Diskusi Sistem Ketahanan Nasional bersama Forum Guru Besar ITB

Lemhannas RI dan Forum Guru Besar-Institut Teknologi Bandung (FGB-ITB) melakukan diskusi yang membahas Sistem Pengukuran Ketahanan Nasional dan simulasi kebijakan publik pada Senin (15/8), di Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas), Gedung Astagatra Lt. 8 Lemhannas RI.

 

Diskusi ini diawali dengan perkenalan dari anggota Forum Guru Besar ITB yang dipimpin Prof. Ketut Wikantika. Dengan kunjungan dan diskusi Lemhannas RI dan FGB ITB, Prof. Ketut berharap ITB dapat berkontribusi dalam pengembangan sistem pengukuran ketahanan nasional.  “Saya berharap ITB bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam pengembangan sistem yang dibangun di Lemhannas RI,” ucap Prof. Ketut saat memberikan sambutannya.

 

Selanjutnya, Ketua Labkurtanas Lemhannas RI, Prof. Dr. Miyasto, SU menyampaikan penjelasan mengenai tugas pokok dari Labkurtannas, yaitu pertama adalah mengembangkan sistem pengukuran ketahanan nasional dan simulasi kebijakan publik untuk mengetahui bagaimana situasi ketahanan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan kedua adalah membuat potret ketahanan nasional di tingkat provinsi.

 

“Fungsi sistem pengukuran ketahanan nasional dan simulasi kebijakan publik yang dikembangkan Lemhannas RI dibangun dalam rangka memperkuat pelaksanaan tugas pokok fungsi Lemhannas RI, yaitu mendidik kader-kader pemimpin nasional, melakukan kajian yang bersifat strategik dan konseptual, serta memantapkan nilai-nilai kebangsaan,” tambah Prof. Miyasto.

 

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, DEA Taprof Bidang SKA & Tannas memberikan presentasi secara detail mengenai sistem pengukuran ketahanan nasional dan simulasi kebijakan publik. Prof. Dadan menjelaskan pula bahwa sistem ini dibangun berdasarkan filosofi dan juga tujuan Lemhannas RI dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin nasional masa depan.

 

“Kita mengetahui bahwa tugas pokok pemimpin adalah mengambil keputusan kebijakan. Saat kebijakan tersebut diambil terjadilah inkonsistensi waktu, dimana memang keputusaan diambil pada saat itu, tetapi kebijakan tersebut diimplementasikan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, kebijakan diambil karena ada suatu asumsi yaitu prediksi, pemimpin dituntut untuk mampu melakukan prediksi berdasarkan Rational Expectation," jelas Prof. Dadan.

 

Penyelenggaraan diskusi Lemhannas RI dan FGB ITB ini bisa menjadi salah satu wadah untuk merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta isu yang berkembang untuk melepaskan kendala ruang dan waktu sehingga membawanya pada peradaban dan kehidupan yang baru serta berperan dalam pengembangan peradaban dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan dunia.

 

Para peserta diskusi yang antusias pada sesi tanya jawab, berharap sistem yang dibangun mampu menjadi early warning terhadap kondisi ketahanan nasional.  Sementara Prof. Ketut sendiri mengharapkan, perlu adanya pertemuan-pertemuan diskusi lanjutan yang bersifat konstruktif dalam pengembangan sistem pengukuran ketahanan nasional dan kebijakan publik yang dapat mendukung pengukuran ketahanan nasional.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749