FGD Pemberdayaan Perempuan Dayak dalam Rangka Pembangunan IKN

Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) melalui Direktorat Pengkajian Sosial Budaya (Sosbud) dan Demografi Kedeputian Bidang Pengkajian Strategik menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan judul “Pemberdayaan Perempuan Dayak: Menjaga Kelestarian Hutan dalam Rangka Pembangunan Ibu Kota Nusantara” pada Kamis (31/8), di Ruang Kresna, Gedung Astagatra Lantai 4, Lemhannas RI, .

Dalam laporannya, Plh. Direktur Pengkajian Sosbud dan Demografi Brigjen TNI Mohamad Rohadi, S.Sos. menyampaikan bahwa pendekatan inklusif dan berkelanjutan dalam proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) memungkinkan perempuan dayak berkontribusi secara signifikan.

Integrasi peran dan kearifan lokal perempuan dayak pada pembangunan IKN merupakan modal besar untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang mencakup aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi.

Sementara, Deputi Bidang Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. dalam sambutannya menyampaikan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan adalah sebuah tonggak bersejarah yang akan memberikan dampak besar terhadap lingkungan.

Pemindahan ini tidak hanya melibatkan aspek infrastruktur fisik, tetapi juga mengharuskan kita untuk memahami keterkaitan yang mendalam antara pembangunan, keberlanjutan lingkungan, dan kearifan lokal. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah tingkat inklusivitas, dalam hal ini adalah pengikutsertaan peran masyarakat setempat sebagai pelaku utama pembangunan.

Perempuan dayak dengan kearifan budaya dan pengetahuan lokalnya, telah lama menjadi pelindung alam dan hutan di wilayah Kalimantan. Kehidupan mereka yang selaras dengan alam dan lingkungan sekitar telah menciptakan model keberlanjutan yang patut diapresiasi. Sejalan dengan hal tersebut, peran perempuan dayak dalam menjaga keanekaragaman hayati, ekosistem, dan kelestarian hutan memiliki arti yang sangat penting dalam konteks pembangunan IKN.

Reni Mayerni menekankan bahwa partisipasi dan peran aktif peran dayak dalam pembangunan IKN tidak hanya penting, tetapi juga mendesak. “Kita perlu mendengarkan suara mereka, melibatkan mereka dalam perencanaan, dan memastikan bahwa nilai-nilai lingkungan dan kearifan lokal yang perempuan dayak anut menjadi  bagian integral dari proses pembangunan Ibu Kota Negara,” ungkapnya.

Acara yang dimoderatori oleh Tenaga Profesional Bidang Sosial Budaya Lemhannas RI Dr. Dadang Solihin, tersebut menghadirkan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Periode 1999-2001 Dr. Alexander Sonny Keraf yang berkesempatan manyampaikan paparannya yang berjudul “SDGs, Hutan, dan Perempuan”. 

Ada tujuh belas tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang disampaikan, yakni kemiskinan diakhiri, mengakhiri kelaparan, menjamin hidup sehat, menjamin pendidikan, mencapai kesetaraan gender, menjamin ketersediaan air, menjamin akses terhadap energi bersih, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membangun infrastruktur yang kuat, mengurangi ketidaksetaraan dalam dan antar negara, membangun pemukiman manusia yang inklusif, menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, mengambil langkah untuk perubahan iklim, membangun ekosistem laut, membangun ekosistem darat, menciptakan masyarakat yang damai dan inklusif, serta memperkuat kemitraan global.

Tentang hutan Kalimantan, hutannya merupakan salah satu salah satu paru-paru dunia dengan kawasan hutan seluas sekitar 40,8 juta ha. Sayangnya laju deforestasi di hutan Kalimantan demikian cepatnya. mencapai sekitar 1,23 juta hektar. Artinya sekitar 673 hektare hutan di Kalimantan mengalami deforestasi setiap harinya pada periode tersebut. 

Oleh karena itu, hutan harus dikembalikan kepada peran dan fungsi alamiahnya menjadi sumber air, sumber udara bersih, sumber pangan dan pengatur iklim, sumber obat-obatan herbal serta penunjang dan penyangga kehidupan semua makhluk hidup termasuk manusia.

Untuk menjaga kelestarian hutan Kalimantan, perempuan dayak dapat aktif merawat dan menjaga hutan yang masih tersisa dengan karakter perempuan, lalu dapat memanfaatkan hutan untuk kehidupan yang layak sesuai SDGs, dan memastikan hutan Kalimantan yang tersisa untuk kembali pada fungsi alamiahnya.

Adapun beberapa narasumber lain yang hadir, yakni Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.Si., Plh. Direktur Penataan Daerah, Otonomi Khusus, dan DPOD Ditjen Otonomi Daerah Budi Arwan, S.STP, M.Si., Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Budaya pada Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Ibu Eko Novi Ariyanti, Specialist Independent, AirLabs/AirScape LTD  Ibu Nina Yulianti, M.Si., Ph.D., dan Wakil Ketua Lembaga Perempuan Dayak Nasional Maria Goreti Tamen, S.Sos., M.Si.. (SP/BIA)


<script src="https://code.responsivevoice.org/responsivevoice.js?key=oK4OtHmB"></script>


Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749