Luhut Binsar Panjaitan: Modal Sosial Bantu Percepat Indonesia Keluar dari Pandemi

Press Release

Nomor  : PR/15/VIII/202I

Tanggal : 25 Agustus 2021

Lemhannas RI, Jakarta- Modal sosial Indonesia menempati posisi negara kelima terbaik dunia yang memiliki modal sosial. Empat negara teratas adalah Norwegia, Denmark, Irlandia, dan Polandia. “Jadi kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia, sebab modal sosial ini yang bantu percepat Indonesia dibanding negara lainnya keluar dari Pandemi,” kata  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman  dan Investasi Bapak Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. Rabu (24/8).

Luhut melanjutkan modal sosial Indonesia termasuk tertinggi di dunia. Masyarkat saling membantu selama pademi Covid-19. “Studi kasus di Amerika Serikat menunjukkan daerah dengan modal sosial tertinggi akan memiliki jumlah kasus yang rendah,” lanjut Luhut. Hal ini disampaikan Luhut Binsar saat menjadi narasumber pada Seminar Nasional PPRA 62 Lemhannas RI yang mengangkat tema “Modal Sosial dan Budaya: Menggali Kekuatan Sosial Budaya untuk Mendorong Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional” secara daring.

Mantan dubes RI untuk Singapura itu juga melanjutkan ada korelasi positif antara menurunnya kasus covid dengan pemulihan ekonomi. “Saya ingin melihat pemulihan ekonomi yang lebih cepat, pemulihan ekonomi membaik. Begitu covid naik, daya beli masyarakat menguat. Hal yang sama terjadi di Thailand. Ini hal yang perlu diwaspadai, kata Luhut.  Dalam kesempatan itu ia juga menyebutkan kasus Indonesia konfirmasi turun 66,33 persen, jawa bali turun jadi 75 persen. “Kami berharap dua minggu ke depan jauh lebih baik,” kata Luhut.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut menyampaikan bahwa terdapat 3 hal yang diuji dalam pandemi Covid-19, yaitu kapasitas sistem kesehatan, modal sosial masyarakat, dan kualitas tata laksana pemerintahan. “Mekanisme kerja itu menjadi kemudian tersendat manakala keadaan krisis seperti ini,” kata Luhut. Pada awal pandemi, Indonesia masih sangat rentan dalam kapasitas sistem kesehatan karena hampir 90% obat-obatan masih diimpor. Oleh karena itu, pemerintah melakukan perbaikan besar-besaran dan diharapkan dalam 1 sampai 2 tahun kedepan akan terjadi perubahan dalam sistem kesehatan.

Lebih lanjut Luhit menyampaikan meski perubahan pandemi Covid 19 di Indonesia, Jawa, Bali memberikan perbaikan yang signifikan tapi harus tetap perlu berhati-hati. Oleh karena itu, pembukaan dilakukan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Butuh langkah intervensi kebijakan yang lebih agresif untuk memitigasi peningkatan mobilitas melalui strategi pengendalian pandemi, yakni peningkatan kepatuhan menggunakan masker, penguatan 3T, dan akselerasi vaksinasi.

“Modal sosial masyarakat dan kualitas tata laksana pemerintahan berperan besar dalam keberhasilan pengendalian pandemi,” tutur Luhut. Keberhasilan penanganan pandemi tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri, tetapi dengan melibatkan berbagai elemen bangsa. Kemudian meski sudah baik, tetapi pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa masih adaa kekurangan dalam hal modal sosial dan kualitas tata laksanakan pemerintah. Dihadapkan pada tantangan yang lebih besar ke depan, harus ada perbaikan pada modal sosial dan kualitas tata laksanakan pemerintahan menuju Indonesia yang lebih baik lagi. “Lemhannas memiliki peran penting untuk menyiapkan kader bangsa yang profesional, berkarakter, dan memiliki wawasan kebangsaan. Lemhannas harus mainkan peran ini,” tegas Luhut.

Pandemi Covid-19 juga menjadi masalah global  berdampak pada berbagai aspek kehidupan serta politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, pertahanan dan keamanan. Seluruh negara berupaya keras untuk mencari solusi pencegahan dan penyembuhannya. Dampak yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan juga harus segera ditangani dengan baik. Sejalan dengan itu, modal sosial dan budaya yang ada di masyarakat, diperlukan untuk membangun kekuatan kolektif melawan pandemi dan agar dapat membantu menciptakan pemulihan aktivitas sosial ekonomi yang dapat dilakukan secara optimal. 

Seminar Nasional ini dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, juga menghadirkan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. sebagai keynote speaker. Selain itu,  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Ketua Komisi X DPR RI H. Syariful Huda sebagai narasumber. Guru Besar Ekonomi SDA dan Lingkungan IPB Prof. Dr. Akhmad Fauzi, M.Sc., Ketua HIPPI Dr. Suryani Motik, Duta Besar RI untuk Belanda Bapak Mayerfas, CEO Platform Digital TANIHub Pamitra Wineka sebagai pembahas.  Unit Head Herbal Marthaa Tilaar Group Prof. Dr. Ir. Bernard T. Widjaja, M.M., CSCA, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc., Rektor AMIKOM Yogyakarta Prof. Dr. M. Suyanto, M.M sebagai Penanggap.

Seminar nasional ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Wieko Syofyan, Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Sugeng Santoso, S.I.P., dan perwakilan pejabat Lemhannas RI dan undangan dari kementerian/lembaga secara daring.

Biro Humas Lemhannas RI

Jalan Medan Merdeka Selatan 10, Jakarta 10110

Telp. 021-3832108/09

http://www.lemhannas.go.id

Instagram : @lemhannas_ri

Facebook : lembagaketahanannasionalri

Twitter : @LemhannasRI



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749