Prof. Muladi Berbagi Cara Menjadi Pemimpin yang Berkualitas

Mantan Gubernur Lemhannas RI Prof. Dr. Muladi, S.H menyambangi para peserta PPRA LVII dalam rangka memberikan ceramah terkait “Cara Memilih Pemimpin dalam Praktik Kepemimpinan Guna Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan” di ruang NKRI gd. Pancagatra Lemhannas RI, Rabu (18/4). Seorang pemimpin yang baik menurutnya haruslah seseorang yang mampu berpikir secara rasional bukan dengan emosional. “Pemimpin yang super power itu harus berdarah dingin dan baik, mempunyai pemikiran yang sifatnya rasional daripada emosional. Pemimpin itu dipilih karena visi dan misinya yang menjanjikan,” ujar Prof. Muladi. Ada satu pemikiran dimana pemimpin harus melihat kebijakan sebagai mekanisme pengintegrasi, menganggap kemajuan teknologi, ekonomi dan lain-lain sebagai sumber daya itu tidak menjadi masalah, namun yang terpenting adalah goal portions atau tujuan politik apa yang ingin dicapai oleh suatu negara. “Negara harus mempertahankan budaya, kita tidak boleh berpikir secara fragmentis atau sepotong-sepotong, tetapi harus berpikir sistemik, dan berorientasi pada tujuan yang besar atau grand strategy,” tegasnya.

 

Yang selanjutnya tidak kalah pentingnya sikap yang harus dimiliki oleh pemimpin yakni dapat melihat segala persoalan secara menyeluruh, karena setiap subsistem saling terkait satu sama lain. “Bukan hanya mementingkan kepentinga pribadi atau kelompok tapi menyeluruh. Kalau merubah sesuatu pasti yang lain bisa berubah dan ada keterbukaan antar subsistem yang tidak boleh di tutup-tutupi, harus transparansi,” ujarnya. Bagi Prof.Muladi, sosok pemimpin harus mampu mengendalikan kehidupan, baik organisasi kecil maupun nasional, dimana orang bisa memotivasi pengikutnya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan bersama. “Inti dari kepemimpinan ada visi ada simpati. Visi jelas mengenai kehidupan, dan menimbulkan simpati, baik internal maupun eksternal antar negara,” katanya.

 

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, dimana pemimpin yang berwenang dalam mengambil setiap kebijakan harus selalu terarah, dan menjadikan konstitusi (empat konsensus dasar kebangsaan) sebagai akar dalam mengambil langkah kebijakan. Syarat kehidupan berdemokrasi yang baik di antaranya mampu bersikap setia pada konstitusi yang dibangun secara demokratis, lalu menyelenggarakan pemilihan umum yang jujur dan adil, berprinsip good governance (pemerintah yang bersih dan berwibawa), kekuasaan kehakiman yang merdeka dan memiliki kepastian hukum, serta menegakkan hukum yang demokratis.

 

Prof. Muladi juga memaparkan terkait beberapa karakter sistem demokrasi yang baik seperti disentralisasi kewenangan, adanya promosi (kemajuan) dan perlindungan HAM, kebebasan pers yang harus dikawal secara profesional, penghargaan terhadap civil sociaty seperti eksistensi dari berbagai LSM maupun kelompok masyarakat madani, serta kontrol sipil terhadap militer. Kepemimpinan terbagi atas empat kelompok, yakni Leadership, Manajerial, Statesmanship (Negarawan), dan Geo Leadership.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749