Bertindak Sebagai Pembicara Kunci Pada Forum Interaktif Women Resilience in Politics, Gubernur Lemhannas RI Bicara Partisipasi Politik Perempuan Indonesia

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto bertindak sebagai pembicara kunci pada forum interaktif Women Resilience in Politics yang diselenggarakan oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia dan American Center milik Kedutaan Besar Amerika Serikat pada Rabu (30/8), di @america Mall Pacific Place, Jakarta Selatan.

Pada kesempatan tersebut, Andi Widjajanto menyampaikan paparannya yang berjudul “Partisipasi Politik Perempuan Indonesia”. Partisipasi perempuan di ranah politik (parlemen) dan publik (menteri) bisa dibilang mengalami peningkatan tetapi belum ideal. Capaian Indonesia masih berada di bawah rata-rata global dan target nasional sebesar 30%. Dilihat data partisipasi Perempuan per provinsi, hanya Kalimantan Tengah yang melebihi target nasional. Bahkan ada 26 provinsi memiliki nilai di bawah rata-rata nasional.

Tentang keterwakilan perempuan di parlemen, Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang mengadopsi kebijakan afirmatif. Secara umum, proporsi bakal calon perempuan terhadap bakal calon laki-laki dari seluruh partai peserta pemilu telah melebihi target keterwakilan 30%.

Hal lain yang disampaikan adalah tentang diskriminasi gender dalam institusi sosial. Nilai social institution and gender index (SIGI) Indonesia tahun 2023 adalah 38,1. Pada dasarnya, data SIGI menunjukkan masih kuatnya nilai dan budaya patriarki di tengah masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan salah satu variabel dimensi kebebasan sipil mencatat bahwa 72% masyarakat Indonesia menilai pria lebih cocok menjadi pemimpin dibandingkan perempuan. Hasil serupa juga ditemukan di dalam survei Investing in Women.

Lebih lanjut, melihat data dari women’s empowerment index (WEI), tingkat pemberdayaan dan kesetaraan perempuan Indonesia masih di bawah rata-rata global dan negara. Dari sepuluh variabel pembangunan, hanya tiga variabel nilai Indonesia sedikit lebih baik dari rata-rata global, yakni kepuasan terhadap kontrasepsi modern, partisipasi angkatan kerja, dan perempuan sebagai manajer. 

Berdasarkan data-data kuantitatif tersebut, ada hal menarik yang menunjukkan korelasi antara partisipasi perempuan dan pembangunan. Jika partisipasi perempuan semakin tinggi, pertumbuhan ekonomi hijau, kesehatan laut, pemberantasan korupsi, politik demokrasi, pertumbuhan ekonomi, dan kesiapan digital di suatu negara akan semakin baik. “Semakin tinggi partisipasi perempuan semakin tinggi kemungkinan kita untuk mendapatkan transformasi di bidang ekonomi dan sosial,” kata Andi Widjajanto. 

Mengakhiri paparannya, Andi Widjajanto menyampaikan bahwa masih banyak masalah struktural di Indonesia sehingga perubahannya harus dimulai dari perubahan gaya, lalu beralih kepada perubahan regulasi dan sistem politik yang nantinya akan berusaha memperkuat partisipasi perempuan di politik. Datanya juga menunjukkan jika partisipasi perempuan di politik meningkat maka peluang kita untuk bertransformasi menjadi negara maju makin kuat.

Narasumber lain yang turut hadir, yakni Anggota DPR RI Komisi IV dan Ketua DPP PDIP Bidang Pemberdayaan Perempuan Rieke Diah Pitaloka, Ketua Komisi I DPR RI dan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik Meutya Hafid dan Sekjen Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia, dan Ketua DPP PKB Bidang Luar Negeri Luluk Nur Hamidah. (SP/BIA)


<script src="https://code.responsivevoice.org/responsivevoice.js?key=oK4OtHmB"></script>


Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749