Press Release

Nomor  : PR/ 47 /VIII/2022

Tanggal : 24 Agustus 2022

Jakarta- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menyebutkan ada empat kata kunci dalam arahan presiden terkait reformasi TNI di Indonesia, antara lain, Military Reform, Defense Modernization, Defense Transformation, dan Indonesia Defense Power.

“Itu kata kunci yang disampaikan presiden 5 Oktober 2021 yang menjadi PR kita bersama,” kata Gubernur Andi saat menjadi pembicara the 6th Jakarta Geopolitical Forum “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” di Grand Studio Metro TV pada Rabu, (24/08).

Menurut Gubernur Andi, reformasi militer yang sudah dijalankan sejak tahun 1998 ini bisa berlanjut menuju transformasi pertahanan, sehingga bisa membentuk perencanaan jangka panjang menuju tercapainya kekuatan regional, yakni kekuatan pertahanan Indonesia.

Gubernur Andi meyakini perencanaan jangka panjang kekuatan pertahanan Indonesia harus mampu melampaui perencanaan 2050 yang dilakukan oleh China, bahkan kalau bisa, sampai ke 2070.

“Kuncinya untuk Indonesia ke depan adalah bagaimana menguasai teknologi,” kata Gubernur Andi.

Gubernur Andi menyebutkan Angkatan Laut di Indonesia sudah tidak bisa lagi memikirkan Maritime Instrument, Maritime Capability, dan Maritime Technology, karena begitu sudah berpikir tentang Maritime Capacity, Era Supply Chain, dan Era Connectivity, maka Indonesia perlu mengintegrasikan Maritime, Space, dan Digital Cyber.

Hal tersebut dilakukan untuk memiliki Maritime Capacity yang kuat. “Tanpa mengintegrasikan tiga itu kita tidak akan memiliki Maritime Capacity yang kuat, kapasitas maritim yang kuat,” lanjut Gubernur Andi.

Akhirnya, Indonesia memang membutuhkan langkah panjang untuk mencapainya, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dalam pidato HUT TNI, yaitu harus melakukan perencanaan jangka panjang reformasi TNI.

The 6th Jakarta Geopolitical Forum ini dilaksanakan secara hibrida dan berlangsung selama dua hari, yakni Rabu dan Kamis, 24 dan 25 Agustus 2022.

Pada kesempatan tersebut, selain Gubernur Andi Widjajanto, hadir pula pembicara terkemuka lain yang berkompeten di bidangnya, antara lain, Dr. Collin Koh Swee Lean, Research Fellow at the S. Rajaratnam School of International Studies; Admiral (Ret) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M., Professor at Indonesia National Defence University; Mr. Sam Roggeveen, Director of International Security Program of Lowy Institute; Timothy R. Heath, Ph.D., Senior International Defense Researcher at the RAND Corporation; Phillips Vermonte, Ph.D., Senior Fellow of CSIS; Dr. Alan Dupont, The CEO of Geopolitical Risk Consultancy the Cognoscenti; Dr. Alexander Korolev, Associate Professor, Deputy Head of the Centre for Comprehensive European and International Studies, Higher School of Economics; Mr. Ryan Hass, Senior Fellow and the Michael H. Armacost Chair in the Foreign Policy Program at Brookings Institute; Prof. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D., Vice Rector for Research and Technology Transfer Binus University; Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A., Professional Expert on Natural Resources and National Resilience at National Resilience Institute the Republic Indonesia; dan R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, Ph.D., M.A.(Brad), M.A., War College Dip.(NDU), M.P.P.(GMU), Ph.D.(Exon.), Deputy Head of Defense and Security, IKAL Strategic Center.

Narahubung: Maulida (082229125536) / Endah (081316072186)

Caption Foto: Gubernur Andi Widjajanto saat menjadi pembicara the 6th Jakarta Geopolitical Forum dengan tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.

