“Dalam beberapa waktu belakangan masyarakat dipaksa secara cepat dan tangkas untuk beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 serta hadirnya permasalahan baik di tingkat nasional, maupun global. Di sisi lain, sikap-sikap adaptif terhadap kondisi pandemi COVID-19 juga berdampak pada penguatan penggunaan teknologi yang terkait dengan revolusi industri 4.0, ” ujar Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo saat memberikan sambutan dalam Acara Penutupan Penguatan Kapasitas Personel Lemhannas RI dalam Rangka Making Indonesia 4.0 pada Rabu (16/12).

 

Untuk melihat berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi baik di lingkungan terkecil hingga dalam level nasional, lanjut Agus, kita harus memiliki keinginan untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan cara melihat dunia, lebih peka dan mampu menganalisis di berbagai level, baik mikro maupun makro serta mampu memahami saling keterkaitan dari sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar kita.

 

Oleh sebab itu, dengan mengikuti program penguatan kapasitas tersebut para peserta diharapkan dapat belajar cara baru dalam berkomunikasi, bukan hanya berdebat namun mampu berdialog. Selain itu, peserta juga diharapkan belajar menciptakan ruang kerja yang menumbuhkan harapan serta semangat untuk maju dan adaptif, memiliki kepekaan dan menganalisis situasi yang tengah terjadi. Lebih lanjut Agus menyampaikan harapannya agar para peserta dapat belajar memimpin dengan hati dan berempati, karena tugas pemimpin hakikinya adalah melayani.

 

Pada kesempatan tersebut, Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Kepemimpinan Lemhannas RI Mayjen TNI Juwondo selaku Ketua Tim Pelaksana Making Indonesia 4.0 melaporkan sejumlah 83 peserta berhak mendapatkan sertifikat yang terdiri dari batch 1 sebanyak 42 orang, dan batch 2 sebanyak 41 orang.

 

Juwondo menyampaikan bahwa selama mengikuti Penguatan Kapasitas Personel Lemhannas RI dalam Rangka Making Indonesia 4.0, peserta dibekali dengan materi, antara lain Melihat Tantangan Kompleksitas, Tantangan, dan Peluang Industri 4.0 dan Kontribusi Lemhannas RI dalam Mewujudkan roadmap Making Indonesia 4.0.; Generative Dialogue, Mental Model, and Transformational Leadership Capacity; System Thinking and Theory U sebagai Kerangka Berpikir dalam Menghadirkan Inovasi; Inspiring Stories dari Real Case Studies dan Para Praktisi Theory U sebagai narasumber; dan The Art of Prototyping and Presenting.

 

Kegiatan ini diselenggarakan dalam dua gelombang, sesi pertama dilaksanakan tanggal 23 November sampai 9 Desember 2020, dan sesi kedua  tanggal 30 November sampai 11 Desember 2020. Metode pelatihan yang digunakan yaitu melalui format luring dan daring yang tetap mengutamakan protokol kesehatan.

 

Making Indonesia 4.0 merupakan bagian dari program tahun 2018 dan 2019 lalu, yaitu Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia dalam Rangka Making Indonesia 4.0. Pada dasarnya tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memahami proses Theory U sebagai sebuah kerangka dalam merancang dan memberikan proses transformasi yang inovatif baik ditingkat individu dan kolektif (organisasi) sehingga pada akhirnya akan memperkuat kapasitas personel Lemhannas RI dan mengembangkan pool of mentor sehingga dapat meningkatkan kinerja personel dan  Lemhannas RI.

 

 


Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menjadi narasumber dalam Kegiatan Eminence Lecture Dies Natalis ke-66 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI dengan tema “Revitalisasi Nasionalisme Pada Masa Pandemi Covid-19 untuk Membina Ketahanan Nasional” pada Selasa, 8 Desember 2020.  

Dalam kesempatannya, Agus mengatakan bahwa Nasionalisme adalah perasaan bersatu dan bernegara yang diliputi oleh kebanggaan terhadap bangsanya dan negaranya. Agus juga menjelaskan bahwa Nasionalisme merupakan sebuah paham kebangsaan dari masyarakat suatu negara yang memiliki kesadaran dan semangat cinta tanah air dan bangsa yang ditunjukkan melalui sikap dan tingkah laku individu atau masyarakatnya.

Ada beberapa tujuan Nasionalisme menurut Agus antara lain, menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, membangun hubungan yang rukun dan harmonis antar individu dan masyarakat, membangun dan mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota masyarakat, berupaya untuk menghilangkan ekstrimisme atau tuntutan berlebihan dari warga negara kepada pemerintah, menumbuhkan semangat rela berkorban bagi tanah air dan bangsa juga menjaga tanah air dan bangsa dari serangan musuh baik dari luar maupun dalam negeri.

Dalam sejarah Indonesia, Agus melihat Nasionalisme muncul dari elit-elit Bangsa Indonesia yang terdidik dan memunculkan pikiran-pikiran yang Nasionalisme, oleh karena itu, Pendidikan memiliki peran yang penting. “Kalau tidak dididik maka tidak ada kesadaran, sulit kita harapkan kesadaran akan Nasionalisme,” tambah Agus.

Tujuan Nasionalisme dalam era Globalisasi ini juga bukanlah membatasi secara fisik antara Nasional dengan Internasional, tetapi diwujudkan dalam bentuk kepentingan nasional. “Kalau untuk kepentingan nasional kita harus bergaul secara Internasional, maka kita lakukan itu. Sebetulnya banyak prestasi yang dibawakan oleh generasi muda pada tatanan dan lingkup Internasional yang juga telah membawa nama negara, itu juga Nasionalisme,” tambah Agus.

