Perlindungan Remaja di Usia Pubertas, Menjadi Bahasan Utama Pertemuan Rutin Perista

Persatuan Istri Anggota Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Perista Lemhannas RI) menyelenggarakan Pertemuan Pengurus Perista, Anggota Perista, dan Karyawati Lemhannas RI pada Selasa, 15 Maret 2022. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan bertempat di Ruang Dwi Warna Purwa Lemhannas RI.

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Melindungi Remaja dari Usia Pubertas dan Mendidik Anak Sesuai Mesin Kecerdasan serta Karakter” dengan menghadirkan narasumber Trainer dan Founder SMPS Life Changing Institute Reni Murni, CMHA, CBA, CHt, CT.NLP.

Plt. Ketua Perista Lemhannas RI Lisa Wieko Syofyan dalam sambutannya menyampaikan bahwa adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih, membuat orang tua terkadang kewalahan dan khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Oleh karena itu, narasumber yang dihadirkan dan tema yang diangkat dirasa sangat tepat dan dibutuhkan. “Dengan tema yang kita ambil pada saat ini, saya berharap akan sangat bermanfaat bagi kita seluruh orang tua dan keluarga besar Lemhannas RI,” kata Plt. Perista Lemhannas RI.

“Usia pubertas tidak boleh dihakimi, tugas orang tua mensupport,” kata Trainer dan Founder SMPS Life Changing Institute Reni Murni, CMHA, CBA, CHt, CT.NLP. Narasumber menyampaikan bahwa orang tua juga harus menempatkan diri untuk memberikan solusi dan bukan sebaliknya malah menghakimi anak. Menurut narasumber, saat berbicara dengan anak, orang tua harus menyamakan frekuensi dan menyejajarkan diri.

“Rumah harusnya tempat mereka (remaja) bersandar,” ujar narasumber. Oleh karena itu, narasumber menekankan bahwa yang paling penting adalah anak-anak harus merasakan kasih sayang orang tua. Lebih lanjut, narasumber menyampaikan bahwa hasil riset menunjukkan 90% orang tua sengaja bersikap dan mengucapkan kalimat yang membuat hati anak terluka dengan alasan berharap agar anak tumbuh sebagai pribadi yang kuat dan mandiri, padahal keras dan tegas merupakan dua hal yang berbeda.

Narasumber juga menekankan bahwa setiap orang tua harus menghindari kekerasan. “Kunci utama dalam mendidik anak adalah menghindari kekerasan,” ujar narasumber. Pada kesempatan tersebut, narasumber menyampaikan anak harus dilindungi setidaknya dari empat jenis kekerasan. Pertama, verbal abuse yaitu kekerasan melalui kata-kata seperti kata-kata kasar dan nada bicara yang kasar. Kedua, emotional abuse yakni kekerasan emosi dimana emosi anak disepelekan dan tidak dihargai. Ketiga, physical abuse atau kekerasan fisik seperti memukul, menampar, dan menendang anak. Keempat, sexual abuse yaitu kekerasan seksual.

Lebih lanjut, narasumber menyampaikan bahwa dari fase anak-anak ke fase pubertas akan ada beberapa perubahan pada jiwa anak. Pertama, emosi tidak stabil dimana anak lebih mudah tersinggung, marah, dan menyendiri. Kedua, rasa ingin tahu anak akan semakin besar sehingga banyak bertanya dan ingin diperhatikan. Terkait hal tersebut, sejalan dengan kemajuan zaman, maka narasumber mengimbau agar para orang tua membekali anak cara yang tepat dalam memilah informasi agar anak-anak tidak terjerumus dalam informasi yang tidak seharusnya.

Ketiga, anak akan mulai mencari jati diri dimana semakin suka berekspresi. Dalam hal ini, jika orang tua tidak memahami cara kerja berpikir anak maka akan mengakibatkan seringnya perbedaan pendapat dan perselisihan. Keempat, anak akan mulai tertarik dengan lawan jenis dan perasaan mudah berubah. Oleh karena itu, orang tua harus menyampaikan kepada anak batasan-batasan yang diperbolehkan dan pengertian agar anak tidak melanggar batas. Kelima, anak semakin tidak ingin bergantung dengan orang tua dan ingin menunjukan “aku juga bisa” serta ingin diakui sudah dewasa.

Pada kesempatan tersebut, narasumber juga menyampaikan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memahami anak adalah dengan mengetahui mesin kecerdasan serta karakter anak. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan melalui tes kepribadian, karakter, dan kecerdasan seperti melalui Tes Multiple Intelligences, DISC Klasifikasi Kepribadian, MBTI 16 Personality Types, Graphology and Handwriting Analysis, dan Mesin Kecerdasan STIFIn.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749