Agum Gumelar: Alumni Lemhannas RI Harus Mengawal Perjalanan Bangsa Menuju Tujuan Nasional

Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (IKAL) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar memberikan ceramah kepada peserta PPSA 23, Senin (4/10). Pada kesempatan tersebut, Agum mengingatkan seluruh peserta PPSA 23 bahwa setelah selesai mengikuti pendidikan di Lemhannas RI akan kembali bertugas, baik menjadi pimpinan maupun staf. Agum menegaskan bahwa setelah mengikuti pendidikan, saat menjadi pimpinan, peserta PPSA 23 harus menjadi pimpinan yang bijak, tidak egois, dan peduli kepada staf. Sejalan dengan hal tersebut, saat menjadi staf, peserta PPSA 23 harus menjadi staf yang baik dengan memiliki tekad yang kuat, tidak membiarkan pimpinan salah, dan berani menyampaikan pandangan.

Melihat situasi era terkini, Agum juga menyampaikan kepada peserta PPSA 23 bahwa situasi kini amat bebas dan harus diiringi dengan kepandaian dalam mengatur sehingga situasi yang amat bebas tidak berkembang menjadi ancaman. “Menghadapi kebebasan yang teramat bebas ini, kita harus pandai memanage. Jangan pernah kita membiarkan kebebasan itu berkembang menjadi suatu yang liar. Karena kalau kita biarkan berkembang menjadi suatu yang liar, pada gilirannya akan menjadi ancaman terhadap kelangsungan kehidupan bangsa,” kata Agum.

“Saya ingin semua Alumni Lemhannas RI punya tingkat kedewasaan dalam bersikap,” ujar Agum lebih lanjut. Menurut Agum, tingkat kedewasan dalam bersikap dibutuhkan dalam menghadapi situasi saat ini. Seluruh masalah bangsa yang berpotensi perpecahan seperti saat tahun 2019 telah selesai dan menjadi masa lalu. “Ke depan saya minta di mana pun berada, kita harus bisa menjadi garda paling depan untuk menciptakan kembali persatuan, merajut kembali persatuan,” tutur Agum. Lebih lanjut Agum menegaskan bahwa salah satu misi IKAL ke depannya adalah merajut kembali persatuan.

Selain itu, seluruh jajaran IKAL memiliki tugas lainnya, yakni mengawal perjalanan bangsa menuju tujuan nasional. “Kita harus bisa mengawal perjalanan bangsa ini menuju tujuan nasional, cita-cita nasional. Tugas kita mengawal bangsa ini,” ujar Agum. Lebih lanjut Agum menyampaikan bahwa salah satu bagian dalam mengawal perjalanan bangsa menuju tujuan nasional adalah melalui mengawal perjalanan pemerintahan terpilih. Namun, Agum menegaskan dalam mengawal perjalanan bangsa jangan diartikan harus selalu berada dalam lingkaran kekuasaan. Oleh karena itu, seluruh jajaran IKAL harus memiliki kedewasaan untuk mengerti bahwa mengkritisi dan bersikap oposisi juga merupakan bentuk mengawal bangsa selama dilakukan dengan elegan, etika, dan norma.

“Bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar, kalau kita melakukan pembangunan di semua aspek kehidupan,” kata Agum. Lebih lanjut Agum menyampaikan bahwa ada tiga syarat untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Pertama, adanya jiwa semangat nasionalisme, yakni dengan rasa cinta tanah air dan bangga terhadap bangsa, rasa ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa, mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, serta rela berkorban untuk bangsa. Kedua, sumber daya manusia yang berkualitas dan kemampuan adaptasi terhadap perkembangan. Hal tersebut dilatarbelakangi karena dunia sudah diwarnai dengan persaingan dan teknologi yang begitu pesat, maka harus diciptakan daya saing maka kuncinya terletak pada sumber daya manusia. Ketiga, sikap disiplin karena satu proses pembangunan hanya akan berhasil ketika pembangunan tersebut dilaksanakan ditengah masyarakat yang disiplin. “Nasionalisme, SDM berdaya saing, dan disiplin. Di mana pun peserta bertugas, harus bisa menciptakan semangat nasionalisme, lingkungan yang berdaya saing, dan kebiasaan disiplin,” kata Agum.



Hak cipta © 2024 Lembaga Ketahanan Nasional RI. Semua Hak Dilindungi.
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
Telp. (021) 3451926 Fax. (021) 3847749