Senior Resident Representative IMF: Ekonomi Indonesia Relatif Stabil dan Mendapatkan Kepercayaan di Tingkat Global

“IMF adalah Organisasi Internasional yang didirikan untuk mendukung stabilitas ekonomi dan kerja sama moneter. Demikian juga untuk memberikan panduan kebijakan dan peningkatan kapasitas untuk membantu negara-negara menjaga ketahanan ekonomi,” kata Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letnan Jenderal TNI Mohamad Sabrar Fadhilah saat membacakan sambutan pada acara Kuliah Umum Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 63 dan 64 bersama Senior Resident Representative International Monetary Fund (IMF) Resident Representative Office for Indonesia Mr. James Walsh yang bertempat di Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI, pada Senin (18/07).

Pada kesempatan tersebut, Senior Resident Representative IMF Mr. James Walsh memberikan paparan dengan judul “Indonesia’s Economic Resilience and Future Challenges” yang dipandu oleh moderator Prof. Miranda Swaray Goeltom Ph.D., Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia.

Mengawali paparannya, Senior Resident Representative IMF menyampaikan bahwa IMF berusaha agar semua negara bisa bersatu dan berdiskusi mengenai masalah global di sektor ekonomi. “Jadi yang akan kita lakukan di sini adalah memastikan bahwa semuanya memiliki pandangan yang berbeda-beda dan kita dapat memikirkan bagaimana ekonomi Indonesia dapat berpengaruh di tingkat global dan bagaimana meningkatkan ketahanan ekonomi di dunia,” tutur Senior Resident Representative IMF.

Senior Resident Representative IMF menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia sebagai anggota IMF yang luar biasa. Lebih lanjut, disampaikan sejarah IMF yang didirikan tahun 1954 bersama dengan organisasi World Bank. Dua organisasi ini didirikan untuk membantu ekonomi global berkembang dan pulih dari perang dunia kedua. World Bank memberikan pinjaman ke negara-negara untuk membangun kembali negaranya setelah perang dunia kedua. IMF berupaya membantu negara-negara untuk memperbaiki nilai tukarnya. Kedua organisasi ini menetapkan nilai tukar tetap, kemudian menjadi forum yang membahas tentang kebijakan paling tepat untuk menjaga nilai tukar tersebut.

Selanjutnya, Senior Resident Representative IMF menjelaskan bahwa IMF bekerja di tiga sektor untuk memajukan negara anggotanya. Saat ini, IMF melihat keberadaannya menjadi media pelayanan dan IMF memastikan layanan yang diberikan kepada negara anggotanya dapat membantu dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut agar bisa lebih inklusif dan konsisten dengan pertumbuhan dunia yang stabil.

Sektor utama yang menjadi fokus IMF adalah kebijakan ekonomi. IMF membahas tantangan utama ekonomi dunia, yaitu cara mengatasi perang di Ukraina, menghadapi inflasi yang tinggi, membuat sistem pajak yang tepat, dan lainnya. Sektor kedua adalah pinjaman. Ketika suatu negara mengalami kesulitan ekonomi seperti ketika pandemi, IMF memberikan pinjaman. Kemudian sektor ketiga, IMF melakukan pengembangan kapasitas dalam memperkuat kebijakan keuangan. “Pengembangan kapasitas sangat penting untuk membangun sistem karena tidak bisa dibangun dari nol,” tutur Senior Resident Representative IMF.

Senior Resident Representative IMF menyampaikan kondisi ekonomi global pada saat ini, misalnya dalam enam bulan terakhir ekonomi global berfokus untuk pulih dari pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 juga berdampak pada pertumbuhan global. Di Indonesia, pemerintah memiliki kebijakan yang sangat baik untuk mendukung rumah tangga dan perusahaan swasta pulih dari pandemi.

Pada kesempatan yang sama, Senior Resident Representative IMF menyampaikan bahwa perang Ukraina berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. “Saat ini merupakan situasi yang sulit. Pandemi mulai surut namun ada krisis di Ukraina,” kata Senior Resident Representative IMF.

Perang juga menyebabkan harga komoditas jadi lebih tinggi. Di Indonesia, hal ini bisa dilihat dari harga minyak goreng dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin tinggi. Pemerintah mampu memberikan subsidi dan menekan harga BBM. “Ini menunjukkan bahwa kita harus menjaga daya beli agar pertumbuhan ekonomi bisa terjaga,” kata Senior Resident Representative IMF. Senior Resident Representative IMF mengatakan bahwa kinerja Indonesia saat ini sangat baik sekali dibanding negara dengan ekonomi besar.

Dikarenakan inflasi yang begitu tinggi di negara maju, Bank Central meningkatkan suku bunga agar lebih sulit untuk mengambil pinjaman guna menekan inflasi. Namun kondisi ini berdampak pada negara lain. Suku bunga yang meningkat di Amerika, Canada, Australia dan Eropa menyebabkan investor mengambil uang mereka dan menanamkannya di banyak pasar.

“Saya bisa mengatakan ekonomi Indonesia relatif stabil dan mendapatkan kepercayaan di tingkat global,” tutur Senior Resident Representative IMF. Hal ini berbeda dengan negara lain. Indonesia tidak memiliki ketahanan seperti sekarang di masa lalu, dan ini hal yang menarik.

Melihat tingginya harga inflasi, Indonesia termasuk Negara dengan nilai inflasi yang masih rendah. “Ini salah satu alasan mengapa Indonesia tidak separah negara-negara lain,” tutur Senior Resident Representative IMF. Lebih lanjut, disampaikan bahwa dampak lain dari perang Ukraina adalah mempengaruhi sistem perekonomian/pendanaan global.  

Pada paparan selanjutnya, Senior Resident Representative IMF menyampaikan respons Indonesia terhadap pandemi dan kebijakan  ekonomi yang diterapkan. Bisa dilihat bahwa Indonesia mulai pulih pada awal tahun ini. Hal yang penting di sini adalah investor domestik maupun luar negeri sudah mulai berinvestasi di Indonesia. “Jadi ekonomi di Indonesia akan terus bertumbuh,” kata Senior Resident Representative IMF.

Posisi Indonesia secara eksternal saat ini cukup baik. Di masa pandemi, ekspor Indonesia cukup kuat, karena ekonomi di Cina dan Amerika Serikat sebagai pasar ekspor cukup tinggi. Hal ini membuat Indonesia pulih cukup kuat dan bisa memberikan stimulasi cadangan yang lebih besar.

“Kita harus memiliki fleksibilitas dalam nilai tukar kita. Sektor swasta juga perlu berperan penting,” kata Senior Resident Representative IMF. Indonesia harus memastikan bahwa perusahaan swasta mengetahui keadaan ekonomi yang terjadi sehingga mereka bisa bersiap-siap. Indonesia memiliki nilai tukar yang cukup fleksibel terhadap dolar.  Hal ini menunjukkan situasi yang masih cukup terkendali.

Mengakhiri paparannya, Senior Resident Representative IMF mendukung penggunaan energi ramah lingkungan seperti geotermal, panas bumi, angin, dan air, sehingga tidak berfokus pada penggunaan batu bara karena dampaknya terhadap lingkungan sangat merugikan. IMF ingin mendorong investasi di sektor energi alternatif. Indonesia mempunyai sumber daya geotermal yang luar biasa, dan tidak semua negara memiliki hal ini. “Setelah fasilitasnya ada, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara terdepan dalam penggunaan geotermal,” pungkas Senior Resident Representative IMF. (SP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749