Biro Humas Lemhannas RIJalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110Telp. 021-3832108/09http://www.lemhannas.go.idInstagram : @lemhannas_riFacebook : lembagaketahanannasionalriTwitter : @LemhannasRI

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/ 45 /VIII/2022

Tanggal : 24 Agustus 2022

Jakarta- Lemhannas RI sejak didirikan oleh Presiden Ir. Soekarno tanggal 20 Mei 1965 memiliki mandat menjadi sekolah geopolitik. Untuk jalankan amanat tersebut, Lemhannas pada 2022 ini selenggarakan The 6th Jakarta Geopolitical Forum yang mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.

“Mandat itu diberikan dengan satu arahan strategis dari Bung Karno agar Lemhannas bisa mencetak calon pemimpin nasional yang memahami konsekuensi dari pertarungan negara-negara besar, pertarungan geopolitik antara negara-negara utama di kawasan ini dan apa pengaruhnya bagi Indonesia,” kata Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto saat pembukaan The 6th Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta (24/8).

Tema geomaritim sangat relevan saat ini sebab wilayah maritim diprediksi akan menjadi arena persaingan utama antar negara, bahkan semakin mendekat dengan Indonesia. Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menilai dinamika ini sangat menarik untuk dicermati. “Khusus untuk tahun ini tema yang kami angkat adalah tentang geomaritim dengan kesadaran bahwa pertarungan geopolitik di depan akan semakin dekat ke kita, karena akan terjadi di kawasan Asia Timur dan akan menggunakan maritim, laut, samudera sebagai sarana wadah pertarungannya,” kata Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto saat opening remarks (24/8).

Kondisi global saat ini adalah terciptanya satu rantai pasok global. Akan tetapi yang terjadi sebaliknya, konektivitas memunculkan patahan-patahan global. “Yang terjadi seharusnya ada pembangunan infrastruktur global yang menggabungkan antar negara, bahkan antar benua, yang terjadi adalah seharusnya terciptanya satu rantai pasok global,” lanjut Gubernur Andi Widjajanto.

Gubernur Andi Widjajanto juga menambahkan yang terjadi saat ini adalah konektivitas, akan tetapi justru sebaliknya yaitu patahan dan diskonektivitas. “Yang terjadi hari ini, konektivitas memunculkan patahan-patahan global. Dan sejak Februari 2022, patahannya semakin keras karena ada pertarungan Amerika Serikat – Rusia, karena terjadinya krisis di Ukraina,” kata Gubernur Andi Widjajanto.

Sehingga, selagi kompetisi kekuatan tetap berlangsung pada isu-isu kemaritiman, masa depan geomaritim tentu sangat relevan untuk dibicarakan. Sistem global yang didorong oleh kepentingan hegemoni di era transisi norma perdagangan dan ekonomi telah memunculkan perkembangan teknologi untuk mempertahankan kekuasaan yang dipicu oleh munculnya negara-negara kontra hegemoni. Mencermati hal di atas, muncul pertanyaan mendasar “Bagaimana menavigasi geopolitik maritim sebagai sebuah prasyarat mendasar untuk membangun stabilitas global dalam dunia yang aman dan sejahtera?”

Salah satu yang ingin dikontribusikan oleh Lemhannas melalui Jakarta Geopolitical Forum 2022 ini adalah mencari solusi agar patahan patahan itu tidak semakin besar. “Patahan-patahan itu kami harapkan bisa kembali tersambung satu sama lain, sehingga era Geopolitik 5 kembali diperkuat menjadi satu konektivitas global, satu infrastruktur global, satu rantai pasok global,” kata Gubernu Lemhannas RI Andi Widjajanto.

Untuk itu, di forum JGF ini akan dibahas secara komprehensif, mulai dari sisi pertahanan, sisi keamanan, sisi teknologi, juga sisi ekonomi maritim. “Diharapkan dengan diskusi akademik yang bebas, kita akan didampingi, kita akan ditemani oleh pakar-pakar dari beberapa negara. Yang akan datang, pakar dari Amerika Serikat, pakar dari Australia, dari Singapura. Dan secara khusus kami juga mengundang dari rusia, yang diharapkan bisa membuat Indonesia, terutama kami di Lemhannas memiliki sentuhan sentuhan interaksi komunitas epistemic global yang akan memperkaya, memperdalam kajian-kajian kami ke depan,” lanjut Gubernur Andi.

