Prof. Mie Oba Kunjungi Lemhannas, Diskusikan Konsepsi Indo Pasifik versi Jepang

Profesor Mie Oba, akademisi dari Tokyo University of Science Jepang mengunjungi Lemhannas RI untuk berdiskusi tentang politik luar negeri (polugri) Jepang terutama tentang konsepsi Indo Pasifik sebagai strategi regional Jepang, pada Rabu (21/3) di Ruang Airlangga, gedung Astagatra lantai 3 Lemhannas RI. Promosi Jepang tentang konsepsi kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka telah digaungkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe tahun 2007 silam di hadapan parlemen India, yang menyebutkan sebagai pertemuan dua lautan, Samudra Pasifik dan Samudra India.

 

Menurut Mie Oba, konsepsi ini merupakan proposal strategi Jepang untuk meluaskan perdamaian dan kemakmuran regional yang sebelumnya berorientasi di kawasan Asia Timur-Asia Pasifik, kini meluas ke wilayah Samudra India termasuk di dalamnya negara-negara di Afrika, seperti yang disebutkan PM Ade dalam dalam forum Tokyo International Conference of Africa’s Development (TICAD) Agustus 2016.

  

“Menteri Luar Negeri (Fumio) Kishida pada awal tahun 2015 dalam pidatonya di New Delhi, India menyebutkan 3 jembatan yang menghubungkan Indo Pacific; nilai dan spirit, ekonomi yang dinamis, lautan terbuka dan stabil”, jelas Oba.

  

Oba melanjutkan, strategi ini untuk meluaskan hubungan strategis di antara negara besar dan kekuatan regional yang disebut quadrilateral strategic linkage. “Jepang, Amerika Serikat, India, dan Australia merupakan negara yang penting, tetapi kadang konsepsi Indo Pasifik ini menyiratkan sebuah kemungkinan koalisi anti China,” ungkap Oba.

 

 

Implikasi ini, tambah Oba, menimbulkan reaksi dari ASEAN. Menurutnya, pemerintah Jepang menawarkan alternatif kerangka arsitektur keamanan yang ditawarkan China dalam Belt and Road Initiative (BRI).

 

 

Konsepsi Indo Pasifik sendiri cukup populer akhir-akhir ini. Presiden Joko Widodo juga memperkenalkan konsep Indo-Pasifik pada KTT ASEAN-India Januari silam, yang tentu berbeda dengan konsepsi Indo Pasifik versi Jepang. Konsep Indo-Pasifik versi Indonesia mengajak semua “key players”, termasuk Tiongkok dan Rusia, dengan mengedepankan habit of dialogue tanpa ada satupun negara yang merasa tertinggal.

 

Dalam diskusi yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Bagus Puruhito, sejumlah tenaga pengkaji, tenaga pengajar, tenaga profesional, pejabat struktural, dan perwakilan PPRA LVII ini, dibahas pula tentang hubungan Indonesia-China, isu Laut China Selatan, nuklir Korea Utara, aliansi Jepang-Amerika Serikat, dan politik luar negeri Jepang di negara-negara Asia Selatan.

  

Sebelum pelaksanaan diskusi, Profesor Mie Oba melaksanakan courtesy call dengan Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo di Ruang Tamu Gubernur, Gedung Trigatra lantai I.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749