Press Release

Nomor  : PR/2/I/2021

Tanggal : 27 Januari 2021

Lemhannas RI, Jakarta- Lemhannas RI resmi membuka Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 di Gedung Dwiwarna Purwa, Lemhannas RI (26/1). “Perkenankan saya selaku Gubernur Lemhannas RI mengucapkan selamat kepada para peserta sekalian yang telah terpilih sebagai peserta PPRA 62 tahun 2021,” kata Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengawali sambutan di hadapan para peserta. Adapun, program pendidikan PPRA 62 tahun 2021 ini akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan dan diikuti oleh 80 peserta.

“Keberadaan para peserta PPRA di Lemhannas RI, harus disertai dengan tekad untuk melakukan revolusi mental transformasi sikap dan perilaku yang mencerminkan sosok kader pimpinan tingkat nasional dengan dengan kualitas karakter kebangsaan yang kuat,” kata Agus mengingatkan para peserta. Menurutnya, revolusi mental untuk membentuk karakter kepemimpinan yang kuat tidaklah hanya diberikan dengan mengajarkan sifat-sifat kepemimpinan dan mental yang baik, tetapi juga dengan menunjukan bukti nyata para peserta dengan mengikuti dan mematuhi semua ketentuan dan peraturan yang dipersyaratkan oleh lembaga untuk memenuhi persyaratan kelulusan para peserta.

 “Secara singkat dapat dikatakan bahwa revolusi mental kepemimpinan adalah mengubah sikap dari sikap tertutup menjadi terbuka, dan dari fokus ego menjadi fokus eko atau lingkungan sekitar,” kata Agus melanjutkan. Kesadaran untuk mematuhi segala ketentuan dengan kesadaran akan membentuk karakter kepribadian yang menjadi sumbangan perseorangan peserta bagi proses revolusi mental secara nasional.

Selain itu, Agus menekankan bahwa meskipun pendidikan PPRA dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 tidak akan mengurangi kualitas dan esensi yang akan didapatkan oleh peserta pendidikan. “Pelaksanaannya terdapat modifikasi-modifikasi dalam penerapan proses belajar dan mengajar, seperti di tempat pendidikan lain di luar Lemhannas RI yaitu dengan menerapkan metode daring atau virtual, bahkan ada beberapa kegiatan utama seperti Olah Sismennas dengan metode Gladi Posko sudah kita cobakan secara virtual dan ini cukup memberikan apresiasi,” kata Agus Widjojo di akhir sambutannya.

Dalam kesempatan tersebut, selain revolusi mental, Gubernur Lemhannas RI juga mengingatkan akan pentingnya para peserta dalam mendukung program vaksin nasional serta tetap memberhatikan protokol kesehatan sehingga dapat menghentikan rantai penularan Covid-19.

Kepala Biro Humas Settama Lemhannas RI

Brigjen TNI Agus Arif Fadila, S.I.P.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI

 


Press Release

Nomor  : PR/IVc/XII/2020

Tanggal : 22 Desember 2020

Lemhannas RI, Jakarta- Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) mengeluarkan pernyataan akhir tahun berjudul  "Keluar dari Pandemi Covid-19, Menuju Pemulihan Ekonomi dan Harapan di Tahun 2021”. Dalam pernyataannya, Lemhannas RI menyoroti masalah vaksin hingga stunting.

"Pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi yang berdampak luar biasa membuat Lemhannas RI, di luar kebiasaan selama ini, merasa perlu membuat pernyataan akhir tahun," kata  Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada konferensi pers melalui zoom di Lemhannas, Selasa, (22/12). Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan pernyataan ini dalam konferensi pers secara daring, Selasa, (22/12) dan didampingi oleh pejabat teras Lemhannas RI di antaranya  Wagub Lemhannas RI Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Rahmat Pribadi, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI  Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc., serta Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dan Kepala Biro Humas Brigjen TNI Sugeng Santoso.