Diharapkan bahwa dengan mengangkat tema geomaritim, dengan mengangkat proyeksi untuk menciptakan stabilitas global ke depan, acara yang dilakukan oleh Lemhannas hari ini bisa menjadi kontribusi akademik bagi Lemhannas untuk betul-betul menguatkan kapasitas Indonesia untuk berperan lebih dalam.

Untuk keenam kalinya, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum pada Rabu dan Kamis, 24 dan 25 Agustus 2022 dengan menghadirkan para ahli geopolitik dari berbagai negara. Tahun ini, the 6th Jakarta Geopolitical Forum mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” secara hibrida. Selain tema besar tersebut, terdapat tiga sub tema pada setiap sesi kegiatan, yaitu:(1) Maritime defense and security in dynamic uncertainties;(2) Geomaritime political economy: generating growth, sustaining resource, and gaining power; dan(3) Advancing maritime technology in geo-strategic context.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto membuka acara Jakarta Geopolitical Forum yang bertempat di Grand Studio Metro TV pada Rabu pukul 08.00 WIB.

Ada 11 Narasumber terkemuka yang berasal dari lima negara, antara lain, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Singapura, dan Indonesia, diundang menjadi pemateri JGF kali ini.

Narasumber tersebut antara lain, Dr. Collin Koh Swee Lean, Research Fellow at the S. Rajaratnam School of International Studies; Admiral (Ret) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M., Professor at Indonesia National Defence University; Mr. Sam Roggeveen, Director of International Security Program of Lowy Institute; Timothy R. Heath, Ph.D., Senior International Defense Researcher at the RAND Corporation; Phillips Vermonte, Ph.D., Senior Fellow of CSIS; Dr. Alan Dupont, The CEO of Geopolitical Risk Consultancy the Cognoscenti; Dr. Alexander Korolev, Associate Professor, Deputy Head of the Centre for Comprehensive European and International Studies, Higher School of Economics; Mr. Ryan Hass, Senior Fellow and the Michael H. Armacost Chair in the Foreign Policy Program at Brookings Institute; Prof. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D., Vice Rector for Research and Technology Transfer Binus University; Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A., Professional Expert on Natural Resources and National Resilience at National Resilience Institute the Republic Indonesia; dan R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, Ph.D., M.A.(Brad), M.A., War College Dip.(NDU), M.P.P.(GMU), Ph.D.(Exon.), Deputy Head of Defense and Security, IKAL Strategic Center.

Forum internasional ini bertujuan untuk menciptakan desain tata kelola hubungan antar aktor geopolitik dalam mencapai keseimbangan kekuatan yang menjadi terbentuknya stabilitas global, khususnya masa depan geopolitik Indonesia dan dunia. “Tujuannya adalah membantu untuk lebih memahami apa yang disebut sebagai konektivitas global,” kata Gubernur Andi.

Di sisi lain juga untuk memahami konteks geomaritim kontemporer yang mewarnai isu geopolitik yang sedang berkembang maupun yang akan terjadi ke depan, serta mendalami makna inti masa depan geopolitik yang berbasis pada maritim dan pengaruhnya terhadap stabilitas global.

Narahubung: Maulida (082229125536) / Endah (081316072186)

Caption Foto: E-Flyer The 6th Jakarta Geopolitical Forum dengan tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor  : PR/ 46 /VIII/2022

Tanggal : 24 Agustus 2022

Jakarta- Persaingan geopolitik, antar negara, krisis, dan patahan-patahan global semakin dekat dan nyata dengan Indonesia. Konflik tersebut menjadikan laut, samudera, serta maritime sebagai wilayah pertarungannya. Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto menyebutkan untuk menjadikan Indonesia sebagai sebagai kekuatan maritime, perencanaan strategis tak cukup sampai 2024, tapi juga sampai tahun 2070.

