Menjelang akhir Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 24, Lemhannas RI menyelenggarakan upacara pembukaan penataran istri dan suami peserta PPSA 24 pada Senin (2/10), di Ruang Dwi Warna Purwa, Gedung Pancagatra Lantai 1, Lemhannas RI.

Penataran yang berlangsung selama enam hari dan diikuti oleh 74 orang istri dan 3 orang suami tersebut memiliki beberapa tujuan, yakni membekali dan memantapkan para istri/suami sebagai pendamping kader pimpinan tingkat nasional, lalu meningkatkan wawasan tentang etika bagi istri/suami yang dapat menjadi teladan bagi keluarga besar unit kerja dan masyarakat, serta meningkatkan keakraban dan persaudaraan antar sesama istri peserta PPSA 24 maupun dengan Lemhannas RI.

“Penataran ini dilakukan terutama untuk memastikan istri (dan) suami para pendamping peserta pendidikan singkat (angkatan) 24 memahami  proses yang akan dilakukan oleh suami dan istri kedepan dalam waktu 3 sampai 4 tahun kedepan,” ucap Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto dalam sambutannya.

Hal tersebut sejalan dengan peserta PPSA 24 yang setelah lulus dari pendidikan Lemhannas RI akan menduduki jabatan-jabatan baru dengan tantangan-tantangan baru. Untuk itu, Lemhannas RI harus memastikan bahwa para pendamping, yakni istri dan suami bisa memahami tantangan-tantangan baru tersebut.

Dengan adanya penataran istri dan suami, Andi Widjajanto berharap peserta penataran istri dan suami semakin siap dan sigap dalam mendampingi tugas-tugas suami dan istrinya setelah pendidikan selesai.

Usai penyelenggaraan upacara pembukaan penataran istri dan suami tersebut, acara dilanjutkan dengan pembekalan materi yang diberikan langsung oleh Andi Widjajanto. Pada kesempatan tersebut, Andi Widjajanto menyampaikan bahwa peserta PPSA akan mendapat jabatan di level strategis mulai saat ini sampai empat tahun kedepan. Untuk itu, Lemhannas RI memiliki beberapa karakter utama, salah satunya adalah warna lembayung. Karakter pada warna lembayung merupakan karakter yang tenang dalam bertindak. “Jadi ibu bapak mestinya nanti melihat para peserta (PPSA) 24 ini setelah lulus menjadi orang yang semakin tenang, orang yang semakin matang, orang yang semakin ajek, dan orang yang semakin sabar,” kata Andi Widjajanto.

Lebih lanjut, Andi Widjajanto menyampaikan tentang kondisi sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi, hal yang menjadi inti adalah orang-orang yang ada didalamnya dan interaksi dengan orang-orang tersebut. Andi Widjajanto menekankan kepada peserta penataran istri dan suami harus bisa melakukan interaksi secara tidak substansi dengan orang-orang yang ada dalam ruang lingkup organisasi tempat suami dan istri peserta PPSA 24 bertugas.

Mengakhiri materinya, Andi Widjajanto berpesan kepada peserta penataran istri dan suami peserta PPSA 24 agar berdiskusi dengan suami dan istrinya akan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan karakter lembayung khas Lemhannas RI. (SP/BIA)


Lemhannas RI kembali mengadakan Focus Group Discussion Urgen dan Cepat. Kali ini Lemhannas RI membahas tentang “Risiko Krisis Ekonomi Global Bulan September dan Analisis Triwulan III Tahun 2023” pada Rabu (27/9) di Ruang Kresna, Gedung Astagatra Lantai 4, Lemhannas RI. “Risiko krisis global bulan September tahun 2023 akan dipengaruhi oleh beberapa momentum pada level nasional dan global,” kata Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P.

Lebih lanjut, Reni Mayerni menyampaikan bahwa momentum 2023 dipersiapkan sebagai antisipasi strategis Indonesia yang digunakan oleh pemerintah untuk melakukan pencegahan dini terhadap kemungkinan terjadinya pendadakan strategis. Hal tersebut berkaca pada kondisi sektor manufaktur global yang masih terperosok dalam kontraksi bahkan terjadi penurunan tajam di kawasan Eropa dan Asia yang merupakan tanda-tanda pelemahan arus perdagangan internasional.