Berikut pernyataan akhir tahun Lemhannas RI yang disampaikan oleh Gubernur Lemhannas RI:

Tahun 2020 boleh disebut sebagai tahun nestapa bagi seluruh umat manusia. Dari Wuhan, Cina, wabah Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Sekitar 74 juta manusia terpapar dan 1,65 juta jiwa melayang. Di Indonesia, pandemi Covid-19 menyerang lebih dari satu juta manusia. Dari jumlah itu sekitar 630 ribu orang masih terpapar. Sekitar 19 ribu orang tewas dan 517 ribu berhasil sembuh.

Wabah Covid-19 juga telah menyebabkan ekonomi dunia lumpuh. Perdagangan antar-negara lesu. Sejumlah negara mengalami resesi sejak kuartal kedua tahun 2020 karena ekonominya minus. Akibatnya jumlah orang miskin bertambah dan bahaya kelaparan mengancam banyak orang, terutama di negara berkembang. Indonesia tak luput dari resesi ekonomi dan melonjaknya angka kemiskinan. Bahaya kelaparan dan kekurangan gizi pun mengintai rakyat. Sungguh sebuah tahun mengerikan, annus horribilis, yang tak akan mudah lenyap dari ingatan.

Harapan bahwa wabah akan sirna bersemi di pengujung 2020 seiring dengan ditemukannya vaksin Covid-19 oleh berbagai perusahaan farmasi terkemuka dunia. Akibatnya bursa saham sejagat kembali bergairah. Sektor riil diperkirakan juga akan segera bangun dari tidur panjangnya. Ekonomi dunia diprediksi bakal kembali tumbuh di tahun 2021, bahkan meroket lebih tinggi dari masa pra- Covid-19. Tak terkecuali ekonomi Indonesia.

Pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi yang berdampak luar biasa membuat Lemhannas, di luar kebiasaan selama ini, merasa perlu membuat pernyataan akhir tahun. Untuk memastikan keberhasilannya, program vaksinasi nasional untuk menghentikan pandemi Covid-19 harus langsung secara vertikal berada di bawah keputusan politik presiden. Dengan demikian segala sumber daya pemerintah yang tersedia, termasuk TNI dan Polri, bisa dimanfaatkan untuk memastikan program vaksinasi nasional berjalan dengan baik sesuai kaidah ilmu pengetahuan.

Sambil menjalankan program vaksinasi nasional, pemerintah pusat dan daerah harus terus-menerus mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak (3M) wajib tetap dilakukan oleh semua anggota masyarakat tanpa terkecuali. Kewaspadaan tinggi tetap harus dijaga untuk mencegah lonjakan kasus atau serangan gelombang kedua, sebelum pandemi benar-benar berlalu. Seperti ini pula penerapan protokol di negara-negara yang sudah memulai program vaksin seperti Amerika dan Inggris. Mereka memahami bahwa vaksin hanya mencegah si penerima terhindar dari Covid-19 level berat. Vaksin tidak menjamin bebas Covid-19 dan tetap bisa menularkan ke orang-orang di sekitarnya.

Pemerintah perlu menanamkan sense of urgency ke masyarakat dalam operasi raksasa distribusi vaksin Covid-19. Mungkin ini pertama kalinya program pemerintah dilakukan secara masif baik dari segi penerima, jangkauan wilayah dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa manusia. Pemerintah juga perlu menjami vaksin yang diberikan aman, termasuk mencegah pemalsuan vaksin. Vaksinasi harus dilakukan secara cepat dan efektif serta menjangkau populasi sampai di level yang mampu menghentikan pandemi. Pemerintah perlu pula mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin timbul di lapangan seperti infrastruktur distribusi, rantai pasokan vaksin, tersedianya tenaga Kesehatan, integrasi data dan jadwal untuk suntikan pertama dan suntikan kedua, serta pertolongan terhadap kemungkinan munculnya efek samping akibat vaksinasi.

 

Sistem penelusuran, pemantauan, pelaporan dan evaluasi oleh tim ahli yang kompeten di bidang masing-masing dan didukung oleh infrastruktur teknologi dan tim ilmuwan data harus dilakukan secara transparan dan berlangsung 24 jam setiap hari. Tujuannya agar program vaksinasi nasional ini dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan terus menerus. Hal ini untuk memastikan program vaksinasi nasional meraih kepercayaan dan keyakinan dari masyarakat.

