Lemhannas RI menyelenggarakan Seminar Nasional “Lanskap Strategis Asia Tenggara di Era Geopolitik 5.0” pada Rabu (15/11) di Flores Ballroom, Hotel Borobudur. Seminar ini merupakan rangkaian terakhir dari enam seminar yang diselenggarakan oleh Kedeputian Bidang Pengkajian Strategik Lemhannas RI pada tahun 2023.
Penyelenggaraan seminar nasional tersebut dilakukan dalam rangka mengelaborasi peran dan posisi Asia Tenggara dalam konteks global dan perspektif negara di era Geopolitik 5.0. “Saya berharap seminar ini dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran yang konstruktif dan komprehensif tentang peran dan posisi Asia Tenggara dalam Geopolitik 5.0,” kata Deputi Pengkajian Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. saat membacakan laporannya.
Seminar tersebut merupakan forum dialog dan diskusi bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi informasi dan pengalaman, serta bertukar pandangan tentang isu-isu strategis di kawasan Asia Tenggara. “Asia Tenggara telah menjadi bagian dari kompetisi pengaruh negara adidaya sejak abad ke-15,” kata Plt. Gubernur Lemhannas RI Laksdya TNI Maman Firmansyah.
Dewasa kini, Asia Tenggara turut berperan penting dalam era geopolitik 5.0 sebagai salah satu kawasan yang strategis dan penghubung rantai pasok global. Oleh karena itu, Lemhannas RI memandang penting untuk mendiskusikan kondisi geopolitik Asia Tenggara dengan membahas peran dan posisi Asia Tenggara dalam konteks global serta mendiskusikan mengenai perspektif negara sahabat terhadap kawasan ini dalam geopolitik 5.0. “Saya berharap kita dapat berbagi pengetahuan dan pemikiran yang konstruktif tentang isu lanskap strategis Asia Tenggara dalam era geopolitik 5.0,” pungkas Maman Firmansyah.
Turut hadir dalam seminar tersebut, yakni Konselor Politik, Kedutaan Besar Amerika Serikat Mr. Kyle A. Richardson; Pakar Offset dan Pertahanan, Dosen Universitas Bina Nusantara Curie Maharani Savitri, Ph.D.; Wakil Duta Besar, Kedutaan Besar India Mr. Basir Ahmed; Perwakilan Kementerian Perekonomian dan Pembangunan, Kedutaan Besar Jepang Mr. Ueda Hajime; dan Dosen Senior Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia Moch Faisal Karim, Ph.D. (NA/BIA)