Luhut Binsar Pandjaitan Berikan Kuliah Umum di Lemhannas RI

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jenderan TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kuliah umum kepada Peserta PPRA LIX, PPSA XX, dan seluruh anggota Lemhannas RI di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Pancagatra lantai III, Lemhannas RI (12/4).

Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam sambutannya mengatakan bahwa kesempatan kuliah umum ini hendaknya dijadikan sebagai tempat untuk melakukan “kroscek” mengenai data yang nanti akan ditampilkan oleh pemapar. “Di akhir paparan nanti, jangan sungkan untuk bertanya. Jika terdapat perbedaan informasi dengan data yang ditampilkan coba ditanyakan sehingga kita mendapat klarifikasi mengenai informasi atau data tersebut,” ujar Agus Widjojo.

Sementar itu Luhut di awal paparannya mengatakan bahwa saat ini, rivalitas antara Amerika Serikat dengan Tiongkok sedang menyebabkan ketidakstabilan dalam ekonomi dunia. Luhut menyampaikan bahwa berdasarkan data IMF, pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami penurunan hingga 3,7 persen dan hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi Indonesia.

Dalam 18 tahun terakhir, Tiongkok mengalami peningkatan dalam bidang ekonomi yang sangat signifikan. Indonesia, di satu sisi, jelas Luhut, juga mengalami pertumbuhan ekonomi hingga mencapai peringkat 15 besar berdasarkan IMF. Di tengah-tengah ketidakstabilan ekonomi tersebut, Luhut mengungkapkan bahwa dunia tetap melihat Indonesia sebagai sebuah leader diantara negara-negara berkembang.

Luhut juga memaparkan bahwa berdasarkan data Standard Chrartered, Indonesia diprediksi akan menjadi rising star di tahun 2030 mendatang. “Hal tersebut lebih cepat dari yang kita duga, dengan GDP sebesar 10 triliun USD dengan asumsi 6 persen dari GDP kita,” Jelas Luhut.

Kembali kepada pertumbuhan ekonomi Tiongkok, Luhut menyebutkan bahwa anggaran belanja Tiongkok terus meningkat hingga sekitar 118 persen. Tiongkok saat ini juga terus mulai menguasai bidang teknologi dengan meluncurkan 5G. Indonesia, jelas Luhut, haruslah mulai mamasuki era digitalisasi.

Berkaitan dengan Trade War antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Luhut menilai bahwa Trade War atau perang dagang tidak hanya tentang Trade Defisit, namun juga terkait dengan teknologi. “ada dua hal yang membuat perang dagang menjadi hal penting,” jelas Luhut.

Posisi Indonesia diantara perang dagang tersebut adalah netral. “Indonesia adalah sebuah negara yang terlalu besar untuk memihak pada salah satu kubu. Tidak. Kita cukup mandiri untuk jadi negara sendiri. Jadi tidak akan ada yang bisa mendikte Indonesia,” pungkas Luhut.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749