi. "Karena penyandang disabilitas hanya mendapatkan sumber-sumber informasi dari lingkungan sekitarnya saja, dan belum sepenuhnya mampu membedakan informasi yang bisa diterima maupun yang tidak bisa diterima," kata penyandang tuna rungu ini.

Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan mengangkat tema “Peran Generasi Muda sebagai Agen Perubahan dalam Upaya Menjaga Eksistensi Bangsa Indonesia di Era Digital dan Globalisasi”. Selain Gubernur Lemhannas RI, webinar ini juga menghadirkan generasi muda sarat prestasi yaitu Leani Ratri Oktila, atlet peraih medail emas pada Paralimpiade Tokyo 2020.

Dengan digelarnya Gebyar Wawasan Kebangsaan, Lemhannas RI berharap dapat memberikan semangat kepada para pemuda yang tengah berjuang di masa kini untuk menggapai cita-cita untuk tetap terus melakukan hal positif di tengah situasi pandemi. Terlebih tahun 2045 diproyeksikan menjadi masa emas bagi Indonesia. Pada 2045, Indonesia akan memiliki bonus demografi, dimana angka usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif.

Narahubung : Endah (081316072186)

Caption Foto : Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama Leani Ratri Oktilla atlet peraih medali emas pada Paralimpiade Tokyo 2020 dan Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/48/X/2021

Tanggal:  28 Oktober 2021

Jakarta – Mengembangkan karakter dan identitas pemuda di era digital sangat menantang. Pengembangan karakter sangat menantang karena tidak adanya batasan nasional dan internasional.

Agus melihat tantangan tersebut dapat dihadapi dengan kemampuan pemilihan atau seleksi dari para pemuda itu sendiri. Ketika menghadapi hal yang tidak bisa disekat-sekat menurut kebangsaan, maka para pemuda harus menunjukkan identitas nasionalnya. "Kita sadar sebenarnya identitas nasional tidak serta merta hancur dengan bercampurnya informasi nasional dengan internasional,” kata Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo saat menjadi narasumber dalam Webinar Wawasan Kebangsaan (28/10).

Tidak jarang juga pemuda saat ini mengklaim dirinya sebagai warga internasional, warga dunia. Para pemuda saat ini memiliki gambaran yang berbeda dari generasi generasi tua.  "Pada masa dahulu para pemuda juga jarang mengklaim dirinya sebagai warga internasional," kata Agus.

Sebaliknya pada era sekarang, pemuda tidak lagi semata mata sebagai warga nasional sebuah bangsa, melainkan sebagai warga dunia. Ini lantaran informasi saat ini tidak bisa disekat sekat menurut kebangsaan.  "Ini merupakan tantangan sehingga pemuda  harus menunjukan identitas nasionalnya," kata Agus.

Di era industri 4.0, Angkie Yudistia, staf khusus Presiden untuk Milenial menyampaikan mindset pemuda yang perlu dimiliki untuk menjawab tuntutan perubahan di era industri 4.0.  “Problem solving, critical thinking, creativity, emotional intelligent, flexible, people management,” kata Angkie. Pemuda saat ini harus mau berkoordinasi, berkolaborasi, bersinergi. Mereka perlu bernegosiasi, berkoordinasi, mampu melakukan people management, karena pemuda saat ini perlu konsisten dengan bidangnya masing-masing. “Bukan palugada ‘apa lu mau gua ada’, bukan. Setiap pemuda-pemudi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, pendidikan yang berbeda, punya cara berpikir yang berbeda,” kata Angkie. 

Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan mengangkat tema “Peran Generasi Muda sebagai Agen Perubahan dalam Upaya Menjaga Eksistensi Bangsa Indonesia di Era Digital dan Globalisasi”. Selain Gubernur Lemhannas RI, webinar ini juga menghadirkan generasi muda sarat prestasi yaitu Leani  Ratri Oktila, atlet peraih medail emas pada Paralimpiade Tokyo 2020 dan Angkie Yudistia Staf Khusus Presiden RI.

Dengan digelarnya Gebyar Wawasan Kebangsaan, Lemhannas RI berharap dapat memberikan semangat kepada para pemuda yang tengah berjuang di masa kini untuk menggapai cita-cita untuk tetap terus melakukan hal positif di tengah situasi pandemi. Terlebih tahun 2045 diproyeksikan menjadi masa emas bagi Indonesia. Pada 2045, Indonesia akan memiliki bonus demografi, dimana angka usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif.

Narahubung : Endah (081316072186)

Caption Foto : Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama Leani Ratri Oktila  atlet peraih medali emas pada Paralimpiade Tokyo 2020 dan Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/49/X/2021

Tanggal:  28 Oktober 2021

Jakarta – Implementasi sumpah pemuda di era disruptif digitalisasi adalah generasi muda mampu menyaring informasi atau hal yang perlu diterima. Terlebih, banyak generasi muda yang mudah dipengaruhi oleh isu yang belum jelas atau hoaks.

Meski demikian, pengaruh hoaks tersebut dapat dicegah oleh generasi muda dengan cara menyaring informasi yang diterima melalui emotional intelligence atau kecakapan emosi. “Kecakapan emosi itu bagaimana kita menerima, menilai, mengelola, mengontrol emosi dari informasi-informasi yang kita terima dan dapatkan,” kata Staf Khusus Presiden penyandang disabilitas Angkie Yudistia saat menjadi narasumber Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan Lemhannas RI di MNC Conference Hall, (28/10).

