Labkurtannas Diskusikan Validasi Pengukuran Ketahanan Nasional

Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional (Labkurtannas) Lemhannas RI menyelenggarakan intellectual exercise untuk bertukar pikiran dan pengalaman tentang validasi pengukuran indeks ketahanan nasional, Selasa (16/4), di Ruang Kreshna Lt. IV Gd. Asta Gatra. Lembaga Kemitraan dengan pengalamannya mengukur tata kelola pemerintah Indonesia diundang sebagai partner diskusi dalam kegiatan ini.

Dalam sambutannya sebelum diskusi, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan kegiatan diskusi ini bertujuan untuk berbagai pengalaman. “Mencari tahu dengan berbagi pengalaman antar disiplin, antar kelompok atau lembaga yang pernah melakukan sebuah usaha yang mirip. Bagaimana caranya mengukur fenomena dari kondisi riil,” ungkapnya.

Pengukuran indeks ketahanan nasional berawal dari gagasan untuk mengukur kondisi ketahanan nasional yang merujuk pada definisi resiliency (ketahanan). “Ketahanan atau resiliency adalah ability of an organization to anticipate, prepare for, response, and adapt incremental change and sudden disruption in order to survive and prosper. Kita mencari apa yang membuat kita bisa beradaptasi, responsif. Dan untk mengetahui kondisi ketahanan nasional dibutuhkan instrumen diagnostic, sehingga terciptalah sistem pengukuran ketahanan nasional,” jelas Prof. Dr. Dadan Umar Daihani, D.E.A., Tenaga Profesional Bidang SKA dan Tannas Lemhannas RI mewakili Labkurtannas.

Sistem pengukuran ketahanan nasional dengan model instrumen diagnostic ini menggunakan pendekatan enjinering dan sosial. “Ukuran-ukuran yang kita buat bagaimana sebetulnya mencerminkan definisi ketahanan. Kita membuat model yang responsif, komprehensif, lengkap, dan sistem yang mudah digunakan, tapi berkembang. Jika ada perubahan, analisisnya bisa diperdalam,” papar Dadan.

Kemitraan yang diwakili oleh Direktur Eksekutif Kemitraan, Monica Tanuhandaru memaparkan, kemitraan telah melakukan beberapa pengukuran berskala nasional diantaranya Indonesia governance index /IGI (indeks tata kelola pemerintahan), police governance index (indeks tata kelola kepolisian), dan climate change governance assessment. “IGI, sebagai salah satu produk kemitraan yang mengambil data dari provinsi dan kabupaten/kota. Indeks ini menggambarkan kondisi sebuah variabel, bersifat deskriptif dan menampilkan sketsa variabel. Indeks bukan studi etnografi, dan bukan sekedar polling/survey,” jelas Monica.

Menanggapi proses pengukuran indeks ketahanan nasional, Monica menilai yang dilakukan Labkurtannas cukup baik dan indikatornya banyak. “Pengukuran labkurtannas bisa dibuat untuk menjelaskan kepada mereka apa saja yang bisa diperbaiki di kelembagaan, prosedur, di dalam peraturan atau hubungan kerja”, ujarnya. Lenny Hidayat dari Kemitraan menambahkan, karakteristik indikator yang dipakai Labkurtannas yang sebagian besar masih berdimensi input, perlu menggunakan proses, output, dan outcome pada indikator seperti yang ada di gatra ekonomi, untuk diterapkan di gatra lain.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749