Di tahun depan, kendati ekonomi akan kembali tumbuh, ada tantangan besar yang mesti dihadapi Indonesia di berbagai bidang. Kita melihat ada kemerosotan pemahaman kebangsaan di antara anak bangsa. Kepentingan kelompok dan golongan seakan ada di atas kepentingan nasional dan persatuan bangsa. Bendera politik identitas dikibarkan melampaui bendera merah putih yang menyatukan kita.

Selain itu ada tantangan jangka panjang di bidang kesehatan; identitas dan karakter bangsa; infrastuktur teknologi; sejarah peradaban dan warisan budaya nusantara; dan pendidikan.Tantangan itu terkait dengan revolusi industri 4.0, tekad menjadi bangsa maju dan persaingan antar- bangsa yang semakin ketat di masa depan. Salah satunya adalah segera diberlakukannya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), sebuah blok kerjasama perdagangan terbesar dalam sejarah, di mana Indonesia termasuk di dalamnya. Bisa dibayangkan ketatnya persaingan di sebuah blok perdagangan yang terdiri dari negara anggota ASEAN ditambah Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru. Blok perdagangan ini mencakup 30 persen penduduk dan 30 persen ekonomi dunia.

Di bidang kesehatan, pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah mesti mengantisipasi stunting dan kurang gizi pada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa akibat resesi ekonomi. Mereka harus memprioritaskan pemberian makanan bergizi dan protein yang cukup untuk ibu hamil dan janinnya, serta untuk anak-anak dari bayi sampai usia 12 tahun.

Mereka yang pernah mengalami kelaparan, kurang gizi dan stunting sewaktu janin dan masa pertumbuhan akan sulit mencapai potensi manusia unggul. Mereka akan tercecer di di era revolusi industri 4.0 dan persaingan sengit antar-bangsa.

Bank Dunia mencatat bahwa 54 persen tenaga kerja Indonesia hari ini pernah mengalami stunting di masa pertumbuhan. Hal ini tak boleh terulang di masa depan agar sumber daya manusia kita mampu bersaing di tingkat dunia.

Menjadi tanggungjawab bersama pemerintah dan masyarakat untuk mendukung anak-anak Indonesia agar dapat terbang tinggi dan sejajar dengan yang terbaik di dunia dalam tempo 25 tahun dari sekarang. Masa di mana Indonesia genap 100 tahun merdeka dari penjajahan.

Di bidang pendidikan, pemerintah wajib memprioritaskan program untuk mengupdate para ibu dan guru tentang keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada anak-anak. Hal itu diperlukan agar anak-anak mampu menghadapi disrupsi dan memenuhi tuntutan dunia kerja di era revolusi industri 4.0.

Perlu dilakukan penyesuaian kurikulum agar ada peningkatan kemampuan anak didik di bidang teknologi. Supaya mereka tak hanya piawai mengakses dan menggunakan teknologi tapi juga mampu mendesain dan membuat program sendiri.

Indonesia harus mengejar ketertinggalan selama wabah Covid-19 yang membuat pendidikan tak berjalan normal. Sementara itu sebagian besar negara-negara anggota RCEP sudah memulai sekolah secara tatap muka sejak beberapa bulan lalu.

Pemerintah harus melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan agar setara dengan di negara maju. Perlu memprioritaskan dan menyediakan anggaran yang memadai untuk memberi pendidikan bermutu kepada anak-anak sejak usia dini yaitu 3-6 tahun seperti di Vietnam, Cina, Singapura dan negara-negara maju lain. Bank Dunia pada November 2020 merekomendasikan bahwa pendidikan bermutu sejak usia dini merupakan awal untuk membangun sumber daya manusia yang unggul.

Pemerintah perlu pula melakukan akselerasi pemerataan penyampaian materi pendidikan. Kesenjangan pendidikan bisa diatasi dengan penggunaan teknologi informatika. Sehingga anak-anak Indonesia yang berada di daerah terpencil, terluar dan tertinggal dapat belajar dari guru-guru terbaik dari sekolah-sekolah unggul di bidang-bidang pelajaran yang berbeda.

