Gubernur Lemhannas RI Berbicara Tentang Geopolitik Bahan Baku Industri Pertahanan pada FGD Tim Ahli KKIP

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto bertindak sebagai narasumber dalam acara Focus Group Discussion dengan judul “Sinkronisasi Kebutuhan dan Kebijakan Hulu-Hilir untuk Meningkatkan Kontribusi Industri Aluminium dalam Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam)” pada Jumat (25/8) secara virtual.

FGD yang dilaksanakan oleh Tim Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan dimoderatori oleh Staf ahli KKIP Bidang Pelatihan dan Pengembangan Standarisasi Dr. Ir. Teguh Haryono MBA., IPU., ASEAN Eng., ACPE., APEC Eng. tersebut, bertujuan untuk memperoleh informasi sebagai input dari berbagai perspektif sesuai dengan core competency-nya masing-masing dalam rangka menyusun regulasi atau mekanisme yang diperlukan untuk memberdayakan industri Aluminium dalam negeri, sehingga masing-masing memiliki peran dalam meningkatkan kapasitas dan produktivitas guna memenuhi kebutuhan komponen alpalhankam.

Pada kesempatan tersebut, Andi Widjajanto menyampaikan paparan yang mengangkat judul “Geopolitik Bahan Baku Industri Pertahanan”. Ada tiga hal yang Andi Widjajanto tekankan dalam paparannya, yakni karakter pasar global, rantai pasok global, dan ketergantungan industri Indonesia.

Pada karakter pasar global, dua jenis pasar yang selalu muncul adalah bear market dan bull market. Bear market memiliki karakteristik pasar senjata, diantaranya skenario intensitas konflik yang rendah, kebutuhan militer yang kecil, dan pasokan persenjataan surplus. Sedangkan bull market karakteristik pasar senjata, diantaranya skenario intensitas konflik yang tinggi, kebutuhan militer yang besar, dan pasokan persenjataan defisit. 

Untuk Indonesia, karena masih terpengaruh kondisi Covid-19, terganggunya rantai pasok dan persaingan teknologi perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat (AS) kondisi pasarnya dapat dikatakan ideal karena pasarnya adalah bear market dan harus segera dimanfaatkan.

Namun, Andi Widjajanto memberi catatannya bahwa bear market mungkin akan segera selesai jika pemulihan Covid-19 benar-benar selesai terutama di AS dan Eropa Barat. Kemudian, mereka akan mengalami peningkatan yang signifikan karena perang Rusia dan Ukraina dan pada saat itu terjadi pasarnya berubah dari bear menjadi bull yang mengakibatkan pasar menanduk keatas dan posisi produsen akan sangat kuat.

Tentang rantai pasok global, Andi Widjajanto menyampaikan bahwa Lemhannas RI memiliki pemetaan tentang seluruh mineral-mineral kritis global. Atas arahan Presiden Joko Widodo, Lemhannas RI diminta untuk menghitung tiga inflasi, yakni inflasi disrupsi, inflasi digital, dan inflasi hijau. “Salah satu disrupsi yang kami amati di Lemhannas adalah tentang rantai pasok yang terkait komoditas mineral termasuk yang kita kategorikan dengan mineral kritis,” katanya.

Ketersediaan mineral kritis cenderung hanya terkonsentrasi di beberapa kawasan spesifik. Kondisi ini menjadikan ketergantungan impor tidak dapat terhindarkan terutama untuk komoditas mineral kritis tanpa sumber daya dan cadangan. Akibatnya, upaya memperoleh akses atas mineral strategis pun menjadi arena pertarungan diplomatik. Oleh karena itu, peran negara penting untuk memastikan kebutuhan mineral kritis dapat terpenuhi untuk menunjang aktivitas ekonomi nasional.

Lebih lanjut, Andi Widjajanto menyampaikan untuk aluminium situasinya tidak sekritis mineral lain karena aluminium itu dikategorikan sebagai mineral kritis dengan cadangan yang signifikan. 

Tentang ketergantungan industri, aluminium memiliki nilai strategis bagi industri pertahanan nasional. Berbagai produk unggulan industri pertahanan nasional menjadikan aluminium sebagai bahan baku utama. Namun, ekosistem industri aluminium dalam negeri belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan industri pertahanan nasional. Oleh karena itu, pengamanan pasokan menjadi aspek krusial yang perlu diupayakan untuk keberlanjutan industri pertahanan nasional.

Selain Andi Widjajanto, adapun beberapa narasumber yang hadir, yakni Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera, Direktur Retail dan Niaga PT PLN Edi Sri Mulyanti dan Direktur Operasi PT Inalum Rainaldy Harahap. (SP/BIA)


<script src="https://code.responsivevoice.org/responsivevoice.js?key=oK4OtHmB"></script>


Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749