Press Release

Nomor  : PR/11/VIII/202I

Tanggal : 25 Agustus 2021

Lemhannas RI, Jakarta – Hasil modal budaya dari industri kreatif, produk kuliner, serta hasil pertanian seperti tempe, kelapa dan rempah-rempah dapat gerakkan pemulihan ekonomi nasional yang menurun akibat pandemi Covid-19. “Hal ini dapat dilakukan apabila modal sosial budaya dapat dikomodifikasi dan ditransformasi menjadi modal ekonomi, serta dapat diproduksi secara masal dan digunakan secara luas oleh masyarakat guna mengerakkan perekonomian dalam rangka membantu pemulihan perekonomian nasional,” kata  Ketua Tim Perumus Dr. (C). Hj. Masrura Ram Idjal, S.E., M.Sc. perwakilan  Peserta PPRA 62 Lemhannas RI. Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional “Modal Sosial dan Budaya: Menggali Kekuatan Sosial Budaya untuk Mendorong Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional” secara daring Rabu (25/8).

Sebagai pendorong pemulihan ekonomi nasional, sektor makanan dan minuman diyakini akan menjadi primadona, terutama pada sektor industri pariwisata yang mengembangkan wisata kuliner. Industri kecil dan menengah (IKM) pada sektor makanan minuman pun menjadi penyumbang terbesar PDB bila dibandingkan dengan perusahaan besar.  Tenaga kerja yang diserap pun mencapai 42,5% dari total jumlah pekerja di semua sektor IKM. “Aneka pangan kita telah banyak dikenal di seluruh penjuru dunia. Rendang, tempe, tahu, gudeg, sate, bakso dan nasi goreng, adalah sederetan sebagian kecil dari masakan khas Indonesia yang telah dikenal di dunia,” lanjut Masrura.

Indonesia dengan keberagaman adat, suku dan budaya memiliki keanekaragaman  kuliner sesuai daerahnya masing-masing. Jika ini dikemas dengan baik dan didukung ilmu pengetahuan serta teknologi, akan menjadikan Indonesia sebagai destinasi kuliner terbesar di dunia. Untuk itu, perlu juga membangun literasi digital bagi pelaku UMKM untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional di sektor kuliner.

Saat pembukaan seminar, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan bahwa modal sosial dan budaya perlu dimaksimalkan untuk atasi krisis.  “Penggunaan modal sosial dan budaya dapat mendorong pemulihan bangsa akibat krisis dan terciptanya tatanan kebiasaan baru,” kata Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo .

Seminar yang diselenggarakan secara daring ini menjadi salah satu indikator dari kemampuan para peserta PPRA 62 dalam menyerap dan memahami berbagai materi selama mengikuti pendidikan di Lemhannas RI. “Melalui seminar ini pula, para peserta dapat menuangkan ilmu pengetahuannya untuk menyusun hasil seminar yang strategis dengan menggunakan kemampuan berpikir secara komprehensif, integral, holistik dan sistemik,” lanjut Agus Widjojo.

Dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini, perlu adanya upaya pemulihan ekonomi nasional dengan mendayagunakan kekuatan modal sosial dan budaya yang telah berkembang di masyarakat dan perlu digali dan ditransformasikan ke dalam pengembangan institusional, ekonomi dan human capital.

Kekuatan modal sosial dan budaya ini, pada dasarnya telah ada sejak lama, dan menjadi sebuah kekuatan bagi masyarakat di berbagai daerah untuk bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan termasuk dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Modal sosial yang terdiri dari etika sosial, lembaga sosial dan etika lingkungan termasuk kearifan lokal dan etos sosial atau karakter, sikap, sifat dan watak sosial yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat, akan mampu menjadi kekuatan kolektif untuk membantu memulihkan aktivitas ekonomi dan sosial secara optimal dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat.

Dapat dicermati bahwa modal sosial seperti peran dari perangkat komunitas lokal memiliki posisi yang penting dalam kondisi sosial ekonomi saat ini. “Selain peran dari perangkat komunitas lokal maupun pemerintah untuk membangun kesadaran saling gotong royong dalam menghadapi suatu kendala bencana, kepemimpinan lokal dalam membangun tatanan kebiasaan baru menjadi sangat penting dalam aktivitas sosial ekonomi saat ini,” ujar Agus.

