Joko Widodo: Pemerintah Akan Lebih Fokus Melakukan Pemerataan Ekonomi Yang Berkeadilan

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan pidato kenegaraan dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan penyampaian RAPBN 2018 dalam Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).

 

Presiden Jokowi mengapresiasi atas kekompakan, sinergi dan kerja sama antar-lembaga negara yang selama ini telah berjalan dengan baik. Kekompakan, sinergi, kerjasama tersebut tidak akan memperlemah tugas dan tanggung jawab konstitusional yang dijalankan oleh setiap lembaga negara, tetapi justru memperkuat dalam memenuhi amanah rakyat.

 

Menurut Joko Widodo, sejarah bangsa Indonesia harus mampu dijadikan sebagai pondasi untuk menatap masa depan. Sebab, keberhasilan Indonesia merebut kemerdekaan merupakan pelajaran untuk pemerintah dan lembaga negara agar mampu bersatu dan bekerja sama untuk rakyat.

 

“Bangsa kita adalah bangsa yang teruji. Bangsa kita adalah bangsa petarung. Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, Tujuh puluh dua tahun kita merdeka, kita bersyukur atas seluruh capaian yang kita raih. Ini semua atas kerja keras dari seluruh rakyat Indonesia, kerja bersama dari lembaga-lembaga negara. Namun, kita menyadari bahwa belum semua rakyat Indonesia merasakan buah kemerdekaan. Kita menyadari bahwa manfaat pembangunan belum sepenuhnya merata di seluruh pelosok tanah air,” ungkap Joko Widodo.

 

Hingga saat ini, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Untuk itu, di tahun ketiga masa bakti Kabinet Kerja ini, Pemerintah akan lebih fokus melakukan pemerataan ekonomi yang berkeadilan. Presiden berkeinginan rakyat Indonesia yang berada di pinggiran/kawasan perbatasan, di pulau-pulau terdepan, dikawasan terisolir merasakan hadirnya negara, merasakan “buah” pembangunan, dan  merasa bangga menjadi Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

“Kita ingin kualitas hidup rakyat Indonesia semakin meningkat. Walaupun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita naik dari 68,90 di tahun 2014 menjadi 70,18 di tahun 2016 kita tidak boleh cepat berpuas diri. Kita juga harus terus berupaya menekan ketimpangan pendapatan, yang saat ini Indeks Gini Rasio bisa kita turunkan dari 0,414 pada September 2014 menjadi 0,393 pada Maret 2017,” tambah Joko Widodo.

 

Joko Widodo sangat yakin bahwa dengan pemerataan ekonomi yang berkeadilan, Pembangunan yang merata akan mempersatukan Indonesia, sehingga akan menjadikan Indonesia semakin kuat dalam menghadapi persaingan Global.

 

Selain itu, Joko Widodo juga menginginkan pembangunan ideologi, politik, sosial dan budaya. Dalam bidang ideologi, Indonesia harus terus memperkuat konsensus kebangsaan untuk menjaga Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, dalam bidang politik, Indonesia harus menuntaskan agenda konsolidasi demokrasi sehingga semakin melembaga.

 

Sementara dalam bidang sosial dan budaya, pendidikan anak sebagai penerus generasi harus ditanamkan rasa cinta tanah air, memiliki etika, budi pekerti dan sopan santun, mempunyai karakter yang kuat dan tangguh.

 

Presiden Joko Widodo juga ingin mengajak agar semua elemen masyarakat Indonesia semuanya ikut terlibat mengambil tanggung jawab dalam kerja bersama membangun bangsa. “Saya mengajak kita semua, seluruh lembaga negara untuk menjadikan rakyat sebagai poros jiwa kita. Saya mengajak kita semua untuk selalu mendengar amanat penderitaan rakyat. Saya mengajak kita semua untuk bergandengan tangan, bekerjasama, kerja bersama untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Joko Widodo di akhir pidatonya.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749