PPRA LVII Dalami Indikator Peningkatan Daya Saing Indonesia

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/ Bappenas Dr. Ir. Leonard VH Tampubolon, MA memberikan ceramahnya di hadapan para peserta PPRA LVII Lemhannas RI terkait Revitalisasi Konsep Pembangunan Bangsa Guna Membangkitkan Kemampuan Daya Saing dalam Rangka Ketahanan Nasional, di ruang NKRI Gd. Pancagatra Lemhannas RI, Jumat (27/4) pagi. Menurutnya daya saing yang dimiliki bangsa Indonesia dari waktu ke waktu semakin membaik, dan yang dimaksud dengan konsep daya saing itu sendiri adalah bagaimana produk Indonesia mampu bersaing pada level internasional dan secara berkelanjutan. “Banyak teori yang bisa dipakai dalam mengartikan daya saing, misalkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Serta pengukuran daya saing pun semakin lama semakin beragam,” ujar Leonard.


Jika jaman dahulu pengukuran daya saing Indonesia diukur berdasarkan 10 teknologi tinggi karya nenek moyang bangsa, maka telah banyak produk-produk bangsa yang sudah diakui dunia, seperti pembangunan Candi Borobudur, Rumah Gadang yang mampu mengantisipasi bencana gempa, Pranata Mangda untuk penanggalan musim, Kerinding yang digunakan untuk mengusir hama, dan lain sebagainya. Itu artinya sejak jaman nenek moyang, daya saing bangsa Indonesia sudah cukup baik. Sedangkan bila daya saing Indonesia diukur dari kinerja investasi, maka telah menunjukkan adanya peningkatan yang progresif. Sebagai contoh Leonard memaparkan beberapa di antaranya seperti berada pada peringkat lima besar sebagai negara yang menjanjikan untuk berbisnis dalam jangka menengah. Kemudian yang cukup baik pula pada saat Indonesia menempati peringkat ke 36 Global Competitiveness Index dari 137 negara dalam World Economic Forum tahun 2017.


Selain dari kinerja investasi, daya saing juga  dapat ditingkatkan melalui pengoptimalan sumber daya yang dimiliki seperti travel dan tourism. “Brand pariwisata Indonesia yakni Wonderful Indonesia mengalami peningkatan yang cukup drastis jika sebelumnya berada pada peringkat 100-an, maka di tahun 2016 beranjak ke peringkat 47. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan turis mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sebasar 21,9 persen di tahun 2016 hingga 2017,” ujar Leonard.


Dua aspek diatas hanya sebagian kecil dari beberapa indikator pengukuran daya saing, aspek lain seperti kualitas SDM, bidang manufaktur dan teknologi, neraca perdagangan jasa juga menjadi faktor yang diperhitungkan. Leonard juga menyampaikan tujuh poin dari Visi dan Impian Indonesia tahu 2015 – 2085, yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo. Menurutnya, para peserta PPRA LVII sebagai kader-kader pimpinan tingkat nasional haruslah menyadari adanya dinamika perubahan global yang akan berdampak besar strategi ke depan. Di antaranya Demografi Global dimana penduduk dunia menjadi 9,45 miliar terutama di Asia sebesar 55 persen, kemudian Urbanisasi Dunia, Peranan Emerging Economies, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, Jumlah Kelas Menengah Keatas lebih dari 84 persen atau sebesar 81 miliar yang didominasi oleh Asia dan Amerika Latin, Persaingan SDA, Tren Perubahan Teknologi, Perubahan Iklim, dan Perubahan Geopolitik.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749