FGD II Optimalisasi Peran Media Sosial Guna Mengembangkan Wawasan Kebangsaan

Direktorat Pengkajian Sosial Budaya Deputi Bidang Pengkajian Strategik Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di Lemhannas RI, Kamis (29/4). FGD tersebut merupakan tahap lanjutan dari pelaksanaan kunjungan ke Lokus Provinsi Kepulauan Riau pada 7 dan 8 April 2021 yang lalu.

“Media sosial mampu menjadi sarana komunikasi dan interaksi antara individu satu dengan lainnya, antarkelompok, maupun antara individu dengan kelompok,” kata Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P.

Menurut Reni, karakteristik media sosial yang interaktif, menarik, cepat dan mudah diakses menjadikan media sosial mempunyai kekuatan besar dalam membentuk pola kehidupan masyarakat. Media sosial juga mulai tampak digunakan sebagai pengganti peran media massa konvensional dalam penyebaran berita dan informasi.

Lebih lanjut Reni menyampaikan bahwa saat ini media sosial juga dimanfaatkan oleh pelaku usaha sebagai sarana pemasaran. Media sosial menjadi cara yang ampuh dalam hal mempromosikan produk yang ada. “Optimalisasi pemanfaatan media sosial ini terbukti telah menggantikan sebagian transaksi pasar secara konvensional,” ujar Reni.

Pemanfaatan media sosial tidak hanya terjadi pada sektor ekonomi saja, digitalisasi dalam bentuk media sosial mampu mengubah sistem dan budaya komunikasi, koordinasi dan interaksi bahkan dalam dunia pendidikan, kesehatan, dan politik.

Dapat dikatakan bahwa media sosial mampu menyebarkan pesan secara revolusioner, efek yang ditimbulkan dari pesan tersebut dapat menjadi sedemikian luas sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku kolektif masyarakat. Sudah seharusnya pemerintah dapat merespons dengan mengoptimalisasi pemanfaataan media sosial untuk kepentingan pembangunan nasional, sejalan dengan program pemerintah dalam upaya pembangunan karakter berwawasan kebangsaan.

Jika peran media sosial dapat optimal dimanfaatkan maka akan berdampak besar terhadap percepatan pemerataan dan terwujudnya tujuan pembangunan, termasuk pembangunan karakter berwawasan kebangsaan secara nasional.

Kemudian Reni menyampaikan bahwa dalam rangka percepatan pembangunan di seluruh sektor dan potensi keterjangkauannya, menjadikan media sosial sebagai bagian strategis perlu didukung oleh sarana prasarana memadai. Sarana prasarana tersebut terutama adalah infrastruktur komunikasi dan perangkatnya. Kesiapan infrastruktur komunikasi yang semakin masif dibangun, seharusnya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh aparat  dalam menjalankan roda pemerintahan.

“Infrastruktur ini tidak sekedar sebagai media komunikasi konvensional melalui sambungan telepon, namun juga dapat dimanfaatkan lebih luas untuk penyalur informasi dan edukasi dari pemerintah pusat ke berbagai pelosok daerah yang mudah diakses masyarakat,” kata Reni.

Pada kesempatan tersebut, Reni menegaskan bahwa pembangunan karakter wawasan kebangsaan pada masyarakat tidak hanya terfokus pada kota-kota besar maupun urban. Namun, justru di daerah–daerah yang terluar dan terpencil sangat perlu dilakukan agar tidak terjadi penggerusan semangat nasionalisme oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Peran media sosial sebagai jembatan informasi yang valid tanpa unsur hoaks (informasi bohong) sangat diperlukan dan dioptimalkan,” kata Reni.

Hadir dalam kesempatan tersebut sebagai narasumber Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Dr. Jubei Levianto, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Dr. Eng. Agus Haryono, Dosen Filsafat Sosial, Ekonomi Logika, dan Estetika Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Dr. Fristian Hadinata, M.Hum., dan Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP Prof. Dr. F.X. Adji Samekto, M.Hum.

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749