Lemhannas RI Perdalam Kajian Optimalisasi Peran Media Sosial guna Mengembangkan Wawasan Kebangsaan di D. I. Yogyakarta

Media Sosial merupakan salah satu dari sekian banyak perangkat informasi strategis yang bilamana tidak dikendalikan akan membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Media Sosial sering kali digunakan oleh netizen untuk hal-hal positif seperti mengakses berita-berita aktual dan terkini, media informasi, media hiburan dan lain sebagainya. Namun, tidak dapat dipungkiri banyak terjadi penyalahgunaan kewenangan untuk memproduksi dan menyebarkan berita hoaks tanpa bukti kebenaran. Berita-berita hoaks tersebut berpotensi sebagai penyebab perpecahan bangsa. Oleh karena itu, kesiapan infrastruktur komunikasi seharusnya dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh masyarakat dan aparat dalam menjalankan roda pemerintahan.

Indonesia yang wilayahnya terdiri dari kepulauan-kepulauan, terlebih pulau-pulau yang terdepan, terbelakang dan terpencil, merupakah wilayah strategis yang keberadaannya harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Sehingga diperlukan pembangunan karakter wawasan kebangsaan pada masyarakat. Pembangunan karakter wawasan kebangsaan pada masyarakat tidak hanya terfokus pada kota-kota besar maupun urban, namun justru di daerah-daerah yang terluar dan terpencil sangat perlu dilakukan agar tidak terjadi penggerusan semangat nasionalisme oleh oknum dari dalam maupun dari negara-negara lain. Oleh karena itu, Lemhannas RI menyusun Kajian Jangka Panjang dengan judul “Optimalisasi Peran Media Sosial Guna Mengembangkan Wawasan Kebangsaan”.

Setelah bertolak ke Lokus Provinsi Kepulauan Riau pada April 2021 yang lalu, Tim Kedeputian Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI kembali melakukan kunjungan kerja ke Lokus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu 16 Juni 2021 sampai Kamis 17 Juni 2021. Tim Kedeputian Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI terdiri dari Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Hankam Lemhannas RI Irjen Pol. Drs. Triyono Basuki P., M.Si., Direktur Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Debidjianstrat Lemhannas RI Brigjen Pol. Djoko Rudi E., S.H., S.I.K., M.Si., Tenaga Ahli Pengkaji Madya Bidang Sosial Budaya Lemhannas RI Brigjen TNI Lilik Sudaryani, S.I.P., M. Han., serta Tenaga Profesional Bidang Iptek Lemhannas RI Marsda TNI (Purn) Baskoro Alrianto, M.Sc.

Tujuan Lokus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih menjadi tujuan dengan pertimbangan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki angka ketiga tertinggi nasional untuk Proporsi Individu yang Menggunakan Internet per Provinsi berdasarkan data Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2015-2019 BPS. Angka yang tinggi tersebut akan menjadi sumbangan yang sangat penting bagi pengumpulan data sebagai acuan bagi daerah-daerah lainnya dalam kaitan optimalisasi peran media sosial di daerah tersebut.

Guna memaksimalkan pelaksanaan kunjungan lokus tersebut, Tim Kedeputian Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI berdiskusi dengan berbagai pihak, yakni Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Korem 072/Pamungkas, dan Universitas Gajah Mada (UGM). Diskusi tersebut merupakan salah satu upaya mendapatkan masukan-masukan dari tenaga ahli, birokrasi, akademisi, penegak hukum dan praktisi di Lokus Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Diskusi dengan Pihak Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta dihadiri oleh Kepala Badan Kesbangpol Pemprov DI Yogyakarta Dewa Isnu Broto, S.H., Kepala Dinas Kominfo Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta Ir. Rony Primanto Hari, M.T., Dosen tetap dan Lektor Kepala pada Prodi Desain Komunikasi Visual Fak. Senirupa dan Program Pasca Sarjana ISI Yogyakarta Dr. Sumbo Tinarbuko., serta Pemimpin Redaksi portal NU D.I.Y. dan bangkitmedia.com Nur Rokhim, M.Hum. Kemudian disusi kedua dengan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dihadiri oleh Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Kombes Pol. Drs. Anjar Gunadi, M.M., Dosen Program Studi Kajian Budaya dan Media UGM Dr. Budiawan, Ketua Paguyuban Warga Pancasila Dr. S. Bayu Wahyono, serta Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Fuad Hasyim, S.S., M.A.

Selanjutnya diskusi dengan UGM dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UGM Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr. Guru Besar Antropologi, FIB., UGM Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Si., Dosen Komunikasi, FISIP. U.P.N. Veteran Yogyakarta Dr. Basuki Agus Suparno, serta Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UGM Muhammad Farhan. Diskusi terakhir dengan Korem 72/Pamungkas dihadiri oleh Danrem 072/ Pamungkas, Dam IV/ Diponegoro Brigjen TNI Ibnu Bintang Setiawan, S.I.P., M.M., Kepala BIN Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol. Dr. Andry Wibowo, S.I.K., M.H., M.Si., Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si., serta Pemimpin Redaksi Tribun Jogja Ribut Raharjo.

Direktur Pengkajian Sosial Budaya dan Demografi Debidjianstrat Lemhannas RI Brigjen Pol. Djoko Rudi E, S.H., S.I.K., M.Si. dalam sambutannya menyampaikan bahwa media sosial telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Hasil penelitian menyebutkan setiap hari rata-rata orang menghabiskan waktu 135 menit untuk berselancar diberbagai media sosial seperti, facebook, youtube, twitter, instagram, whatsapp dan media sosial lainnya. “Karakteristik media sosial yang interaktif, menarik, cepat dan mudah diakses menjadikan media sosial mempunyai kekuatan besar dalam membentuk pola kehidupan masyarakat,” kata Djoko.

Seiring dengan terbukanya arus informasi, muncul berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tantangan terberat yang dihadapi adalah ketika Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa tidak lagi menjadi wacana dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Pancasila merupakan ideologi hidup di tengah masyarakat yang harus selalu dijaga, karena keutuhan Indonesia sebagai negara kesatuan tergantung dari bagaimana warga negara menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah bangsa,” ujar Djoko.

Lemhannas RI memandang salah satu cara menjaga nilai-nilai Pancasila adalah dengan memberikan pengetahuan wawasan kebangsaan yang lebih luas sehingga masyarakat mendapat pemahaman yang lebih mendalam mengenai visi besar dari sebuah negara serta memiliki landasan yang kokoh agar tidak jatuh kepada nilai-nilai yang merugikan bangsa.

Perkembangan wawasan kebangsaan diharapkan semakin pesat ketika dapat memanfaatkan segala sarana dan sumber daya yang ada, termasuk media sosial yang saat ini sedang digemari masyarakat,” tutur Djoko. Lebih lanjut Djoko menyampaikan bahwa nilai-nilai wawasan kebangsaan dapat diinformasikan secara luas kepada masyarakat dengan menggunakan media sosial, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk mengantisipasi nilai-nilai yang merugikan bangsa dan mengadopsi sikap mental yang mendukung terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. “Media sosial memiliki peran strategis untuk menyampaikan informasi mengenai berbagai persoalan. Oleh karena itu, penggunaan media sosial untuk menyosialisasikan pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan perlu diusahakan agar lebih optimal,” kata Djoko.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749