Seminar Nasional ini dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, juga menghadirkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. sebagai keynote speaker. Selain itu,  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Ketua Komisi X DPR RI H. Syariful Huda sebagai narasumber. Guru Besar Ekonomi SDA dan Lingkungan IPB Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.Sc., Ketua HIPPI Dr. Suryani Motik, Duta Besar RI untuk Belanda Bapak Mayerfas, CEO Platform Digital TANIHub Pamitra Wineka sebagai pembahas.  Unit Head Herbal Marthaa Tilaar Group Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M., CSCA, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc., Rektor AMIKOM Yogyakarta Prof. Dr. M. Suyanto, M.M sebagai Penanggap.

Seminar nasional ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., dan perwakilan pejabat Lemhannas RI dan undangan dari kementerian/lembaga secara daring.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/I/VIII/202I

Tanggal : 24 Agustus 2021

Lemhannas RI, Jakarta – Buku tentang kehidupan dan pemikiran Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo akan diluncurkan di Lemhannas RI pada Kamis, 25 Agustus 2021 mendatang. Buku berjudul Tentara Kok Mikir: Inspirasi Out of the Box Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo membahas berbagai dimensi Agus Widjojo, mulai dari kehidupannya di masa kecil, kepribadian dan pertemanannya, kiprahnya semasa di dunia militer, juga persentuhannya dengan masyarakat sipil dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang hubungan keduanya di masa Orde Baru ibarat minyak dan air. Dalam buku ini juga dibahas pemikiran-pemikiran Agus Widjojo mengenai dunia militer dalam bahasa yang sangat sederhana.

Judul “Tentara Kok Mikir” sangat menggelitik pembaca, karena selama ini muncul anggapan, seorang prajurit cukup ikuti perintah dan tidak perlu berpikir. Berseberangan dengan itu, Agus Widjojo adalah seorang jenderal yang melampaui zamannya. Ia sosok intelektual militer dan pendidik yang ikut menyusun konsep monumental   Reformasi TNI. “Menjadi orang cerdas dan berpikir melampaui zaman kadang punya konsekuensi. Ia harus terbiasa berbenturan dengan banyak orang karena gagasannya sulit diterima dan dimengerti orang lain.”

Beberapa peristiwa yang diangkat dalam buku ini adalah ketika TNI tengah menjalani ujian sejarah di antara pilihan menjadi TNI Profesional atau menjalankan Dwifungsi ABRI, gagasan reformasi Komando Teritorial, serta keterlibatan Agus Widjojo sebagai anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) RI-Timor Leste yang menangani dugaan pelanggaran HAM Indonesia di Timor Timur. Selain itu juga dituturkan pandangan Agus Widjojo soal tuduhan kepada dirinya sebagai sosok yang “Terlalu Amerika” atau “Komunis” dan pemikirannya tentang dasar-dasar teknis perang tentara Indonesia.

Buku ini lebih memberi ruang pada sisi humanis, keluarga, kemiliteran, dunia LSM, serta aktivitas organisasi Agus Widjojo. Buku Tentara Kok Mikir ditulis oleh Bernarda Rurit  disunting oleh Nugroho Dewanto dan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Sejumlah teman seangkatan Agus Widjojo di AKABRI 1970 akan menghadiri peluncuran buku ini, antara lain Menteri Koordinator Maritim dan Investasi RI Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dan Mantan Duta Besar RI untuk Filipina Letnan Jenderal TNI (Purn) Johny Josephus Lumintang. Hadir pula teman sebangku Agus semasa sekolah, Mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Strategis TNI-AD Mayjen TNI (Purn) Tulus Sihombing. Adapun Mantan Menteri Luar Negeri RI, Dr. Hassan Wirajuda, serta Mantan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan hadir secara daring. Peluncuran buku yang dilaksanakan pukul 16.15 sampai 18.30 WIB ini akan dimoderatori oleh Glory Ojong dengan menghadirkan narasumber aktivis Dimas Oky Nugroho dan Wapemred Harian Kompas Tri Agung Kristanto.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI

 


Press Release

Nomor  : PR/12/VIII/202I

Tanggal : 25 Agustus 2021

Lemhannas RI, Jakarta – Peserta PPRA 62 Lemhannas RI sarankan pemerintah untuk gunakan modal sosial dan budaya yang ada di masyarakat untuk atasi pandemi Covid-19. “Penggunaan modal sosial dan budaya dapat mendorong pemulihan bangsa akibat krisis dan terciptanya tatanan kebiasaan baru,” kata Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo pada Rabu (25/8).

