Agus Widjojo: Pertumbuhan dan Perjalanan Hidup Suatu Bangsa Tak Dapat Dipisahkan dari Sejarah Pembentukan yang Mengawalinya

“Webinar yang diprakarsai oleh Yayasan Pembela Tanah Air Pusat ini begitu relevan untuk mengingatkan kepada kita dan sekaligus merefleksikan nilai-nilai patriotik yang terkandung dalam catatan sejarah perjalanan bangsa dalam menghadapi tantangan bangsa saat ini,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo dalam sambutannya pada Webinar Peringatan 76 Tahun Kebangkitan PETA secara daring, Minggu, 14 Februari 2021.

Lebih lanjut Agus juga mengibaratkan sejarah bagai akar pohon yang menjadi sebatang pohon tumbuh, tegak, dan semakin kokoh. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan dan perjalanan hidup suatu bangsa tak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan yang mengawalinya. “Oleh karenanya, memahami dan memelihara sejarah dalam ingatan kolektif masyarakat menjadi wahana penting untuk menjaga dan merawat kehidupan sebuah bangsa agar terus tumbuh, berkembang, dan semakin kuat,” tutur Agus.

Kehadiran organisasi Pembela Tanah Air (PETA), tidak dapat dihapus dari catatan sejarah perjalanan perjuangan bangsa Indonesia, utamanya dalam perlawanan guna melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa asing. Agus juga menyampaikan bahwa secara organisasi, PETA merupakan komunitas perlawanan yang dibentuk oleh pemerintah (penjajah) Jepang sebagai garda perlawanan bersenjata untuk membantu tentara Jepang dalam mempertahankan kepulauan Indonesia yang saat itu masih menjadi tanah jajahan jepang dari invasi kembali pasukan Sekutu. Kala itu, PETA memiliki semangat patriotik guna mempertahankan tanah air Indonesia agar tidak kembali dijajah oleh bangsa Eropa.

Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 19 Agustus 1945, pemerintah Jepang membubarkan organisasi PETA. Hal tersebut disebabkan karena kekalahan pasukan Jepang dari pasukan Sekutu yang juga menandai berakhirnya penjajahan di seluruh wilayah Tanah Air Indonesia. Sejak saat itulah, tidak ada lagi organisasi PETA sebagai organisasi perlawanan menghadapi penjajahan. “Namun demikian, kaum muda yang kala itu pernah tergabung di dalam organisasi PETA, masih tetap memiliki semangat patriotik, cinta bangsa dan tanah air Indonesia,” tutur Agus.

Catatan sejarah perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan dan mengusir penjajah selama lebih dari tiga setengah abad telah menunjukkan  nilai-nilai patriotik yang seharusnya mendapatkan penghargaan dan rasa hormat yang tinggi. Agus menegaskan bahwa nilai-nilai sejarah perjuangan tersebut yang pada hakikatnya menjadi akar untuk tumbuh berkembang dan tegak kokohnya “pohon” kebangsaan Indonesia. Sedangkan nilai-nilai patriotik yang disarikan dari proses sejarah perjuangan menuju kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia, dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi segenap generasi bangsa ini.

Agus juga menyampaikan harapannya agar seluruh peserta webinar dapat merenungkan kembali langkah dan perjuangan yang telah dikorbankan oleh para pendahulu dan pendiri bangsa. Menurut Agus, para pejuang bangsa telah mewariskan kemerdekaan yang tidak dapat diganti dengan apa pun. “Perjuangan dan pengorbanannya telah dan akan terus menjadi spirit dalam bermasyarakat, bernegara, dan mempertahankan NKRI,” tutup Agus.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749