Globalisasi Tidak Selamanya Buruk

Press Release

Nomor  : PR/46/X/2021

Tanggal:  28 Oktober 2021

Jakarta – Angkie Yudistia, Staf Khusus "millenial", juru bicara Presiden RI  di bidang sosial, menilai globalisasi bukan sesuatu yang buruk.  "Sebaliknya dengan globalisasi, pengetahuan dan pengalaman dalam mengakses informasi lebih efektif dan efisien," kata Angkie (28/10).

Meskipun begitu, digitalisasi dan globalisasi harus diiringi dengan pemikiran kritis. "Supaya identitas kita sebagai warga Indonesia dan dengan nilai budaya dan adat istiadat kita tidak hilang," kata Angkie dalam Webinar Gebyar Wawasan Kebangsaan dengan  tema “Peran Generasi Muda sebagai Agen Perubahan dalam Upaya Menjaga Eksistensi Bangsa Indonesia di Era Digital dan Globalisasi”. 

Acara yang diselenggarakan Lemhannas ini menghadirkan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Leani Ratri Oktila atlet Paralimpiade Tokyo Cabang Olahraga Bulu Tangkis, dan Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI.

Menurut Angkie, ada beberapa cara untuk bisa memanfaatkan era digitalisasi dan globalisasi dengan baik namun tetap menjaga kearifan lokal Indonesia. Pertama, menghargai produk dalam negeri. Kedua, membuat dan mendukung usaha mikro. Ketiga kita percaya SDM nasional punya potensi.

“Arus era globalisasi memang deras, tapi kita percaya negara kita besar dan kuat karena keragamannya, contohnya potensi SDM,” kata Angkie.

Menghadapi era globisasi, Angkie berpesan pemuda dan pemudi Indonesia wajib mengembangkan diri dengan meningkatkan   literasi digital dan literasi teknologi.  Sayangnya, dia melihat, literasi digital untuk kelompok rentan masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena banyak penyandang disabilitas yang tinggal di daerah-daerah dengan akses komunikasi dan informasi yang masih sangat terbatas.

Untuk meningkatkan literasi digital dan teknologi khususnya bagi kelompok rentan penyandang disabilitas, diperlukan sinergi dan kolaborasi. "Karena penyandang disabilitas hanya mendapatkan sumber-sumber informasi dari lingkungan sekitarnya saja, dan belum sepenuhnya mampu membedakan informasi yang bisa diterima maupun yang tidak bisa diterima," kata penyandang tuna rungu ini.

Senada dengan Angkie, Leani  menyoroti minimnya sosialisasi kepada penyandang disabilitas di daerah-daerah, “Di tempat-tempat yang saya kunjungi, saat ini masih belum bisa berkembang," kata Leani.  Leani menduga, informasi yang mereka dapatkan belum banyak, sumber daya manusia mereka jauh dari rasa  percaya diri Leani juga menilai, sosialisasi tentang olahraga disabilitas, pendidikan disabilitas atau kesetaraan mereka belum dipahami karena untuk sosialisasi di daerah-daerah sangat minim.

Dengan digelarnya Gebyar Wawasan Kebangsaan, Lemhannas RI berharap dapat memberikan semangat kepada para pemuda yang tengah berjuang di masa kini untuk menggapai cita-cita untuk tetap terus melakukan hal positif di tengah situasi pandemi. Terlebih tahun 2045 diproyeksikan menjadi masa emas bagi Indonesia. Pada 2045, Indonesia akan memiliki bonus demografi, dimana angka usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif.

Narahubung  : Endah (081316072186)

Caption : Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama  generasi muda berprestasi Leani Ratri Oktila Peraih Medali Emas Ganda Campuran Olimpiade  Paralimpiade Tokyo Cabang Olahraga Bulu Tangkis dan Angkie Yudistia Staff Khusus Presiden RI.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749