Hal tersebut disampaikan Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam kegiatan seminar PPRA 62 Lemhannas RI yang berjudul “Modal Sosial dan Budaya: Menggali Kekuatan Sosial Budaya untuk Mendorong Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional.” Seminar yang diselenggarakan secara daring ini menjadi salah satu indikator dari kemampuan para peserta PPRA 62 dalam menyerap dan memahami berbagai materi selama mengikuti pendidikan di Lemhannas RI. “Melalui seminar ini pula, para peserta dapat menuangkan ilmu pengetahuannya untuk menyusun hasil seminar yang strategis dengan menggunakan kemampuan berpikir secara komprehensif, integral, holistik dan sistemik,” lanjut Agus Widjojo.

Dalam kondisi perekonomian Indonesia saat ini, perlu adanya upaya pemulihan ekonomi nasional dengan mendayagunakan kekuatan modal sosial dan budaya yang telah berkembang di masyarakat dan perlu digali dan ditransformasikan ke dalam pengembangan institusional, ekonomi dan human capital.

Kekuatan modal sosial dan budaya ini, pada dasarnya telah ada sejak lama, dan menjadi sebuah kekuatan bagi masyarakat di berbagai daerah untuk bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan termasuk dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Modal sosial yang terdiri dari etika sosial, lembaga sosial dan etika lingkungan termasuk kearifan lokal dan etos sosial atau karakter, sikap, sifat dan watak sosial yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat, akan mampu menjadi kekuatan kolektif untuk membantu memulihkan aktivitas ekonomi dan sosial secara optimal dengan memanfaatkan kesadaran masyarakat.

Pandemi Covid-19 juga menjadi masalah global  berdampak pada berbagai aspek kehidupan serta politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan keamanan. Seluruh negara berupaya keras untuk mencari solusi pencegahan dan penyembuhannya. Dampak yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan juga harus segera ditangani dengan baik. Sejalan dengan itu, modal sosial dan budaya yang ada di masyarakat, diperlukan untuk membangun kekuatan kolektif melawan pandemi dan agar dapat membantu menciptakan pemulihan aktivitas sosial ekonomi yang dapat dilakukan secara optimal. 

Dapat dicermati bahwa modal sosial seperti peran dari perangkat komunitas lokal memiliki posisi yang penting dalam kondisi sosial ekonomi saat ini. “Selain peran dari perangkat komunitas lokal maupun pemerintah untuk membangun kesadaran saling gotong royong dalam menghadapi suatu kendala bencana, kepemimpinan lokal dalam membangun tatanan kebiasaan baru menjadi sangat penting dalam aktivitas sosial ekonomi saat ini,” ujar Agus.

Sejak ditetapkannya bencana nasional sejak Maret 2020, Pandemi Covid-19 telah mewabah dengan sebaran hampir di semua daerah walaupun sudah sebagian dari masyarakat melaksanakan vaksin dan menimbulkan krisis multidimensi. Krisis  ini berpengaruh terhadap kesejahteraan, kesehatan, serta meningkatnya kerawanan sosial.

“Kondisi ini tentu saja mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat, kesehatan, kerawanan sosial dan sebagainya. Hal ini harus segera ditangani, agar masyarakat menjadi lebih kuat dan tahan dalam menghadapi pandemi yang belum tahu kapan dapat diatasi secara tuntas,” pungkas Agus.  

Seminar Nasional ini dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, juga menghadirkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. sebagai keynote speaker. Selain itu,  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Ketua Komisi X DPR RI H. Syariful Huda sebagai narasumber. Guru Besar Ekonomi SDA dan Lingkungan IPB Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.Sc., Ketua HIPPI Dr. Suryani Motik, Duta Besar RI untuk Belanda Bapak Mayerfas, CEO Platform Digital TANIHub Pamitra Wineka sebagai pembahas.  Unit Head Herbal Marthaa Tilaar Group Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M., CSCA, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc., Rektor AMIKOM Yogyakarta Prof. Dr. M. Suyanto, M.M sebagai Penanggap.