“Indonesia juga menyadari untuk menjelma menjadi kekuatan maritim, Indonesia membutuhkan langkah panjang, Indonesia juga perencanaan strategis. Tidak cukup perencanaan strategis hanya sampai 2024, tidak cukup perencaan strategis 2045. Kita membutuhkan perencanaan strategis jangka panjang hingga tahun 2070,” kata Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto pada saat The 6th Jakarta Geopolitical Forum yang mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” (24/8). Lebih lanjut, Gubernur Andi berharap Indonesia bisa menjadi bangsa pemenang. Ia sendiri pun tak suka menyebut Indonesia sebagai negara Indonesia sebagai “middle power”.

“Saya tidak pernah terlalu suka dengan menyebut Indonesia sebagai middle power, saya lebih senang menyebut Indonesia itu sebagai kekuatan regional. Regional power karena nanti ukurannya bisa disesuaikan, mau kekuatan yang tengah, yang besar, tinggal disesuaikan saja. Regionalnya juga bisa kita sesuaikan, Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Pasifik. Bisa kita sesuaikan dengan sesuai dengan proyeksi ke depan Indonesia,” ujar Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto.

Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M.: Ramalan Kebangkitan China Terbukti

Ramalan kebangkitan China sebagai penguasa maritime mulai terbukti, ini berdampak pada pergeseran kekuatan maritim dari yang sebelumnya dikuasai oleh macan-macan Asia. Bahkan secara bertahap pada tahun 2030, setelah China memimpin dunia, selanjutnya disusul yang kedua oleh India, kemudian Amerika Serikat dan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar Universitas Pertahanan Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M. saat menjadi narasumber di Jakarta Geopolitical Forum (24/8). “Kalau kita melihat sebuah situasi geopolitik di kawasan, kita akan melihat bagaimana kebangkitan di negara negara di Asia Pasifik, kebangkitan China. Pada tahun 2030, sekarang sudah secara bertahap bahwa China nanti akan me-lead dunia ini, kemudian yang kedua India, kemudian Amerika Serikat dan Indonesia,” kata Prof. Marsetio.

Para pakar di tahun 2010 sudah meramalkan, malah mulai tahun 2000, bahwa tahun 2024 tahun 2025 seluruh dunia akan dikuasai oleh China. Ada beberapa indikasi yang disebutkan oleh mantan Kepala Staf Angkatan Laut tersebut, yaitu armada China yang menguasai dunia dan pergeseran pusat ekonomi.

“Indikasinya sekarang kita lihat secara adanya maritime shift power secara bertahap, kemudian istilah-istilah terminologi tentang maritime strike sebenarnya sudah ada sejak abad 9. Ini dengan buktinya bahwa kekuatan-kekuatan armada China telah menguasai dunia. Sekarang telah terbukti kita akan melihat bagaimana China ingin menguasai dunia kemudian juga bagaimana pergeseran pusat-pusat ekonomi yang sebelumnya dari barat sekarang akan bertumbuh dan menjadi pusatnya adalah di Asia Pasifik,” kata Prof. Marsetio.

Ia melanjutkan, ramalan-ramalan prediksi-prediksi, analisa-analisa para pakar tahun 2030 China sebagai penguasa dunia sudah mulai tampak kelihatan. Dampaknya adalah memanasnya suasana di Laut China Selatan, juga munculnya konsep saingan dari OBOR China oleh US yaitu US Indo Pacom.

“Hegemoni di Laut China Selatan tentunya persaingannya lah sekarang semakin membuat suasana di Laut China Selatan semakin memanas karena dengan keadaan Amerika. Kemudian kita ketahui juga Amerika semasa nggak terima dengan konsep OBOR maka pada tahun 2018 Juni maka telah diluncurkan apa yang dinamakan dengan perubahan dari Pacom menjadi US Indo Pacom. Ini merupakan jawaban 2017 China merubah konsepnya BRI maka tandingannya adalah dengan membentuk US Indo Pacom, penyatuan armada ke-5 dengan armada ke-7 untuk mempertahankan hegemoni Amerika di Laut China Selatan,” lanjut Prof. Marsetio.

Menyikapi hal tersebut, Prof. Marsetio menyebutkan langkah Indonesia sudah tepat yang menempatkan kekuatan diplomasi dan budaya maritim untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan maritime dunia melalui lima pilar.

