Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI Abdul Rochim, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri RI Teguh Setyabudi memberikan materi dalam Diskusi Panel Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60 pada Rabu, 8 April 2020. Diskusi panel tersebut mengangkat topik “Mengolah Potensi Kelautan Menjadi Produk-Produk Unggulan Nasional dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.
“Posisi strategis menjadikan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam berdasar lingkungan yang sangat kaya,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo. Selanjutnya Edhy menjelaskan bahwa total potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia mencapai US$ 1.338 miliar/tahun setara dengan 5 kali lipat APBN 2019.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI membangun strategi dan arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Strategi tersebut adalah dengan memperbaiki komunikasi dengan nelayan dan pengoptimalan dan penguatan budidaya perikanan.
Diskusi kemudian dilanjutkan dengan pemaparan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI Abdul Rochim yang menjelaskan arah kebijakan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan. Beberapa kebijakan yang dilakukan adalah peningkatan kapasitas usaha melalui investasi dan akses pembiayaan, peningkatan penerapan teknologi pengolahan dan pemasaran inovatif oleh pelaku usaha kelautan dan perikanan, serta pembinaan mutu usaha pengolahan ikan skala mikro kecil, menengah, dan besar.
“Implementasi Industri 4.0 pada Industri pengolahan perikanan antara lain pada bagian supply chain bahan baku dan proses produksi,” ujar Abdul. Supply chain bahan baku diharapkan akan meningkatkan kualitas dan konsistensi bahan baku, efisiensi rantai suplai, dan menurunkan tingkat penyusutan. Sedangkan pada proses produksi diharapkan peningkatan mutu dan rendemen, kecepatan pengambilan keputusan dan efisiensi energi.
Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri RI Teguh Setyabudi menyampaikan bahwa Revolusi Industri 4.0 menimbulkan tuntutan masyarakat terhadap pemerintah. Beberapa tuntutan tersebut adalah pelayanan serba cepat, biaya pelayanan murah dan efisien, transparansi informasi publik, serta aksesibilitas, akurat, mudah, dan tepat. Selanjutnya Teguh menyampaikan bahwa dalam mewujudkan hal tersebut kolaborasi 4 pelaku pembangunan sangatlah penting.
Empat pelaku yang dimaksud adalah Pemerintah Pusat dengan kebijakan serta APBN dan potensi lainnya, Pemerintah Daerah dengan otonomi, OPD, APBD dan potensi lainnya, Pihak Swasta dengan segala potensi yang dimiliki, serta Akademisi dengan segala potensinya. “Membangun harus dengan sinergi dan konektivitas, serta harus fokus pada program dan memiliki skala prioritas,” ujar Teguh.
Menurut Teguh yang harus dilakukan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah meningkatkan kemampuan dan pemanfaatan teknologi, menggunakan sarana dan prasarana yang berbasis teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan potensi kelautan menjadi produk unggulan nasional, melakukan inovasi dan kolaborasi dengan sektor lain, menyiapkan SDM yang melek teknologi dan pemberdayaan masyarakat pesisir dengan tetap mendasarkan diri pada azas kekeluargaan dan gotong royong, serta pembuatan grand design dan road map yang jelas mengenai pengelolaan kelautan menjadi produk-produk unggulan nasional dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.