Bahas Strategi Membangun Teknologi Nasional, Menteri PPN/Kepala Bappenas beri Ceramah Kepada Peserta PPRA 64

Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 64 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) mendapatkan kesempatan mengikuti ceramah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (Bappenas) Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A. secara virtual pada Selasa (09/08). Dalam paparannya, Menteri PPN/Kepala Bappenas mengangkat judul “Strategi dan Kebijakan Merebut Teknologi Oleh Anak Bangsa Guna Kemandirian Teknologi Nasional”.

Dalam paparannya, Menteri PPN/Kepala Bappenas menjelaskan empat faktor yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan inovasi, yakni kegagalan pasar, intervensi kebijakan dan kelembagaan, jejaring sosial global dan ketidakamanan kreatif (creative insecurity). Terkait kegagalan pasar, Menteri PPN/Kepala Bappenas menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi ketika perusahaan tidak berminat atau tidak mampu melakukan hilirisasi di bidang riset dan pengembangan karena hasil inovasi dengan mudah didapat  perusahaan lain atau karena perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam menyediakan sumber daya (talenta, finansial, peralatan, pengetahuan dan teknologi) yang dibutuhkan dalam berinovasi. “Kita sering kali mengalami kegagalan dalam hal ini, pertama karena salah memilih produk, memilih opsi teknologinya, kemudian salah menguasainya dan akibatnya tidak terjadi continuity,” tutur Menteri PPN/Kepala Bappenas.

Lebih lanjut, Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan lima pilar intervensi kebijakan dan kelembagaan yang dilakukan pemerintah, yaitu menjamin hak kekayaan intelektual, menyediakan anggaran subsidi/hibah riset, meningkatkan kualitas pendidikan, membangun universitas riset termasuk lembaga riset, dan menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri.

Selain faktor kegagalan pasar dan intervensi kebijakan serta kelembagaan oleh pemerintah, kisah sukses suatu bangsa dalam melakukan inovasi juga ditentukan oleh peran jejaring sosial global yang memberikan akses terhadap tenaga peneliti pengetahuan, teknologi, peralatan riset dan bahkan dana untuk melakukan riset dan pengembangan seperti dana yang berasal dari yayasan filantropi dan venture capital global.

Kemudian terkait faktor ketidakamanan kreatif (creative insecurity), hal ini merupakan penyebab dari suatu bangsa melakukan inovasi. Ketidakamanan kreatif terwujud ketika ancaman eksternal baik di bidang ekonomi maupun militer lebih tinggi dibanding ketegangan domestik sehingga secara politik pemerintah memberikan dukungan penuh dan motivasi yang kuat untuk melakukan inovasi di kedua bidang tersebut.

Di akhir paparan, Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan strategi membangun kemandirian teknologi nasional. Menteri PPN/Kepala Bappenas menyampaikan bahwa strategi ini membutuhkan kolaborasi ­ antara pemerintah, industri, dan perguruan tinggi/lembaga riset non-perguruan tinggi. Kunci keberhasilannya terletak pada pengadaan talenta (peneliti dan perekayasa), ketersediaan infrastruktur pengetahuan (laboratorium penelitian dan pengujian), dan kebijakan ekonomi politik yang memihak kepada kemandirian teknologi. (SP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749