“Situasi tersebut tentunya kita akan melihat bagaimana peran Indonesia. Kalau kita melihat peran Indonesia inilah peran Pak Jokowi. Pak Jokowi di era pertama pemerintahan beliau menyampaikan untuk membawa Indonesia menjadi negara maritim besar ada lima pilar yaitu: 1) mulai dari pemahaman tentang budaya maritim; 2) kemudian pemahaman tentang memanfaatkan sumber daya maritim; 3) kemudian interconnectivity; 4) diplomasi maritim dan 5) adalah pertahanan maritim. Ini bagaimana pertahanan maritim akan ditunjukkan kepada dunia kepada ASEAN,” pungkas Prof. Marsetio.

Untuk keenam kalinya, Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum pada Rabu dan Kamis, 24 dan 25 Agustus 2022 dengan menghadirkan para ahli geopolitik dari berbagai negara.

Tahun ini, the 6th Jakarta Geopolitical Forum mengangkat tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” secara hibrida. Selain tema besar tersebut, terdapat tiga sub tema pada setiap sesi kegiatan, yaitu:(1) Maritime defense and security in dynamic uncertainties;(2) Geomaritime political economy: generating growth, sustaining resource, and gaining power; dan(3) Advancing maritime technology in geo-strategic context.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto membuka acara Jakarta Geopolitical Forum yang bertempat di Grand Studio Metro TV pada Rabu pukul 08.00 WIB.

Ada 11 Narasumber terkemuka yang berasal dari lima negara, antara lain, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Singapura, dan Indonesia, diundang menjadi pemateri JGF kali ini.

Narasumber tersebut antara lain, Dr. Collin Koh Swee Lean, Research Fellow at the S. Rajaratnam School of International Studies; Admiral (Ret) Prof. Dr. Marsetio, S.I.P., M.M., Professor at Indonesia National Defence University; Mr. Sam Roggeveen, Director of International Security Program of Lowy Institute; Timothy R. Heath, Ph.D., Senior International Defense Researcher at the RAND Corporation; Phillips Vermonte, Ph.D., Senior Fellow of CSIS; Dr. Alan Dupont, The CEO of Geopolitical Risk Consultancy the Cognoscenti; Dr. Alexander Korolev, Associate Professor, Deputy Head of the Centre for Comprehensive European and International Studies, Higher School of Economics; Mr. Ryan Hass, Senior Fellow and the Michael H. Armacost Chair in the Foreign Policy Program at Brookings Institute; Prof. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D., Vice Rector for Research and Technology Transfer Binus University; Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani, D.E.A., Professional Expert on Natural Resources and National Resilience at National Resilience Institute the Republic Indonesia; dan R.M. Wibawanto Nugroho Widodo, Ph.D., M.A.(Brad), M.A., War College Dip.(NDU), M.P.P.(GMU), Ph.D.(Exon.), Deputy Head of Defense and Security, IKAL Strategic Center.

Forum internasional ini bertujuan untuk menciptakan desain tata kelola hubungan antar aktor geopolitik dalam mencapai keseimbangan kekuatan yang menjadi terbentuknya stabilitas global, khususnya masa depan geopolitik Indonesia dan dunia. Di sisi lain juga untuk memahami konteks geomaritim kontemporer yang mewarnai isu geopolitik yang sedang berkembang maupun yang akan terjadi ke depan, serta mendalami makna inti masa depan geopolitik yang berbasis pada maritim dan pengaruhnya terhadap stabilitas global.

Narahubung: Maulida (082229125536) / Endah (081316072186)

Caption Foto: E-Flyer The 6th Jakarta Geopolitical Forum dengan tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability”.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI


Press Release

Nomor : PR/ 43 / VIII /2022

Tanggal: 9 Agustus 2022

Jakarta – Pada 2024 nanti, Indonesia akan melaksanakan perhelatan akbar. Terdapat kekhawatiran penggunaan politik identitas yang dapat memecah masyarakat. Terkait hal itu, Lemhannas akan mengusulkan beberapa regulasi terkait kampanye yang mengandalkan politik identitas secara perlahan dan bertahap. Untuk meningkatkan kualitas kampanye politik, Lemhannas juga sarankan adopsi teknologi dan digitalisasi. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Lemhannas RI, Andi Widjajanto saat Seminar Program Pendidikan Reguler Angkatan 63 di Auditorium Gajah Mada Lemhannas RI (9/8).