Infrastruktur teknologi yang merata dan berkualitas merupakan prasyarat penting menghadapi era revolusi industri 4.0. Hal itu merupakan konsensus yang dicetuskan dalam World Economic Forum Oktober 2020 lalu. Untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan kesehatan, pemerintah harus menyediakan listrik dan internet super cepat 5G sampai ke pelosok.

Penting pula bagi pemerintah untuk menguatkan identitas dan karakter bangsa. Ciri-ciri manusia Indonesia yang memiliki identitas dan berkarakter kuat itu adalah punya rasa ingin tahu yang tinggi; berpikiran kritis dan kreatif; berani mempelajari hal-hal baru; mampu mengajukan pendapat dan argumen yang persuasif dan tajam baik dalam berbicara maupun menulis; percaya diri dan tidak minder tapi juga tidak sombong; berani mengambil risiko, tidak mudah terpengaruh, dan tidak ikut- ikutan melakukan sesuatu tanpa berpikir matang.

Tak kalah penting adalah, generasi muda wajib mengetahui sejarah, peradaban dan warisan budaya Indonesia. Mereka perlu memahami kegemilangan dan kesalahan para pendahulu di masa silam.

Kebudayaan, kesenian dan bahasa merupakan hal yang melekat di diri kita sejak dari buaian sampai ke liang kubur. Hal itu pula yang membedakan manusia dengan robot yang menggunakan kecerdasan buatan.

Identitas dan karakter yang kuat serta pemahaman terhadap sejarah, peradaban dan warisan budaya Indonesia dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda akan menyadari bahwa mereka adalah pewaris peradaban yang Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda tapi bersatu untuk mencapai cita-cita bangsa: maju, adil dan makmur. Dengan demikian mereka akan lebih bertanggung jawab menjaga agar kain kebangsaan tidak mudah koyak.

Kepala Biro Humas Settama Lemhannas RI

Brigjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P.

 

 

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI

 


Press Release

Nomor  : PR/IVe/XII/2020

Tanggal : 22 Desember 2020

Lemhannas RI, Jakarta - Kendati ekonomi akan kembali tumbuh, ada tantangan besar yang mesti dihadapi Indonesia di berbagai bidang. Salah satunya adalah adanya kemerosotan pemahaman kebangsaan di antara anak bangsa.

"Kepentingan kelompok dan golongan seakan ada di atas kepentingan nasional dan persatuan bangsa. Bendera politik identitas dikibarkan melampaui bendera merah putih yang menyatukan kita," kata Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada konferensi pers secara daring di Lemhannas RI, Selasa, (22/12). Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) mengeluarkan pernyataan akhir tahun berjudul  "Keluar dari Pandemi Covid-19, Menuju Pemulihan Ekonomi dan Harapan di Tahun 2021." Dalam pernyataannya, Lemhannas RI menyoroti masalah vaksin, pendidikan hingga stunting.

Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan pernyataan ini dalam konferensi pers secara daring, Selasa, (22/12) dan didampingi oleh pejabat teras Lemhannas RI di antaranya  Wagub Lemhannas RI Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Rahmat Pribadi, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI  Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc., serta Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dan Kepala Biro Humas Brigjen TNI Sugeng Santoso.

Gubernur Lemhannas RI menjelaskan penting pula bagi pemerintah untuk menguatkan identitas dan karakter bangsa. Ciri-ciri manusia Indonesia yang memiliki identitas dan berkarakter kuat itu adalah punya rasa ingin tahu yang tinggi; berpikiran kritis dan kreatif; berani mempelajari hal-hal baru; mampu mengajukan pendapat dan argumen yang persuasif dan tajam baik dalam berbicara maupun menulis; percaya diri dan tidak minder tapi juga tidak sombong; berani mengambil risiko, tidak mudah terpengaruh, dan tidak ikut- ikutan melakukan sesuatu tanpa berpikir matang.

"Tak kalah penting adalah, generasi muda wajib mengetahui sejarah, peradaban dan warisan budaya Indonesia," kata Agus Widjojo. Mereka perlu memahami kegemilangan dan kesalahan para pendahulu di masa silam. Kebudayaan, kesenian dan bahasa merupakan hal yang melekat di diri kita sejak dari buaian sampai ke liang kubur. "Hal itu pula yang membedakan manusia dengan robot yang menggunakan kecerdasan buatan," kata Gubernur dalam kesempatan tersebut.

