Krisis Pangan Semakin Mengkhawatirkan

Press Release

Nomor  : PR/  61   / X /2022

Tanggal: 11 Oktober 2022

Jakarta – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menilai angka krisis pangan cukup mengkhawatirkan. Diperkirakan 179 sampai 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan. Namun ada hal yang lebih mengerikan lagi, adanya aspek yang sering luput dari perhatian, yakni krisis pupuk.

 

“Ini menjadi masukan bagi peserta untuk melihat apa dampak krisis pupuk bagi ketahanan pangan ke depan, di tahun-tahun depan, karena dari data yang kita peroleh, krisis pupuk ini kalau tidak di address, maka tahun depan dampaknya akan dapat memicu krisis beras,” kata Menlu Retno saat menjadi pembicara kunci Seminar Nasional PPRA 64 Lemhannas RI pada Selasa, (11/10/2022).

 

Berbicara mengenai krisis beras, maka akan terkait dengan dua milyar orang yang sebagian tinggal di Asia. Itu bagian pertama bahwa inilah situasi dunia saat presidensi Indonesia dijalankan.

 

Sependapat dengan Menlu Retno, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyebutkan bahwa jumlah orang yang rawan pangan meningkat dua kali lipat hanya dalam 2 tahun. “Efek dari situasi Ukraina dapat mendorong jumlah ini meningkat menjadi 323 juta orang,” kata Menko Airlangga.

 

Krisis pangan, energi, keuangan dengan cepat menjadi bagian dari realitas dunia dan Rusia serta Ukraina memiliki posisi yang cukup penting dalam rantai pasok pangan dan energi global. Sehingga, lonjakan harga pangan dan energi tidak dapat dihindari akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

 

Indeks harga pangan naik 20,8 persen dari tahun sebelumnya dan sempat mencapai titik tertinggi pada Maret 2022. Harga minyak mentah menembus angka 12USD per barel. Harga energi meningkat 50 persen dibanding tahun lalu. Di Eropa, harga gas bahkan meningkat 10 kali lipat jika dibandingkan tahun 2022. Sementara pupuk dunia meningkat 2 kali lipat dibandingkan rata-rata sepuluh tahun belakangan ini.

 

Akibat perang Rusia dan Ukraina, proyeksi pertumbuhan global di revisi ke bawah karena inflasi yang tinggi akibat harga komoditas, pengetatan kebijakan moneter, volatilitas pasar keuangan terutama negara-negara berkembang.

 

IMF memprediksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2 persen di tahun 2022 dan 2,9 persen di 2023. Sedangkan kemampuan fiscal space negara berkembang terbatas. Karena situasi ini, maka memicu hutang publik meningkat, setidaknya 60% bagi negara berpendapatan rendah dan banyak negara berkembang yang tidak terlindungi oleh jaminan perlindungan sosial. Sehingga ada gap cukup besar yang harus dikelola oleh negara berkembang.

 

“Inflasi mencapai 8,7 persen di negara berkembang dan income per kapita, inflasi ini angka rata-ratanya begitu, tetapi Ibu Bapak, di beberapa negara berkembang, angkanya sangat sangat tinggi,” kata Menlu Retno.

 

Kemudian income per kapita, sekitar 40 persen negara berkembang masih akan berada di bawah pre pandemi pada 2023, yang artinya belum akan kembali di angka pre pandemi pada titik di 2023 nanti.

 

Bagian kedua tentang presidensi G20 adalah ingin menghasilkan kerja sama yang konkret. Diharapkan presidensi G20 Indonesia dapat memberikan solusi pada permasalahan global dan memastikan soliditas G20 guna mencapai hasil konkret di tengah tantangan global.

 

Tema recover together recover stronger diharapkan mampu mencapai deliverables yang konkret, berkelanjutan, dan inklusif dengan prioritas utama yaitu, memperkuat arsitektur kesehatan global, mendukung transformasi ekonomi berbasis digitalisasi, mendorong transisi energi yang adil dan terjangkau, serta menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan.

 

Adapun Seminar Nasional PPRA 64 Lemhannas RI dilaksanakan secara hibrida di Auditorium Gadjah Mada Lemhannas RI pada Selasa, 11 Oktober 2022 dengan menampilkan dua pidato kunci dan dua narasumber, yakni Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, dan Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A. Ph.D.

 

Hadir pula dalam kegiatan tersebut Gubernur Lemhannas RI periode 2011—2016 Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, C.E.S., D.E.A., Duta Besar Indonesia untuk Negara Filipina dan Gubernur Lemhannas RI periode 2016—2022 Letnan Jenderal TNI Agus Widjojo, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komjen Pol Drs. Purwadi Arianto, M.Si., Plt. Deputi Bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Marsda TNI Andi Heru Wahyudi, Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhannas RI Laksda TNI Edi Sucipto, S.E., M.M., M.Tr. Opsla., beserta para pejabat Lemhannas RI.

 

Narahubung: Maulida (082229125536)

 

Caption Foto: Seminar Nasional PPRA 64 Lemhannas RI di Auditorium Gadjah Mada.

 

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749