Beri Ceramah kepada PPRA 66, Kepala ANRI Harapkan Peserta Menjadi Pancasilais Sejati

“Bicara arsip, bicara sejarah, itu kita tidak semata-mata bicara masa lalu, karena masa lalu itu sebetulnya refleksi dari apa kehidupan kita saat ini dan untuk sebagai modal untuk merancang masa depan kita kedepan,” kata Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Drs. Imam Gunarto, M.Hum yang berkesempatan memberikan ceramah kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 66 bertempat di Ruang NKRI, pada Senin (4/3). Materi yang diangkat dalam ceramah tersebut berjudul “Sejarah Pancasila Berdasarkan Arsip Sebagai Sumber Primer dan Autentik”.

Imam Gunarto menyampaikan, membuat bangsa yang semakin maju dari arsip sejarah merupakan tantangan kita bersama. Kearsipan nasional menjadi penting karena adanya tiga kebutuhan. Pertama adalah kebutuhan praktis sebagai administrasi dan manajemen, juga arsip berfungsi untuk percepatan reformasi birokrasi. Kedua adalah kebutuhan kesinambungan ilmu pengetahuan dan yang ketiga adalah kebutuhan pemajuan kebudayaan dan peradaban. Perlu disadari bahwa pelestarian dan pemanfaatan arsip sebagai sumber primer sejarah yang autentik merupakan referensi yang mempersatukan perdebatan dalam batas yang rasional dan akademik.

Imam Gunarto juga menggambarkan kondisi saat ini, Pancasila sebagai bintang penuntun meredup, idealisme luntur, egosentris meningkat, masyarakat apatis yang mengakibatkan ketahanan nasional melemah. Sejalan dengan hal tersebut, Imam Gunarto menyampaikan fungsi ideal dari lima sila, yakni titik tumpu yang mendasari ideologi dan norma negara, lalu titik temu yang mempersatukan keragaman dan titik tuju orientasi masa depan negara dan bangsa.

Adapun empat tahapan sejarah Pancasila, yaitu tahap perintisan dan penggalian pada masa kerajaan, penjajahan, dan pergerakan nasional, lalu tahap perumusan pada masa Jepang dan sidang BPUPKI, kemudian tahap pengesahan saat proklamasi kemerdekaan dan sidang PPKI, serta tahap ujian (secara konstitusional maupun gerakan fisik) dan penguatan (dalam negeri dan diplomasi internasional).

Saat ditemui setelah memberikan ceramah kepada peserta PPRA 66, Imam Gunarto menyampaikan harapannya terhadap para peserta PPRA 66 agar dapat menjadi suatu agent untuk mengajarkan pancasila dalam lingkungannya ke dalam wilayahnya berdasarkan sumber-sumber yang benar. Imam Gunarto juga menegaskan para calon pimpinan nasional harus memahami sejarah Pancasila secara mendalam sehingga betul-betul bisa masuk ke dalam dirinya sendiri dan bisa menyebarkan ke orang lain. “Saya berharap nanti seluruh peserta Lemhannas ini menjadi pimpinan nasional yang pancasilais sejati,” pungkasnya. (SP/CHP)



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749