“Kita perlahan secara bertahap akan mengusulkan beberapa regulasi terkait bagaimana menghilangkan kampanye yang mengandalkan politik identitas. Lalu memperbaiki meningkatkan kualitas kampanye politiknya, ya antara lain arahan presiden tadi adalah mengadopsi teknologi sehingga proses digitalisasi demokrasi akan menyederhanakan proses penyelenggaraan pemilu ke depan dan disisi lain juga bisa meningkatkan kualitas kampanye,” kata Gubernur Andi. Ini dilakukan dengan tujuan kampanye yang dilaksanakan betul lebih terarah, untuk meningkatkan ruang partisipasi publik, untuk meningkatkan dialog tentang kebijakan program yang sangat bermanfaat bagi rakyat pemilih.

Senada dengan hal tersebut, Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Lodewijk Freidrich Paulus, Wakil Ketua DPR RI periode 2021-2024, menyebutkan selain pendidikan politik bagi kontestan pemilu, media, penggunaan teknologi digital, dan social media juga berperan penting dalam mendukung suksesnya pemilu 2024.

“Para kontestan politik diharapkan dapat menjadi agen-agen dari mencegah dan mereduksi politik identitas. Terkait dengan penggunaan media dan media sosial, kami berharap adanya kolaborasi antara Kementerian Komunikasi Informasi, Kejaksaan, Kepolisian, kemudian BSSN serta TNI,” kata Lodewijk. Sistem ini mesti terintegrasi untuk mencegah menyebarnya berita-berita bohong karena ini menjadi kunci utama dari polarisasi atau politik identitas.

Secara virtual, Presiden RI Ir. Joko Widodo menyampaikan arahan strategis kepada peserta PPRA 63 untuk melakukan adopsi teknologi digital. “Dimana kelembagaan Pemilu sudah semakin kuat sehingga proses penyelenggaraan pemilu juga turut disederhanakan, terutama dengan melakukan adopsi teknologi digital, dan semakin terbukanya peluang partisipasi elektoral untuk aktif berdialog terkait isu-isu strategis,” kata Presiden.

Selain itu, kita harus mengingatkan para kontestan pemilu agar menjalankan kampanye yang semakin berkualitas dan menyehatkan demokrasi. bukan kampanye gontok-gontokan, bukan kampanye yang merusak tatanan bangsa. kita harus mulai, kita harus memulai kampanye yang mengurangi mobilisasi massa dan kita manfaatkan teknologi informasi. sehingga melahirkan kampanye yang berintegritas yang menolak penggunaan politik Sara dan politik identitas, yang lebih mengedepankan politik ide dan gagasan, karena yang ingin kita bangun bukan demokrasi pengkultusan, bukan demokrasi idola, tapi demokrasi gagasan.

Presiden berharap Seminar PPRA 63 bisa menghasilkan kebijakan yang dapat diimplementasikan dengan baik untuk memperkuat konsolidasi demokrasi dengan merumuskan strategi utama dalam mereduksi politik identitas dan juga melakukan adopsi teknologi dalam infrastruktur digital demokrasi untuk melahirkan pemilu yang lebih baik. Seminar Nasional PPRA 63 Lemhannas RI dilaksanakan secara hibrida di Auditorium Gadjah Mada Lemhannas RI pada Selasa, 9 Agustus 2022 dengan menampilkan empat narasumber, yakni Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, Ketua Komisi 2 DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Dr. Bahtiar, M.Si, dan Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia Dedy Permadi, PhD.

Selain para narasumber, hadir pula dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Drs. Purwadi Arianto, M.Si., Deputi Pendidikan Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., beserta para pejabat Lemhannas RI.

Narahubung: Maulida (082229125536) / Endah (081316072186)

Caption Foto: Gubernur Lemhannas RI saat memberikan sambutan pada Seminar Nasional PPRA 63 Lemhannas RI di Auditorium Gadjah Mada.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749