Di dalam negeri sendiri, Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2023 akan berada di bawah angka tengah target sebesar 3%. Penurunan tersebut juga berlaku untuk inflasi inti yang diperkirakan berada di sekitar 2,5% pada akhir tahun 2023. Penurunan inflasi yang terkendali tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti permintaan yang terkendali, ekspektasi inflasi yang stabil, dan harga barang impor yang rendah. Meskipun Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga inflasi dalam kisaran target baik hingga akhir tahun ini maupun pada tahun 2024, masih terdapat ancaman kenaikan harga akibat kenaikan harga migas global yang harus diwaspadai.

Oleh karena itu, Lemhannas RI memandang penting untuk melakukan diskusi ini. Diharapkan melalui diskusi tersebut dapat dihasilkan solusi pemikiran yang segar dan konstruktif. Sebagai informasi Lemhannas RI dalam beberapa bulan kebelakang terus melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Kementerian/Lembaga guna menyampaikan risiko yang harus diwaspadai dan mitigasi yang harus dilakukan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga terkait dengan rekomendasi yang Lemhannas RI sampaikan ke presiden.

Hadir dalam diskusi tersebut selaku narasumber, yakni Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter - Bank Indonesia Erwindo Kolopaking, S.E., M.Sc.; Director Executive Center for Strategic and International Studies Dr. Yose Rizal Damuri; Plt. Kasubdit Neraca Pembayaran Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI Ibnu Yahya, S.E., M.Ec.Pol.; Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia Dr. Fithra Faisal Hastiadi, S.E., M.S.E., M.A.; serta Analis Ekonomi Politik Lab45 Radhityana Muhammad, S.E., M.E.

Pada kesempatan tersebut, Director Executive Center for Strategic and International Studies (CSIS) Dr. Yose Rizal Damuri menyampaikan salah satu langkah yang dapat diambil Indonesia adalah dengan memperkuat kerja sama dan mempercepat reformasi. Diantaranya Indonesia dapat mengembangkan rantai pasokan regional untuk berbagai industri baru. Guna mewujudkan pengembangan tersebut, Indonesia harus dapat dipercaya oleh pihak lainnya. Maka Indonesia perlu mempercepat reformasi lingkungan bisnis. (NA/BIA)


“Jadi berbanggalah kita untuk bisa menjalin hubungan yang bukan hanya TNI POLRI saja, tapi juga dengan ASN,” Kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Utama Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Karo Humas Settama Lemhannas RI) Brigjen TNI Suratno, S.I.P saat memberikan pengenalan lembaga kepada para peserta Penataran Istri dan Suami Program Pendidikan Singkatan Angkatan (PPSA) 24 pada Senin (2/10), di Ruang Dwi Warna Purwa, Gedung Pancagatra Lantai 1, Lemhannas RI.

Pada kesempatan tersebut, Suratno menyampaikan Lemhannas RI didirikan oleh presiden pertama Ir. Soekarno pada tgl 20 Mei 1965. Lemhannas RI didirikan karena kedepan pertempuran tidak hanya dilakukan dengan senjata melainkan juga geopolitik.

Selanjutnya, Suratno menjelaskan tugas Lemhannas RI, yakni menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat nasional, menyelenggarakan pengkajian yang bersifat konsepsional dan strategis, dan menyelenggarakan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.

Pada program pendidikan Lemhannas RI, terbagi kedalam tiga program, yakni Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA), Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA), dan Program Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA). Untuk kajian Lemhannas RI terbagi kedalam empat kajian, yakni kajian strategis jangka panjang, kajian strategis jangka menengah, kajian strategis jangka pendek, dan kajian strategis terkini (quick response). Lalu pada Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI dilaksanakan dalam program pelatihan untuk pelatih, dialog kebangsaan, dan evaluasi dampak.

