Bertindak sebagai Keynote Speaker di Seminar Nasional STIN, Gubernur Lemhannas RI Bahas Strategic Surprises

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menjadi keynote speaker (pembicara kunci) pada seminar nasional dengan topik “Antisipasi Intelijen di Era VUCA dalam Mendukung Keamanan Nasional untuk Mewujudkan NKRI Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) bertempat di Auditorium Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, M.Sc., Kampus STIN, Bogor, Jawa Barat pada Selasa (22/11).

Sejalan dengan seminar tersebut, intelijen negara memiliki peran dalam melakukan deteksi dan peringatan dini. Perluasan spektrum dan perubahan paradigma ancaman menuntut peran intelijen yang semakin cepat dan akurat dalam memberikan informasi, serta dapat menganalisis dengan tajam dan mendalam dalam menyampaikan laporan kepada pimpinan tertinggi. Untuk itulah intelijen perlu mengantisipasi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dalam mewujudkan visi Indonesia emas 2045.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa para taruna yang sudah dilantik akan memiliki strategic instinct (naluri strategis) dari gabungan pengetahuan dan pengalaman. Melalui strategic instinct tersebut, para taruna akan tahu hal yang harus dilakukan ketika melihat suatu anomali. Saat pengetahuan yang dimiliki kuat dan pengalaman yang dimiliki juga dalam, strategic instinct tersebut akan terasah.

“Lalu muncul satu karakter yang ada di depan saya ini. Satu karakter yang ada di depan saya itu disebut sebagai waskita, seseorang yang punya mata, yang punya telinga, yang punya indra yang sangat tajam sehingga kewaspadaannya terus menerus ada,” tutur Gubernur Lemhannas RI.

Lebih lanjut, Gubernur Lemhannas RI menjelaskan tentang body of knowledge intelligence (kerangka keilmuan intelijen). Body of intelligence yang menjadi bagian utama pada kurikulum sekolah, harus memiliki beberapa kemampuan dasar seperti analisis intelijen dan teknis-teknis intelijen dengan kombinasi technical (teknik) intelligence dan human (humanis) intelligence.

Indonesia juga harus membentuk intelijen dalam kerangka politik demokrasi. Oleh karena itu, Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa interaksi antara intelijen dengan negara harus diperkuat.

Kemudian, Gubernur Lemhannas RI mengungkapkan metodologi dalam pengajaran yang paling menunjukkan kekhasan intelijen adalah strategic surprises (pendadakan strategis). Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa strategic surprises merupakan jenis kerangka intel yang cenderung tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu lain. Gubernur Lemhannas RI juga menyampaikan kesulitan pada kerangka ini adalah dalam menurunkan ambang batas warning (peringatan).

“Strategic surprises akan menunjukkan kegagalan dasar intelijen kalau misalnya kita hari ini berada di ruangan ini mendengar saya paparan lalu tidak ada warning sama sekali, tidak ada noise (bising) tergantikan sama sekali,” pungkas Gubernur Lemhannas RI.

Acara yang dimoderatori oleh Akademisi Muda Ilmu Keamanan Nasional Aisha Rasyidila Kusumasomantri, MSc. tersebut menghadirkan peserta yang merupakan seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi Intelijen Negara. (SP/CHP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749