Ketahanan Nasional akan sangat dipengaruhi melemah oleh adanya Covid-19, sumber dari tantangan permasalahan Covid-19 sebenarnya ada pada Gatra Ekonomi dan Gatra Sosial Budaya. “Kita lihat saja contohnya pada gatra ekonomi dengan banyaknya PHK-PHK juga melemahnya ekonomi nasional,” ujar Agus. 

Covid-19 ini memiliki dua sisi dari satu wabah yang tidak dapat dipisahkan, di satu sisi Covid-19 memiliki aspek kesehatan yang harus disembuhkan disisi lain juga tidak bisa dipisahkan dari aspek ekonomi. “Ini merupakan dilema bagi pengambil kebijakan, apabila kita mengutamakan kesehatan dahulu, ekonomi lambat laun akan semakin merosot, begitupun jika kita memberikan perhatian pada ekonomi, ini akan mempunyai resiko sampai pada kehilangan nyawa,” ujar Agus.


Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan Refleksi Tenaga Pendidik terhadap Proses Belajar Mengajar dalam Kondisi Pandemi COVID-19 di Auditorium Gadjah Mada Lemhannas RI selama 2 (dua) hari, mulai tanggal 10 Desember hingga 11 Desember 2020.

 

Untuk meningkatkan pemahaman dan persepsi yang sama dari tenaga pendidik terkait hal-hal yang menonjol dalam operasional pendidikan dari tiga program pendidikan selama masa pandemi Covid-19, maka dibutuhkan evaluasi terhadap seluruh komponen pendidikan mulai dari tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, kurikulum, fasilitas pendidikan, sarana dan prasarana, anggaran, sistem dan metode, bahan ajaran dan sistem evaluasi serta penjelasan pokok-pokok kebijakan pimpinan guna memberikan gambaran yang utuh kepada tenaga pendidik tentang pelaksanaan program pendidikan yang akan datang.

 

Kegiatan dibuka dengan pembacaan sambutan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan. Wieko menyampaikan bahwa keberadaan dan eksistensi para Tenaga Ahli Pengajar, Tenaga Ahli Pengkaji, Tenaga Profesional dan pejabat struktural, mempunyai peran penting dan dominan dalam mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. “Perlu diingat pula bahwa Kualitas Tenaga Ahli Pengajar, Tenaga Ahli Pengkaji, dan Tenaga Profesional dapat menjadi cerminan dari kualitas pendidikan yang akan dihasilkan Lemhannas RI,” ujar Wieko.

 

Oleh sebab itu, Wieko menekankan bahwa pemahaman dan persepsi yang sama pada tenaga pendidik akan mekanisme operasional pendidikan di tengah situasi pandemi ini. Akan mendukung kelancaran serta keberhasilan penyelenggaraan program pendidikan.

 

Wieko berharap seluruh unsur yang terkait menindaklanjuti hasil dari refleksi tersebut secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

 

Kegiatan Refleksi Tenaga Pendidik terhadap Proses Belajar Mengajar dalam Kondisi Pandemi COVID-19 tersebut merupakan refleksi dari 3 (tiga) program pendidikan, yaitu Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 60, Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 61 dan Program Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA) 11 yang baru ditutup tanggal 7 Desember 2020.

 

 

 

 

 


Pelatihan untuk Pelatih/ Training of Trainers (ToT) serta Pembinaan dan Pelaksanaan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (Taplai) secara virtual Tahun anggaran 2020 resmi ditutup pada Senin (7/12) di Ruang Dwi Warna, Gedung Panca Gatra, Lemhannas RI.

Kegiatan yang dimulai pada tanggal 14 September 2020 tersebut diikuti oleh 1270 peserta yang terdiri dari sepuluh angkatan, yaitu Pelatihan untuk Pelatih/Training of Trainers (ToT) Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan terhadap dosen, guru dan widyaiswara dari berbagai daerah sebanyak enam angkatan, serta Pembinaan dan Pelaksanaan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan secara virtual terhadap birokrat, akademisi, tokoh masyarakat dan organisasi profesi dari berbagai daerah sebanyak empat angkatan. “Sebagian besar peserta berharap program seperti ini dapat dilakukan lebih intensif dan bila memungkinkan dilaksanakan secara tatap muka,” ujar Deputi Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhannas RI, Laksda TNI Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc.

 “Seluruh rangkaian kegiatan ini dimaksud untuk menyegarkan kembali dan memperkuat pemahaman Nilai-Nilai Kebangsaan yang Saya yakini telah Bapak dan Ibu miliki,” ujar Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya Wieko Syofyan saat membacakan sambutan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.

Dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, lanjut Wieko, peserta diharapkan dapat menerapkan metode proses belajar mengajar dan sebagai elemen masyarakat juga komponen bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Selain itu, berbekal wawasan kebangsaan yang kuat, diharapkan berbagai perbedaan dan permasalahan yang dihadapi dapat diatasi dengan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang komprehensif, integral, dan holistik, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.

“Saya berharap materi-materi yang telah diterima selama mengikuti kegiatan Pelatihan untuk Pelatih serta pembinaan dan pelaksanaan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan, mampu memotivasi peserta untuk menjalani peran dan tugas masing-masing dengan senantiasa menjunjung tinggi Empat Konsensus Dasar Bangsa,” ujar Wieko.

Wieko juga mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada panitia penyelenggara, para narasumber, dan peserta yang telah melaksanakan kegiatan secara virtual ini secara tertib dan lancar.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749