Peluang Menjadi Pahlawan Terbuka Bagi Siapa Pun

“Tidak ada pahlawan yang direncanakan,” kata Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo saat membuka Webinar Refleksi Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh Alumni Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsan (Taplai) Angkatan II Tahun 2020, Jumat (13/11).

Pada kesempatan tersebut Agus menyampaikan bahwa gelar pahlawan diberikan setelah darmabakti konkret seseorang yang melebihi panggilan tugas dan menunjukkan karakter yang kuat untuk tujuan kepentingan umum. “Pahlawan adalah manusia yang memiliki tujuan yang dijaga secara konsisten dalam karakter yang membangun energi positif di dalam kehidupan bersama,” tutur Agus.

Pahlawan di masa lalu dan di masa kini dirasa sudah sangat berbeda. Perjuangan pahlawan di masa lalu lebih fokus pada aspek fisik, karena saat itu memang merupakan kebutuhan untuk berjuang secara fisik. Dalam konteks era global, peluang untuk menjadi pahlawan terbuka bagi siapa pun dengan bercermin dan mengambil pelajaran serta inti sari dari sikap kepahlawanan yang sudah ditunjukkan oleh para pahlawan bangsa dengan membuktikan mampu menjadikan negara Indonesia merdeka dan membentuk negara berdasarkan Pancasila.

Dalam kesempatan tersebut, Agus menyampaikan bahwa semangat memperingati hari kemerdekaan di masa kini memberikan dua fokus orientasi, yakni ke masa lalu dan ke masa depan. Ke masa lalu dapat mempelajari hal-hal yang dapat diambil dari teladan yang diberikan oleh para pahlawan yang telah berjuang. Selanjutnya, ke masa depan harus menyadari bahwa peluang untuk menjadi pahlawan selalu terbuka bagi siapa pun dalam konteks apa pun dan tidak harus dalam bentuk secara klasikal seperti pahlawan-pahlawan di masa lalu.

Agus menegaskan bahwa menjadi pahlawan di masa lalu dan di masa depan akan memiliki konteks yang berbeda seiring dengan berubahnya prasyarat yang mengikuti zaman. Menjadi pahlawan adalah melaksanakan darmabakti dengan melebihi panggilan tugas, yakni tugas di masa lalu yang adalah merebut kemerdekaan, dan berbeda dengan tugas masa kini, yaitu menjadi pemenang di era globalisasi. Sebuah bangsa dapat menjadi pemenang dalam era globalisasi ketika berhasil membangun daya saing. Upaya membangun daya saing tersebut harus diawali dengan evaluasi mengenai kekurangan dan sisi lemah yang harus diperbaiki serta membina sisi kuat yang dimiliki agar lebih efektif sehingga dapat digunakan juga untuk membangun kerja sama dan perdamaian antarbangsa di dunia.

Dengan demikian era globalisasi membuka peluang bagi setiap warga untuk dapat memberikan darmabakti yang efektif bagi perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam era ini. Bahkan hal tersebut dapat menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila juga valid untuk dijadikan dasar bagi pembangunan masyarakat global yang terdiri dari elemen-elemen antarbangsa dengan karakteristik kebhinekaan.

Tidak lupa Agus juga menyampaikan bahwa gelar pahlawan akan diberikan oleh publik dan oleh sejarah kepada yang pantas menyandangnya. “Janganlah bekerja bertujuan untuk jadi pahlawan, bekerjalah dengan sepenuh hati, sebaik-baiknya untuk memberikan darmabakti dengan memenuhi panggilan tugas,” kata Agus.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749