Seminar nasional ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., dan perwakilan pejabat Lemhannas RI dan undangan dari kementerian/lembaga secara daring.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI

 


Press Release

Nomor  : PR/ 7/VII/2021

Tanggal :   13 Juli 2021

Jakarta- Lemhannas RI kehilangan salah satu putri terbaiknya, yaitu  Dr. Rosita S. Noer, M.A. Tenaga Profesional Bidang Geopolitik dan Wawasan Nusantara Lemhannas RI yang berpulang pada Minggu, 11 Juli 2021. 

Dr. dr. Rosita Noer, MA, yang bernama lengkap Rosita Sofyan Noer lahir pada 28 September 1947 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Dr. Rosita adalah seorang dokter (ahli kesehatan), pengusaha, aktivis HAM dan politisi Indonesia mengabdi di Lemhannas RI sejak tahun 1997. Sosok pengajar cerdas dan kritis ini adalah lulusan Fakultas Kedokteran UI, Fakultas Ekonomi UI, INSEAD dan Columbia University, International Relations JFK School of Government Harvard University, dan Alumni KSA VI Lemhannas RI 1996.

Ia juga pernah menduduki jabatan sebagai Anggota MPR RI, Pengurus ILUNI UI, Wakil Ketua Umum IKAL Lemhannas RI, Pengurus Kadin Indonesia.  Ia pernah duduk sebagai komisioner pada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang pernah dibentuk pemerintah Indonesia untuk melakukan penyelidikan terhadap peristiwa Mei 1998. Sampai akhir hidupnya selain aktif di Lemhannas RI, Dr. Rosita juga memimpin sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama Organisasi Kesatuan Bangsa serta menjadi Ketua Kesatuan Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa.

“Selama  24 tahun berkarya di Lemhannas RI, almarhumah menunjukkan dedikasi dan loyalitasnya yang luar biasa,” kata Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Agus melanjutkan, Dr. Rosita S. Noer dan Lemhannas RI merupakan dua entitas yang tidak dapat dipisahkan. Berbagai kegiatan Lemhannas RI, seperti Jakarta Geopolitical Forum turut menjadi saksi bagaimana integritas Dr. Rosita mencurahkan perhatian dan pemikirannya bagi Lemhannas RI.

“Berkali-kali dan kepada banyak pihak sebelum meninggal, almarhumah menyampaikan keinginannya untuk disemayamkan di Lemhannas sebelum dimakamkan,” lanjut Agus. Ingatan-ingatan soal obrolan serius dan candaan dengan Dr. Rosita juga terlintas di pikiran Wakil Gubernur Lemhannas RI, Marsdya TNI Wieko Syofyan. Ada dua kali almarhumah menyampaikan amanat terakhirnya, saat sedang bersama-sama mendampingi peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) dalam kegiatan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) ke Rusia tahun 2019, dan tahun 2020 saat minum kopi bersama saat waktu senggang di di ruang kerja Wagub. “Beliau menyampaikan berharap sekali mendapat kesempatan untuk disemayamkan di Lemhannas RI apabila beliau wafat. Saya cukup tertegun mendengarnya dab segera mengalihkan pembicaraan karena saya tahu kalau kesehatan Beliau memang cukup serius untuk menjaganya dengan baik,” lanjut Wieko.

Akan tetapi, ketika berpulang ke pangkuan Tuhan YME pada tanggal 11 Juli 2021 lalu pemerintah tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan WFH 100 persen sehingga Lemhannas tidak dapat memenuhi keinginan almarhumah. Untuk itu, bentuk persemayaman dan penghormatan terakhir kepada Dr. Rosita diganti dengan lintasan terakhir kereta jenazah yang membawa jenazah almarhumah pada 12 Juni 2021 di halaman Gedung Trigatra, Lemhannas RI menuju pemakaman di Tanah Kusir, Jakarta.

Penghormatan terakhir diberikan oleh Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsekal Madya TNI Wieko Syofyan, Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., serta Tenaga Profesional Bidang Sumber Kekayaan Alam dan Ketahanan Nasional Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A.

Selamat jalan menuju keabadian Dr. Rosita, beristirahatlah dalam damai. Kami akan selalu mengenang jasa-jasamu.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749