Gubernur Lemhannas RI Bahas Adopsi Perang Udara G5 di Akademi Angkatan Udara

“Lembaga pendidikan seperti Akademi Angkatan Udara menjadi salah satu penjuru kita dan akan menjadi salah satu andalan kita, terutama dalam sepuluh tahun ke depan,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto. Hal tersebut disampaikan Gubernur Lemhannas RI secara luring dalam Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia Akademi Angkatan Udara tentang “Peran Lembaga Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Guna Menghadapi Ancaman Perang Modern di Era Transformasi Digital” pada Rabu (23/11).

Menurut Gubernur Lemhannas RI, sepuluh tahun ke depan akan terlihat pergeseran yang sangat signifikan dalam bidang teknologi. Beberapa pergeseran tersebut sudah terlihat dengan adanya kombinasi antara elektronik, siber, dan ruang angkasa serta adanya kemunculan senjata-senjata otonom. Oleh karena itu, Gubernur Lemhannas RI menekankan bahwa perlu dirumuskan bagaimana Indonesia, terlebih lembaga pendidikan seperti AAU, bisa secara cepat melakukan pergeseran-pergeseran dan menentukan inovasi teknologi.

Menyampaikan paparan dengan judul “Adopsi Perang Udara G5”, Gubernur Lemhannas RI menjelaskan bahwa pada Generasi Perang Udara 5 yang terjadi adalah penguasaan strategis di seluruh matra dan lingkungan. Generasi Perang Udara 5 memiliki empat pilar utama, yakni jaringan, combat cloud, pertempuran lintas medan, dan fusi.

Pilar jaringan meliputi teknologi informasi, teknologi deteksi, kepastian serangan jaringan, dan sistem komando. Combat cloud sebagai pilar kedua merupakan keterhubungan jaringan dan data antarplatform pertempuran udara. Selanjutnya pilar ketiga, yaitu pertempuran lintas medan adalah sinergi lintas domain (darat, laut, udara, ruang angkasa, dan siber) dalam operasi perang. Terakhir pilar fusi, yakni kendali dan komando terintegrasi di tengah arus volume dan arus informasi yang tinggi.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI mengingatkan amanat Presiden Joko Widodo pada 5 Oktober 2021 yang mengamanatkan TNI untuk melakukan transformasi pertahanan dengan melakukan adopsi teknologi untuk membentuk kekuatan pertahanan Indonesia. Dalam menindaklanjuti amanat tersebut, Gubernur Lemhannas RI memandang antara lain Indonesia bisa melakukan transformasi pertahanan sebagai kelanjutan dari proses reformasi militer organisasi pertahanan yang telah dilaksanakan.

“Yang harus Indonesia lakukan, terutama dari ramalan perkembangan teknologi, adalah harus bersiap-siap untuk mengantisipasi teknologi yang akan melompat, yang bahkan nanti akan mengarah kepada evolution military defense,” pungkas Gubernur Lemhannas RI.

Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia Akademi Angkatan Udara dilaksanakan secara hybrid di Gedung Sabat Merauke AAU, Yogyakarta. Kegiatan tersebut diawali dengan pidato kunci oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Gubernur Akademi Angkatan Udara Marsda TNI Eko D. Indarto, S.I.P., M.Tr. (Han)  serta Ketua Forum Rektor Indonesia Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng. dan Lecturer of Master of Mechanical Engineering Swiss German University (Dosen Program Magister Teknik Mesin Swiss German University) Dr. Edi Sofyan, B.Eng., M.Eng.(Aero). (NA/CHP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749