Menurut Agus Widjojo, identitas dan karakter yang kuat serta pemahaman terhadap sejarah, peradaban dan warisan budaya Indonesia dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi muda akan menyadari bahwa mereka adalah pewaris peradaban yang Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda tapi bersatu untuk mencapai cita-cita bangsa: maju, adil dan makmur. Dengan demikian mereka akan lebih bertanggung jawab menjaga agar kain kebangsaan tidak mudah koyak.

Agus juga menyoroti tantangan Indonesia   terkait dengan Revolusi Industri 4.0.  Dia menyebutkan, seyogyanya tekad Indonesia  menjadi bangsa maju dan persaingan antarbangsa  semakin ketat di masa depan. Salah satunya adalah segera diberlakukannya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), sebuah blok kerjasama perdagangan terbesar dalam sejarah, di mana Indonesia termasuk di dalamnya. "Bisa dibayangkan ketatnya persaingan di sebuah blok perdagangan yang terdiri dari negara anggota ASEAN ditambah Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru. Blok perdagangan ini mencakup 30 persen penduduk dan 30 persen ekonomi dunia," ujarnya.

Kepala Biro Humas Settama Lemhannas RI

Brigjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P.

 

 

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI

 


Press Release

Nomor  : PR/IVb/XII/2020

Tanggal : 22 Desember 2020

Stunting dan Kurang Gizi Perlu Diantisipasi Pasca Resesi Ekonomi

Lemhannas RI, Jakarta- Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan, Pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi yang berdampak luar biasa membuat Lemhannas RI, di luar kebiasaan selama ini, merasa perlu membuat pernyataan akhir tahun. Salah satu yang menjadi perhatian Lemhannas adalah mengantisipasi stunting dan kurang gizi anak akibat resesi ekonomi.

"Di bidang kesehatan, pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah mesti mengantisipasi stunting dan kurang gizi pada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa akibat resesi ekonomi,” kata Agus Widjojo melalui konferensi pers secara daring, Selasa (22/12). Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan pernyataan ini dalam konferensi pers secara daring, Selasa, (22/12) dan didampingi oleh pejabat teras Lemhannas RI di antaranya  Wagub Lemhannas RI Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Mayjen TNI Rahmat Pribadi, Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI  Prasetya Nugraha, S.T., M.Sc., serta Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., dan Kepala Biro Humas Brigjen TNI Sugeng Santoso.

Untuk mengantisipasinya, Agus meminta para stakeholder memprioritaskan pemberian makanan bergizi dan protein yang cukup untuk ibu hamil dan janinnya. Juga   untuk memenuhi gizi anak-anak dari bayi sampai usia 12 tahun.

Bukan tanpa sebab Lemhannas RI memberi perhatian masalah stunting dan gizi pada anak. "Mereka yang pernah mengalami kelaparan, kurang gizi dan stunting sewaktu janin dan masa pertumbuhan akan sulit mencapai potensi manusia unggul. Mereka akan tercecer di di era revolusi industri 4.0 dan persaingan sengit antar-bangsa," ujar Agus.

Bank Dunia mencatat bahwa 54 persen tenaga kerja Indonesia hari ini pernah mengalami stunting di masa pertumbuhan. "Hal ini tak boleh terulang di masa depan agar sumber daya manusia kita mampu bersaing di tingkat dunia," ujar Agus.

Menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat untuk mendukung anak-anak Indonesia agar dapat terbang tinggi dan sejajar dengan yang terbaik di dunia dalam tempo 25 tahun dari sekarang. "Masa di mana Indonesia genap 100 tahun merdeka dari penjajahan," ujar Agus.

Menurut Data World Bank Oktober 2020,  lebih dari sepertiga rumah tangga di Indonesia makan lebih sedikit daripada sebelum adanya Pandemi Covid-19. Ini lantaran  mereka   kekurangan uang atau sumber daya lain, dan seperempat dari mereka mengatakan bahwa mereka kehabisan makanan.

Kepala Biro Humas Settama Lemhannas RI

Brigjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P.

 

 

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749