Mengakhiri paparannya, Suratno menyampaikan setelah lulus pendidikan Lemhannas RI, suami/istri peserta PPSA 24 akan tergabung pada Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL-Lemhannas). (SP/BIA)


Lemhannas RI melalui Direktorat Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat judul “Mitigasi Risiko Krisis Ekonomi Nasional Triwulan III Tahun 2023” pada Selasa (26/9) di Ruang Kresna, Gedung Astagatra Lantai 4, Lemhannas RI.

FGD tersebut merupakan kajian urgent dan cepat tentang ekonomi yang bersifat series per triwulan guna mendapatkan perkembangan dan mencermati dinamika yang terjadi untuk menyusun mitigasi dalam rekomendasi kebijakan yang akan dibuat.

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengalami perbaikan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya,” kata Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. Hal tersebut terjadi meskipun pertumbuhan ekonomi Tiongkok di bawah ekspektasi dan pertumbuhan ekonomi global masih tertekan. Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada dalam kisaran 4.7 hingga 5,0 persen.

Pada semester I tahun 2023, ekonomi Indonesia telah tumbuh sebesar 5.1%. Untuk mencapai target rencana kerja pemerintah (RKP) 2023, ekonomi Indonesia perlu tumbuh sebesar 5.5% di semester II tahun 2023 mengingat perlambatan aktivitas ekonomi global.

Lebih lanjut, Reni Mayerni juga menyampaikan bahwa pertumbuhan konsumsi pemerintah masih diperkirakan positif karena didorong oleh pemulihan dari kontraksi yang terjadi pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diperkirakan mencapai sekitar 4% pada semester II tahun 2023 berkat adanya penyelesaian proyek strategis nasional dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sementara itu, ekspor dan impor barang akan mengalami kontraksi akibat terjadinya perlambatan ekonomi global. Namun ekspor dan impor jasa diperkirakan akan tumbuh positif seiring pemulihan sektor pariwisata dan pelonggaran kebijakan mobilitas Tiongkok.

Acara yang dimoderatori oleh Tenaga Profesional Bidang Sosial Budaya Lemhannas RI Dra. Dwi Hernuningsih, M.Si. menghadirkan salah satu narasumberm Plt. Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian RI Dr. Gunawan Pribadi, S.E., M.B.T., AK., C.A. menyampaikan beberapa terkait risiko ekonomi global, yakni adanya tekanan geopolitik pada perang Rusia dan Ukraina, perubahan iklim (termasuk el nino) yang meningkatkan kerentanan ketahanan pangan, pembatasan ekspor komoditas pangan oleh beberapa produsen utama yang mengurangi ketersediaan pasokan di pasar global, salah satunya beras dan perlambatan ekonomi Tiongkok yang lebih tinggi daripada perkiraan.

Pada kesempatan tersebut. Dr. Gunawan Pribadi menyampaikan bahwa beras menyumbang inflasi terbesar pada Agustus 2023, yakni sebesar 0.05%. Secara akumulatif, hingga Agustus 2023 beras telah mengalami inflasi sebesar 7.99%. Terkait bauran kebijakan, ia menyampaikan strategi 4K untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi dan memastikan inflasi dalam rentang sasaran. Pertama adalah keterjangkauan harga dengan meningkatkan operasi pasar/bazar pangan dan melaksanakan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Kedua adalah ketersediaan pasokan dengan meningkatkan produksi melalui program tanam pekarangan, pengembangan food estate, dan penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP).

Ketiga adalah kelancaran distribusi dengan memfasilitasi distribusi pangan dari daerah surplus ke defisit dan penguatan serta kerja sama antar daerah. Lalu yang keempat adalah menciptakan komunikasi yang efektif dengan melakukan pemantauan dan penguatan data secara detail serta pemantauan pasar bersama satgas pangan.

Adapun beberapa narasumber lain yang hadir, yakni Direktur Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia Irman Robinson, Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Wahyu Utomo, S.Sos., M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati, S.E., M.Sc., Ph.D., dan Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip. (SP/BIA)


<script src="https://code.responsivevoice.org/responsivevoice.js?key=oK4OtHmB"></script>


Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749