Refleksikan Kesadaran Nilai-Nilai Kebangsaan lewat Dialog Wawasan Kebangsaan

Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo bersama Taprof Bidang Strategi dan Hubungan Internasional Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan, Taji Bidang Wawasan Nusantara Laksda TNI Yuhastihar, M.M., dan Taprof Bidang Sumber Kekayaan Alam dan Ketahanan Nasional Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A menjadi pembicara pada kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan yang bertema "Memperkukuh Keutuhan NKRI dari sudut pandang perkembangan Lingkungan Strategis, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional”, bertempat di Ruang Dwiwarna Purwa gd. Pancagatra Lemhannas RI, Kamis (1/3/2018). Kegiatan dialog wawasan kebangsaan ini di moderatori oleh Brigjen Pol Drs. Rafli, S.H.


Dialog ini sebagai bentuk upaya memperkokoh wawasan kebangsaan para peserta yang memiliki latar belakang profesi yang beragam, agar kedepannya diharapkan dapat memahami betapa pentingnya makna dari nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsesus bangsa. “Saya ingin mengajak untuk memanfaatkan kesempatan ini sebagai momentum perenungan dan introspeksi diri terhadap kualitas wawasan kebangsaan guna merefleksikan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai luhur yang telah kita miliki,” ujar Agus Widjojo dalam sambutannya.


Dialog wawasan kebangsaan kali ini di ikuti oleh 200 orang peserta yang terdiri dari para tokoh pemuda, tokoh masyarakat, dan anggota ormas. Dengan mengusung tema "Ketahanan Ideologi Pancasila dalam Dinamika Ideologi Global", Agus Widjojo membuka acara dialog wawasan kebangsaan dengan perkenalan lembaga, mulai dari sejarah, tugas dan fungsi serta familiarisasi core Lemhannas RI yang terdiri dari wawasan kebangsaan, ketahanan nasional, dan kewaspadaan nasional.


Narasumber Robert Mangindaan atau yang akrab disapa Bob Mangindaan ini mengungkapkan bahwa Indonesia sedang dalam kondisi fragmented atau terpotong-potong. “Indonesia sedang fragmented, kebijakan ekonomi, pertahanan, undang-undangnya fragmented. Oleh karena tiga virus yang sudah masuk dari proxy,” ujar Bob Mangindaan. Tiga virus yang dimaksud oleh Bob adalah pertama masyarakat yang cenderung untuk berbohong, kemudian sering berbuat simulacra atau disebut semi-realitas (realitas tiruan yang tidak lagi mengacu pada realitas sesungguhnya), dan bersifat rakus. Menurutnya langkah konkret yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan memulai perubahan dari diri sendiri serta penegakkan hukum secara tegas.


Sedangkan Yuhastihar berpendapat bahwa tantangan terberat yang dihadapi oleh bangsa Indonesia menjelang penyelenggaraan pemilu 2018-2019 mendatang yakni membangun kesadaran politik masyarakat. “Bagaimana menyadarkan masyarakat kita supaya tidak mudah dirayu dengan money politic. Untuk itulah kita harus membangun kesadaran politik kita harus memiliki mimpi yang sama tentang bangsa,” ujar Yuhastihar.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749