“Civilization Synergy”, Secercah Cahaya dari Latar Belakang Kemampuan Manusia

Press Release

Nomor  : PR/42/X/2021

Tanggal:  25 Oktober 2021

Jakarta- Ilmu pengetahuan menjadi senjata utama kemanusiaan untuk bertahan hidup, bahkan saat peradaban berubah. “Perubahan tidak dapat dihindari,” kata Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A., Tenaga Profesional Sumber Kekayaan Alam dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI saat menyampaikan simpulan forum Jakarta Geopolitical Forum V 2021, (22/10).

Perbedaan peradaban semakin terlihat di era teknologi global yang dapat menembus batas ruang. Saat ini, peradaban besar merupakan sinergi antara budaya dan peradaban yang telah ada. Fokus utama peradaban manusia terkait dengan bidang kesehatan, lingkungan, dan pertumbuhan populasi. Namun, kemampuan manusia dari berbagai latar belakang peradaban dapat bergabung dalam “Civilization Sinergy” atau sinergi peradaban yang merupakan secercah cahaya.

Indonesia adalah negara yang menakjubkan dengan berbagai macam perbedaan, sehingga berkontribusi secara signifikan dalam sinergi peradaban. Perbedaan agama, etnis, budaya, dan bahkan perbedaan penguasaan teknologi. Selain itu, Indonesia juga dipimpin oleh  demokrasi gaya Indonesia dengan karakter, nilai-nilai, dan peradaban Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi cocok dengan berbagai agama dan warisan peradaban.

Menurut Dadan, manusia harus mencoba untuk menciptakan keseimbangan baru dan berkompromi antara sikap mudah beradaptasi terhadap perubahan dan bertahan untuk tidak berubah.

“Tidak ada seorangpun yang dapat  memperkirakan  yang akan terjadi di masa depan  tetapi kita harus  terus berjuang  untuk hidup yang lebih bermartabat,” kata Dadan.

Saat ini, manusia dihadapkan pada dua game changers, yaitu kemajuan teknologi yang pesat dan pandemi Covid-19. Digitalisasi di berbagai bidang, tidak hanya hanya mempengaruhi cara manusia bekerja, namun juga mempengaruhi cara berpikir manusia.

Teknologi, lanjut Dadan, membuka ketidakpastian kemanusiaan di masa depan, karena penyebarannya tidak dapat dikendalikan secara virtual. Melalui kemajuan teknologi, ada potensi risiko bahwa manusia dapat kehilangan identitas atau jati diri.

“Manusia mungkin akan menghadapi kehancuran pribadi dan masyarakatnya sendiri sebagai akibat dari perkembangan teknis ciptaannya. Akankah manusia menjadi master teknologi atau akan menjadi budak teknologi?” kata Dadan.

Perubahan besar kedua, adanya pandemi Covid-19. Covid-19 telah menghapuskan ketergantungan lintas negara dan memunculkan rantai pasokan ekonomi global atau global economy supply chain. Bahkan ultranasionalisme terbatas meningkat lintas negara dan menimbulkan kecurigaan satu sama lain.

Selain itu, dunia juga memaksa manusia untuk mengubah perilaku dan gaya hidup. Interaksi langsung antar manusia juga dibatasi dengan jarak dan dengan bantuan teknologi. Merebaknya Covid-19 mempengaruhi kehidupan manusia di seluruh dunia selama hampir dua tahun dan masih berlangsung. Namun, mutasi virus tidak meredam  optimisme kemanusiaan setelah dibekali dengan pengetahuan. Kemanusiaan semakin maju dan memiliki kapasitas untuk mengendalikan risiko pandemi.

“Kita harus sadar akan banyaknya pemikiran-pemikiran yang hebat dari para profesional yang tidak kita sadari. Saya berharap, hal ini akan menjadi bagian dari tugas kita yang harus kita amati. Roda harus terus berputar dan hidup harus terus bermakna. Sebagai seorang manusia, mari kita bangun masyarakat yang beradab,” kata Dadan.

Narahubung : Maulida (082229125536)

Caption Foto: Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani saat menyampaikan simpulan forum pada Jakarta Geopolitical Forum V yang mengangkat tema “Culture and Civilization: Humanity at the Crossroads”

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id 

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749