Strategi 3G Kemenparekraf: Gercep, Geber, dan Gaspol

“Ekonomi kreatif harus terus bergerak,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. Hal tersebut disampaikan saat Menparekraf RI menjadi narasumber pada Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 63 dengan topik “Efektivitas Kebijakan Publik Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Nasional” pada Senin, 12 April 2022.

Menurut Menparekraf RI, salah satu portfolio pembangunan yang sangat penting untuk pembangunan Indonesia ke depan adalah ekonomi kreatif. Terkait hal tersebut, ada dua portfolio di Kemenparekraf RI, yakni Pariwisata dengan 13 subsektor dan Ekonomi Kreatif dengan 17 subsektor. Sekitar 14 juta masyarakat Indonesia menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan sekitar 20 juta masyarakat Indonesia menggantungkan hidup pada sektor ekonomi kreatif. “Oleh karena itu, efektivitas kebijakan publik di sektor ekonomi kreatif dalam peningkatan ekonomi nasional sangat penting,” ujar Menparekraf RI.

Lebih lanjut, Menparekraf RI menyampaikan bahwa ekonomi kreatif kembali tumbuh lebih cepat dari tren pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sumber pertumbuhan ekonomi kreatif adalah kekayaan intelektual, teknologi kreatif, dan rantai pasok kreatif. Sejalan dengan hal tersebut, implikasi kebijakannya mencakup pembangunan daerah, pengembangan talenta, dan daya saing global. “Arah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif dalam RPJMN 2020-2024 adalah nilai tambah, perluasan populasi pelaku usaha digital, serta penguatan ekonomi kreatif dan digital,” kata Menparekraf RI menjelaskan.

Pada kesempatan tersebut, Menparekraf RI juga menjelaskan strategi Kemenparekraf, yaitu Strategi 3G. Pertama, Gercep atau Gerak Cepat. Di tengah pandemi selama dua tahun banyak hal yang tertinggal oleh karena itu harus Gerak Cepat. Kedua Geber, yakni Gerak Bersama. Gerak Cepat saja tidak cukup, dibutuhkan Gerak Bersama dengan merangkul semua pihak. Ketiga, Gaspol yaitu Garap Semua Potensi Lapangan Usaha. Semua potensi lapangan harus digarap, mulai dari program desa wisata, kata kreatif, apresiasi kreasi Indonesia, dan santri digital preneurship.

Menparekraf juga menjelaskan Platform Kerja Kemenparekraf 2022 terdiri dari Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi. Inovasi salah satunya melalui big data dan Aplikasi Peduli Lindungi. Adaptasi melalui implementasi CHSE untuk produk, usaha, dan destinasi wisata, vaksinasi bagi tenaga kerja Parekraf, dan transformasi digital. Kolaborasi melalui kerja sama dengan semua pihak untuk memulihkan sektor Pariwisata dan Industri Kreatif seperti Travel Corridor Arrangement, Private Sector Partnerships, dan Community-Based Development. Diharapkan seluruh program-program Kemenparekraf akan 3T, yakni Tepat Sasaran, Tepat Waktu, dan Tepat Manfaat.

Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto yang menyempatkan hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Menparekraf RI yang telah berkenan hadir memberikan materi ditengah kesibukannya. Menurut Gubernur, hal tersebut merupakan wujud nyata dari kepemimpinan strategi. “Kepemimpinan strategis bukan hanya duduk di kantor, tapi langsung mengecek ke lapangan supaya bisa langsung memahami bagaimana dinamika data dan bagaimana melakukan interaksi dengan pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata. Terima kasih atas kesediaannya hadir memberikan paparan strategis kepada kami di Lemhannas RI,” kata Gubernur Lemhannas RI. (NA/CHP)

 



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749