Lemhannas RI Adakan Peringatan Isra Mi’raj

Bertempat di Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI mengadakan Peringatan Isra Mi’raj dengan menghadirkan Ustad Wijayanto sebagai Penceramah, Senin (15/4). Peringatan Isra Mi’raj tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran Lemhannas RI dan dibuka oleh Deputi Bidang Pendidikan Tingkat Nasional Lemhannas RI Mayjen TNI Karsiyanto yang mewakili Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo.

Karsiyanto dalam membacakan sambutan Gubernur Lemhannas RI menyampaikan bahwa Isra Miraj merupakan peristiwa penting bagi umat islam karena pada peristiwa tersebut, umat Islam melalui Nabi Muhammad SAW mendapat perintah oleh Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.

Tema “Meneguhkan Semangat Moderasi Beragama dalam Kebangsaan” yang diangkat peringatan Isra Mi’raj hari ini, jelas Karsiyanto, dirasa sangat penting karena mengandung makna untuk menjadikan persitiwa Isra Mi’raj sebagai hikmah dalam kehidupan manusia sebagai mahluk dengan pencipta-Nya serta juga dalam kehidupan bermasyarakat.

Sementara itu, Ustad Wijayanto yang hadir sebagai penceramah mengatakan bahwa acara Peringatan Isra Mi’raj bukanlah Bid’ah karena merupakan tempat untuk menjalin silaturahmi dan juga menjadi sarana untuk berdakwah. “Acara ini merupakan silaturahmi yang sangat luar biasa, dan ada taklim nya juga,” jelas Ustad Wijayanto.

Selain itu, Ustad Wijayanto menyampaikan bahwa peringatan Isra Mi’raj ini juga dimaksudkan untuk terus mengingat Tuhan agar hidup menjadi berkah. Keberkahan, jelas Ustad Wijayanto, akan memberikan ketenangan dalam kehidupan berkeluarga, sosial, dan juga kehidupan berbangsa. “Ketenangan Itulah yang disebut keberkahan. Isra dan Mi’raj mengundang keberkahan. Salah satu keberkahan dari Mi’raj itu adalah ketika orang mengerjakan salat,” jelas Ustad Wijayanto.

Ustad Wijayanto menambahkan bahwa Isra dan Mi’raj tidak dapat dipisahkan. Isra, jelas Ustad Wijayanto, merupakan perjalanan mendatar sedangkan Mi’raj merupakan perjalanan vertikal. “Isra merupakan perjalanan mendatar sedangkan Mi’raj merupakan perjalanan vertikal. Habluminnas dan Habluminallah,” terang Ustad Wijayanto.

Mi’raj, lanjut Ustad Wijayanto, tidak diterima jika Isra belum dilaksanakan. “Mi’raj tidak diterima jika Isra belum dilaksanakan. Seperti orang yang salat tapi salatnya tidak diterima karena belum melaksanakan zakat,” jelas ustad Wijayanto.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749