Untuk menghadapi era globalisasi itulah Angkie berpesan agar pemuda dan pemudi Indonesia wajib mengembangkan diri dengan meningkatkan literasi digital dan literasi teknologi.  Sayangnya, dia melihat, literasi digital untuk kelompok rentan masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena banyak penyandang disabilitas yang tinggal di daerah-daerah dengan akses komunikasi dan informasi yang masih sangat terbatas. Untuk meningkatkan literasi digital dan teknologi khususnya bagi kelompok rentan penyandang disabilitas, diperlukan sinergi dan kolaborasi. "Karena penyandang disabilitas hanya mendapatkan sumber-sumber informasi dari lingkungan sekitarnya saja, dan belum sepenuhnya mampu membedakan informasi yang bisa diterima maupun yang tidak bisa diterima," kata penyandang tuna rungu ini.

Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo minta agar semua pihak tidak mempercayai begitu saja  informasi dan mengambil kesimpulan hanya dari satu sumber saja. Di tengah derasnya arus informasi, masyarakat perlu melakukan klarifikasi. “Coba cek dengan sumber lain tentang isu yang sama. Apabila ada perbedaan, maka  perlu kita klarifikasi.  Cek sumbernya siapa, kredibel atau tidak,”

Agus juga menekankan pentingnya literasi digital dan teknologi. Menghadapi perang informasi di dunia maya, pemuda diminta untuk memahami nilai-nilai dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Menurut Agus, ada  nilai  utama yang melatarbelakangi acara ini, yaitu Sumpah Pemuda. "Nilai bahwa negara dan bangsa kita adalah negara dan bangsa berdasarkan kesepakatan,” lanjut Agus.

Narasumber: Maulida (082229125536)

Caption: Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama  generasi muda berprestasi Leani Ratri Oktila Peraih Medali Emas Ganda Campuran Olimpiade  Paralimpiade Tokyo Cabor Bulu Tangkis dan Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/47/X/2021

Tanggal:  28 Oktober 2021

Jakarta- Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden meminta penyandang disabilitas    diberi kesempatan yang sama di tengah masyarakat. Di hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini,  Angkie berpesan, para disabilitas seperti dirinya, harus mempunyai mimpi besar untuk sama-sama membangun negeri tercinta Indonesia.

"Nggak papa kalau kita terbatas. Bagaimana kita menyiram, memupuk supaya kita sama hebatnya dengan mereka (normal). Tidak selalu rumput tetangga lebih hijau. Mimpi jangan nanggung-nanggung, mimpi itu harus besar," kata Angkie  dalam Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan bertema “Peran Generasi Muda sebagai Agen Perubahan dalam Upaya Menjaga Eksistensi Bangsa Indonesia di Era Digital dan Globalisasi”,  di Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021. Selain Angkie,  hadir  Gubernur  Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo  dan  Leani Ratri Oktila, peraih medali emas Paralimpiade 2020 cabang olahraga bulu tangkis.

Dalam upaya memiliki kesempatan sama tersebut, Angkie berpesan agar penyandang disabilitas tidak perlu dikasihani. Mereka para penyandang disabilitas tidak ingin orang lain melihat keterbatasan semata, tetapi fokus pada potensi yang mereka miliki. "Kita tidak bisa membandingkan orang lain lebih hebat dari kita. Banggalah dengan diri kita sendiri," pesan Angkie.

Terlepas dari privilege yang dimiliki, maka semua orang   harus berjuang, termasuk menerima kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri. Pemuda pemudi dari dulu sampai sekarang, kata Angkie, sama-sama berjuangnya, hanya satu perbedaannya yakni pada akses informasi.

Di era digital teknologi, penyandang disabilitas juga pemuda pemudi Indonesia punya tantangan yang besar. Menurut Angkie, tantangan saat ini harus memiliki mindset yang baik. Mindset yang perlu dimiliki oleh pemuda Indonesia, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan berpikir kritis, berpikir  kreatif, manajemen emosi yang baik,  fleksibel, kemampuan negosisasi, kemampuan koordinasi, dan people manajemen. “Pemuda sekarang itu bukan palugada, apa lu mau gua ada. Makanya kita harus mau memiliki semua kemampuan tersebut, mampu berkolaborasi dan berkoordinasi,” kata Angkie.

Dengan digelarnya Gebyar Wawasan Kebangsaan, Lemhannas RI berharap dapat memberikan semangat kepada para pemuda yang tengah berjuang di masa kini untuk menggapai cita-cita untuk tetap terus melakukan hal positif di tengah situasi pandemi. Terlebih tahun 2045 diproyeksikan menjadi masa emas bagi Indonesia. Pada 2045, Indonesia akan memiliki bonus demografi, dimana angka usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif.

Nara hubung: Endah (081316072186)

Caption : Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama  generasi muda berprestasi Leani Ratri Oktila Peraih Medali Emas Ganda Campuran Olimpiade  Paralimpiade Tokyo Cabor Bulu Tangkis dan Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749