Presiden ke-5 Republik Indonesia Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri Resmikan Monumen Bung Karno di Lemhannas RI

Dalam rangkaian peringatan hari lahir ke-56 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), dilaksanakan peresmian Monumen Bung Karno oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Dr. (H.C.) Megawati Soekarnoputri, Kamis (20/05). Monumen Bung Karno sedang membaca buku tersebut memiliki pesan agar generasi penerus anak bangsa tetap mengasah ilmu dan menambah wawasan, sesuai pesan Bung Karno bahwa membaca tidak berhenti pada membaca, tapi harus berbuah.

“Monumen Bung Karno ini melambangkan kebiasaan Bung Karno membaca buku yang memberikan dasar pengetahuan dan keluasan wawasan bagi pembuatan keputusan dan kebijakan dalam berbagai rumusan gagasan beliau,” kata Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo. Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa Presiden Soekarno mendirikan Lemhannas RI di tengah polarisasi dunia yang berdampak pada kehidupan nasional yang penuh ketidakstabilan. Lemhannas RI menjadi tempat yang bersejarah di mana Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno  berhasil mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi pertahanan untuk membentuk dan mengembangkan tenaga-tenaga pembina baik sipil maupun militer, pada tingkat politik strategi pertahanan nasional. Bagi Bung Karno, berdirinya Lemhannas RI merupakan wujud dari konsepsi untuk mencapai Indonesia yang sepenuhnya berdaulat serta mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan kultur bangsa indonesia.

“Sejak awal terbentuknya,  Bung Karno tidak hanya menempatkan Lemhannas RI sebagai kawah candradimuka-nya calon pemimpin,  tetapi juga sebagai think tank  yang berlandaskan pada posisi strategis geopolitik Indonesia,” ujar Agus.

Mengakhiri sambutannya, Agus kembali mengingatkan bahwa monumen Dr. (H.C) Ir. Soekarno sejatinya adalah representasi nilai semangat dan jiwa perjuangan bangsa Indonesia dengan meneladani semangat dan perjuangan Dr. (H.C.) Ir.  Soekarno  yang merupakan founding father bangsa Indonesia. Agus juga mengajak seluruh elemen untuk menjaga komitmen bersama melalui pelaksanaan peran dan fungsi Lemhannas RI dalam upaya menjamin kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Bagi saya, Lemhannas tidaklah asing. Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan Indonesia berulang kali menyampaikan kepada saya, bagaimana mewujudkan Indonesia yang sepenuhnya berdaulat dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan kultur Indonesia,” kata Presiden ke-5 Republik Indonesia Dr. (H.C.)  Megawati Soekarnoputri.

Mewakili keluarga Besar Bung Karno, Megawati mengucapkan terima kasih atas dibuatnya monumen Bung Karno yang merupakan Presiden pertama Republik Indonesia, proklamator, pahlawan nasional. Megawati berharap ketika seseorang melihat monumen tersebut, maka akan mengingatkan kepada ajaran dan pengabdian Bung Karno kepada bangsa Indonesia serta menginspirasi generasi penerus untuk meneruskan usaha memajukan Indonesia. “Patung Bung Karno ini menunjukkan ikon, bahwa Lemhannas merupakan lembaga pendidikan bagi para calon pemimpin bangsa sehingga diwujudkan dalam bentuk Presiden Sukarno sedang duduk membaca buku,” kata Megawati.

Megawati juga menyampaikan bahwa Bung Karno mengingatkan akan perjuangan mencapai kemerdekaan dan mempertahankannya. Saat ini, tugas generasi penerus bukan hanya mempertahankan kemerdekaan, tapi mengisi kemerdekaan dengan kontribusi positif sesuai dengan bidang masing-masing demi kemajuan bangsa. “Bung Karno mengatakan, saya selalu ingin Indonesia merdeka yang sejati-jatinya merdeka,” ungkap Megawati.

Pada kesempatan tersebut, Megawati juga menyoroti tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, yakni pandemi Covid-19 yang memberikan dampak luar biasa pada kehidupan. Namun, Megawati yakin bahwa pandemi tersebut bisa teratasi dengan disiplin, kerja keras, dan gotong royong. Dalam pidato tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyatakan bahwa gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, dan perjuangan bantu-binantu bersama.

Kemudian Megawati menyampaikan bahwa Bung Karno juga mengatakan dasar negara Indonesia merdeka adalah Pancasila. Megawati juga sangat yakin dan selalu yakin bahwa bangsa Indonesia harus membuka mata batin, pikiran dan jiwa, dan benar-benar konsisten serta sungguh-sungguh menjalankan Pancasila. “Pancasila jangan selalu menjadi jargon. Pancasila dibutuhkan Bangsa ini untuk diimplementasikan,” tegas Megawati.

“Terlebih oleh insan-insan Lemhannas, yang sudah digembleng atau yang sedang digembleng, tempatnya para calon pemimpin dari seluruh penjuru Tanah Air berkumpul, bertemu untuk bergotong royong, melakukan kerja kolektif, dan yang paling penting merumuskan jalan untuk Indonesia Raya,” kata Megawati. Megawati juga berharap ketika tiba saatnya insan Lemhannas RI menjadi pemimpin, para insan tersebut telah memiliki pemahaman yang sama terkait dengan sendi-sendi kehidupan bernegara.

“Bung Karno menempatkan Lemhannas sebagai kawah candradimukanya calon pemimpin dan sebagai think-tank para pemikir dan pejuang, yang berpijak dari posisi Indonesia yang secara strategis, secara geopolitik,” ujar Megawati. Melalui Lemhannas RI, Bung Karno ingin membentuk 100% patriot bangsa, nasionalis sejati, unggul dalam pemahaman geopolitik untuk kedaulatan bangsa, dan menjadi fondasi institusional atas kepeloporan Indonesia mempercepat terwujudnya cita-cita kemerdekaan.

“Semoga dengan diresmikannya patung Bung Karno hari ini, kita semua, khususnya Lemhannas, dapat mengemban tugas menjabarkan konsepsi Trisakti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” kata Megawati.

Dalam peresmian tersebut turut hadir Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Dr. (H.C.) Puan Maharani, S.Sos. dan Ir. Hasto Kristiyanto, M.M. Monumen Bung Karno yang diresmikan mengacu pada monumen Bung Karno di Museum Blitar. Ukuran monumen Bung Karno tersebut dibuat lebih besar yang mencapai 4 meter dengan berbahan logam campuran yang terdiri dari tembaga, kuningan, timah, dan seng sari. Berwarna perunggu kimia bakar, monumen tersebut memiliki berat kurang lebih dua ton yang dibuat dengan teknik karakter monumental oleh seorang seniman dari Yogyakarta bernama Dunadi. Dudukan monumen Bung Karno tersebut memiliki makna mendalam, yakni segi empat dan segi lima bermakna tahun kemerdekaan, segi delapan bermakna bulan kemerdekaan, dan segi dudukan monumen berjumlah tujuh belas yang bermakna tanggal kemerdekaan.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749